34. My sweet Ex🐣

12.4K 796 14
                                    

Vote!🤗😍😘

***

Malvin berjalan menuruni tangga rumahnya, sesekali tangannya bergerak merapikan surai gelapnya yang mulai memanjang. Lingkaran hitam tampak menghiasi kantung mata tajamnya. Sesekali sosok jangkung itu meringis kecil, luka lebam di sudut bibirnya yang masih baru terasa perih.

Tatapan Malvin tertuju pada Anggara yang sedang sibuk dengan gadget di tangannya, etah apa yang pria paruh baya itu baca hingga mengerutkan keningnya. Ia kemudian meraih kunci motornya yang terletak di atas meja, melenggang tanpa mengucapkan sepatah kata. Mengabaikan manusia yang duduk di sofa.

Sosok pria paruh baya dengan gadget di tangannya mendengus, ia tak suka di abaikan. "Mau ke mana kamu?" Ucapnya ketus, tatapannya tak lepas dari layar gadget di tangannya.

Malvin mendengus kesal, berbalik menatap Anggara yang masih sibuk dengan gadget di tangannya. "Ke mana aja asal ga liat papa, bosen."

Anggara meletakkan gadgetnya di atas sofa, berjalan menghampiri Malvin yang bersandar di tembok pembatas antara ruang keluarga dan ruang tamu.

"Sopan kah begitu?"

Malvin memutar bola matanya malas. Semenjak papanya banyak diam di rumah, ia menjadi menyebalkan. "Lagian papa tau aku mau ke mana segala nanya.” Jengah Malvin.

"Basa basi." Ucap Anggara seraya memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

"Udah basi, Shaka pergi."

Malvin menatap heran Anggara yang menjulurkan tangan di depan wajahnya. "Shaka ga punya uang." Ucapnya.

"Salaman! Dasar anak durhaka." Ketus Papa.

Malvin mengangguk sekilas, meraih tangan Anggara kemudian menciumnya dengan ogah-ogahan. "Udah, Shaka pergi." Pamit Malvin.

"BELIIN PAPA AYAM SAMA ANAK PENJUAL AYAM ITU!" Teriak Anggara dari dalam rumah.

"Cih tumben ga ngamuk." Ejek Malvin.

Malvin menaiki motornya, melajukan-Nya ke rumah sakit. Tempat di mana gadisnya terbaring lemah.

Motor Malvin berhenti di parkiran rumah sakit, kepalanya mendongak menatap gedung besar di hadapannya. Sudah 4 hari Ilana belum juga membuka matanya, dia sedikit rindu mendengar suara gadisnya.

Gadisnya? Apa masih pantas ia sebut gadisnya, saat dia berulang kali menyakitkan gadis bawel itu. Lelaki brengsek sepertinya tak cocok dengan gadis sebaik Ilana, tapi dia menginginkan gadis itu. Apa boleh?

Malvin menghela nafasnya, berjalan memasuki rumah sakit dengan raut datar andalannya. Sesekali terdengar bisik-bisik suster yang menatapnya kagum.

Malvin menatap heran 5 pria berbaju hitam yang berdiri tegak di depan kamar inap Ilana, tungkainya melangkah cepat menghampiri orang-orang itu.

"Siapa kalian?" Ucap Malvin tajam.

Salah satu pria berbaju hitam itu menoleh sekilas menatap ke arahnya, kemudian berbalik memberi satu isyarat kepada rekannya. Serempak ke-lima orang berpakaian serba hitam itu berpencar melarikan diri.

Malvin hendak mengejarnya, tetapi perhatiannya tertuju pada pintu kaca yang menampilkan sosok gadis cebol yang sedang mengerjap-kan matanya pelan.

Malvin berlari memasuki ruang rawat Ilana, kosong hanya ada gadis itu. Entah ke mana perginya orang-orang yang selalu menemani gadisnya.

Perlahan mata bulat itu terbuka, menampilkan netra gelap yang di rindukan Malvin. Setelah 4 hari berlalu akhirnya gadisnya bangun dari tidur panjangnya.

My sweet Ex (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang