1. My sweet ex🐣

71.8K 2.3K 7
                                    

Haii!!
My sweet Ex di publish ulang!🎉
Ada banyak alur baru loh hehe:v
Kalian tim baca ulang atau pembaca baru?
Yaudahlah gtu aja, gatqu lagii.

Vote and komen yaa guys!!

***

Happy reading!!

________

“Avinn ih rambut aku jangan di acak-acak.” Ucap gadis itu sebal. Gadis pendek berbadan mungil yang memiliki pipi chubby dengan bulu mata lentik yang menghiasi wajahnya yang bulat, hidung kecil pesek, bibir kecil pink dan jangan lupakan lesung pipi yang menghiasi pipi sebelah kirinya. Gadis itu bernama Ilana putri Maharani.

Sedangkan remaja tampan yang menjadi pelaku yang mengacak-acak rambut Ilana hanya terkekeh gemas. Remaja tampan yang memiliki tubuh tinggi, hidung mancung bak perosotan anak paud, mata tajam, alis tebal, bibir tebal dan jangan lupakan rahang kokohnya yang semakin mempertegas garis wajah tampannya.

Dia Abishaka Malvin Anggara, remaja tampan itu merapikan rambut Ilana yang sedikit acak-acakan akibat ulahnya. “Ayo berangkat, nanti telat.” Ajaknya.

Ilana mengangguk, bertumpu pada bahu lebar Malvin untuk menaiki motor sport yang di gunakan remaja tampan itu.

“Tinggi banget sih motornya, ga like.” Dumel Ilana kesal.

“Bukan motornya yang tinggi, tapi lu yang pendek.” Ejek Malvin.

Ilana memukul bahu Malvin jengkel. “Ga usah ngeledek.” Ucapnya ketus hingga membuat Malvin tertawa kecil.

Malvin melajukan motornya dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan kota Jakarta yang tampak ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Sekitar 13 menit perjalanan, motor sport yang ia tunggangi memasuki gerbang SMA PELITA BAKTI kemudian memarkirkan motornya tepat di samping motor sahabatnya yang berjejer rapi.

“Selamat morning Tuyull.” Sapa seorang remaja laki-laki dengan penampilan sedikit urakan seraya mengedipkan sebelah matanya genit.

“Pagi Aksa, Kinan, Geo.” Ilana balik menyapa dengan riang.

“Masih pagi, ga usah ganjen deh.” Celutuk Malvin sambil merapikan rambut gondrongnya yang sedikit berantakan.

Ilana berjalan mendekat ke arah Aksa, sedikit menjauh dari Malvin yang menatapnya datar. “Apa sih Avin, kamu tuh ga di ajak. Iyakan Sa?”

Aksa mengangguk setuju, lengan besarnya mengalun di bahu kecil Ilana. “Iya dong apa sih yang ngga buat tuyul gua?” Kata Aksa seraya terkekeh kecil.

“Ya elah Sa, liat noh Muka Shaka udah siap tempur.” Celutuk Kinan sambil menunjuk Malvin yang menatap Aksa dengan tajam.

Aksa tertawa pelan melihat tingkah laku Malvin yang cemburu padanya. “Kakanda Abishaka Malvin Anggara, hamba Aksa Pramudya memohon ampunan. Janganlah Kakanda menyerang hamba, sungguh hamba tak ada niat merebut Adinda dari sisi kaka-“ Kalimat Aksa terpotong oleh Malvin yang menarik lengan Ilana menjauh dari Aksa.

“Bacot.” Ucap Malvin ketus.

“Dah ah aku mau ke kelas aja, papayy kadal gurun.” Ilana berlari kecil, meninggal Malvin dan sahabatnya yang masih berdiri di area parkiran sekolah.

“Di katain kadal gurun dong.” Celutuk Kinan Leksmana, salah satu sahabat Malvin yang sifatnya tak jauh berbeda dengan Aksa.

“Lu doang yang ngerasa kadal gurun Kin, gua sama nih curut dua kaga tuh.” Timpal Aksa seraya merangkul bahu tegap Geo yang hanya diam.

Geovano Sky Yunanda, remaja tampan yang sifatnya paling normal selayaknya manusia pada umumnya, sangat berbeda dengan ketiga sahabatnya. Ia terkadang heran kenapa dia mau-mau saja bersahabat dengan manusia sejenis sahabatnya yang jauh dari kata normal.

Abishaka Malvin Anggara sebagai kulkas berjalan, Aksa Pramudya playboy cap kaki badak dan Kinan Leksmana calon-calon Playboy cap kaki kecoak yang tentu saja terpengaruh oleh sifat Aksa.

“Berisik.” Malvin berseru ketus sebelum meninggalkan ketiga sahabatnya.

***

“HAI GESS SELAMAT MORNING, ILANA DATANG DENGAN SEJUTA KENANGAN MAN-“

“MANTAN!!” Teriak teman sekelasnya kompak, membuat ucapan gadis pendek itu terpotong seketika.

Ilana menatap teman-temannya jengkel, bibirnya manyun ke depan. Ia berjalan menuju mejanya yang terletak di baris ketiga dari depan.

“Lana tugasnya udah belum?” Tanya seorang gadis cantik bernama Kanaya Tabitha.

Ilana menggeleng sebagai jawaban, menarik kursi di samping gadis itu. “Belum Aya, ini aja mau nyontek sama Nopi atau ngga Aisyah.”

Aya mendengus, menelungkup-kan kepalanya ke atas meja. “Ck tuh dua bocah lama amat datengnya, keburu Bu Vina dateng ini mah.” Monolog Aya.

Ilana mengeluarkan satu batang cokelat dari dalam tasnya, menarik lengan Aya yang menggantung di sisi meja. “Sabar dong Ayaa, mending kita makan cokelat sinii.”

“Masih pagi, dapet dari mana?”

Ilana memasukkan satu potongan kecil ke dalam mulutnya, mengunyahnya pelan. “Dari Avin.”

Aya mengernyitkan dahinya. “Tumben, biasanya kan lu ga di bolehin makan cokelat.” Kata Aya heran.

“Ooh itu kemarin kita main gunting batu kertas, yang menang boleh minta 1 hadiah yang kalah harus makan makanan yang ga di suka. Untung kemarin gua menang makanya di kasih cokelat, coba kalau kalah pasti di suruh makan sayur, emang gua kambing apa?” Cerocos Ilana panjang lebar.

“Heh kata siapa makan sayur berarti kita kambing? Lanaa kita tuh harus makan sayur biar seh-“

Ilana dengan cepat memasukkan sepotong cokelat kedalam mulut Aya, sebelum gadis itu mengomelinya panjang lebar. “Udah deh Aya masih pagi, nanti aja ngomelnya mending makan cokelat aja sokeyy?”

Aya mengunyah cokelat di mulutnya kesal, matanya menatap Ilana tajam, tangannya terulur hendak menarik rambut sebahu gadis itu.

Ilana dengan cepat mengindar, membuat Aya hanya meraih udara kosong. “Eitss ga kena wlee.” Ledek Ilana.

“Wih ada yang makan cokelat tapi ga bagi-bagi nih Syah.” Celutuk seorang gadis dengan penampilan yang sedikit tomboi, dia Novita Dwi Rania.

Gadis yang di panggil Syah itu mengelus bahu Novi pelan. “Sabar ya Nopi, nanti kita beli juga ga usah kasih tuh dua bocah.” Gadis itu Aisyah Shenina.

“Bacot lu pada, tugasnya udah?” Tanya Aya menghiraukan sindiran kedua sahabatnya.

“Emang ada tugas? Perasaan ga ada deh.” Beo Aisyah.

“Ada tugas Biologi.” Jawab Ilana santai.

Novi terburu-buru menarik kursinya, mengeluarkan buku tugasnya dari dalam tas. “Anjir lupa gua kalau ada tugas, mati kita. Pasti kalian ga ada yang kerjain kan?” Novi memicingkan matanya, menatap sahabatnya yang mengangguk serentak.

Novi tak heran lagi, memang apa yang bisa ia harapkan dari ketiga sahabatnya itu? Tak ada. “Apa liat-liat? Buruan kerjain anjir.”

Aisyah menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Dua menit lagi Bel bunyi.” Ucapnya santai.

Novi menghela nafas lelah, menatap Ilana yang masih menggigit cokelat di tangannya santai. “Ga usah kerjain deh, percuma. Gapapa kali kita sekali-kali di hukum.” Celutuk Ilana tanpa dosa.

“MATAMU SEKALI-KALI!!” Pekik Aya, Novi dan Aisyah serentak membuat Ilana tersedak cokelat.

My sweet Ex (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang