17. My sweet Ex🐣

14.8K 863 1
                                    

Happy reading!!

Malvin mendorong pelan pintu rumahnya, menatap rumahnya yang tampak sepi. Rumahnya gelap, padahal jendela rumahnya banyak dan besar tapi kenapa tetap gelap? Seolah tak ada kehangatan di dalamnya.

"Shaka?"

Malvin menoleh, menatap Lily yang berjalan ke arahnya. Malvin berjalan mendekat, mencium punggung tangan wanita yang melahirkannya. "Assalamualaikum." Ucapnya pelan.

"Waalaikumsalam, kenapa baru pulang?" Tanya wanita paruh baya itu khawatir.

"Gapapa Mah, aku naik." Jawab Malvin sebelum melenggang menaiki satu persatu anak tangga rumahnya.

Malvin melangkah masuk ke dalam kamarnya yang bercat Abu-abu gelap, kamar khas anak laki-laki terpampang jelas di hadapannya. 

Kamarnya tidak berubah, bahkan bajunya yang tergeletak di atas lantai tidak berpindah tempat. Malvin merebahkan tubuhnya tengkurap di atas kasurnya yang berantakan. Melirik sekilas jam analog di meja belajarnya, Pukul 17.00 sebentar lagi Papahnya akan pulang.

Malvin bangun, merapikan kamarnya yang berantakan. Memungut baju-bajunya yang tergeletak sembarangan, merapikan kasurnya, dan menyusun buku-bukunya yang berceceran di atas meja. Setelah selesai, Malvin melenggang memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Malvin keluar dengan wajah segar, tangannya memegang handuk kecil di kepalanya untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

"Abaangg makann." Suara Aca terdengar dari balik pintu kamarnya yang tertutup rapat.
"Iya.” Sahut Malvin dari dalam kamar.

Malvin keluar, berjalan menuju ruang makan. Semua anggota keluarganya lengkap sisa dirinya saja. Menarik pelan kursi di samping Aca lalu duduk di sana.

Keluarlah kecil itu makan dengan tenang, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan. Tak ada canda tawa selayaknya keluarga normal lainnya, etika? Persetan dengan etika.

Tak ada kehangatan sebuah keluarga sama sekali, miris bukan?

“Shaka ikut Papah.” Titah sang kepala keluarga yang telah selesai dengan makanan di piringnya.

“Ya.” Malvin meletakkan sendok dan garpu ya di tas piring, makanannya masih tersisa setengah.

“Nanti Shaka makan lagi, jangan di buang.” Ucapnya sebelum berbalik meninggalkan ruang makan.

Malvin berdiri di hadapan papahnya, hanya terhalang meja kerja. Di sudut kiri meja kerja papahnya, papan nama berukuran sedang terpajang rapi "Nugroho Abishar Anggara" nama papahnya terukir dengan rapi.

"Jauhi anak penjual ayam itu." Ucap pria paruh baya itu langsung pada intinya.

Malvin menatap Anggara yang duduk di kursi kerjanya dengan datar. "Udah.” jawab Malvin singkat.

"Kamu pikir papah bodoh? Papah tau kamu masih dekat dengan dia."

"Mau papah apa? Aku udah mutusin Ilana" Malvin menatap Anggara dengan tangan mengepal erat.

"Anak penjual ayam itu tidak cocok bersanding dengan keluarga kita, jauhi dia. Papah kasih kamu waktu tiga hari, jika tidak kamu papah kirim ke rumah Oma di London.”

"Nama dia Ilana bukan anak penjual ayam." ujar Malvin tidak memedulikan ancaman papahnya.

"Apa bagusnya dia? Banyak perempuan yang lebih cantik daripada dia."

Malvin menatap papahnya. "Sekarang aku tanya sama papah, kenapa papah mau sama Mamah? Banyak perempuan yang lebih segalanya dari Mamah." Balas Malvin kesal.

My sweet Ex (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang