Happy reading!!
Sinar matahari pagi menelusuk masuk melalui celah-celah ventilasi udara, tepat menyinari area mata seorang gadis yang masih tertidur pulas dengan iler yang mengalir di pipinya. Merasa tidurnya terganggu, gadis itu mengusap pipinya, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang memasuki retina matanya.
Mulut gadis itu terbuka lebar, menguap. “Hoaamm.”
Tangannya meraba-raba bawah bantalnya, mencari benda pipih yang tak bisa lepas dari genggamannya. Mata bulatnya menyipit. “Jam 8 pagi, tumben Bunda belum teriak-teriak.” Gumamnya pelan.
Ilana merapikan tempat tidurnya, memungut baju-bajunya yang berserakan sebelum mencuci muka. Hanya membasuh muka dan menggosok gigi. “Nanti aja mandinya.” Ucapnya seraya mengedikan bahunya acuh.
Ilana berjalan menuju meja makan, membuka tudung saji yang ada di atas meja. “Wihh nasi goreng, makan ah.” Tanpa mengambil piring, gadis itu langsung saja menyendok nasi goreng yang masih berada di mangkok besar.
“Ambil piring sana.” Suruh Dinda saat melihat kelakuan anaknya.
“Ini aja Bun, hemat cucian piring.” Cengir Ilana. “Oh iya, ayah mana?” Tanyanya saat tak melihat sosok ayahnya.
“Ke kandang, mau meeting.”
“Meeting? Sama siapa?” Tanya Ilana heran. “Masa iya ayah meeting sama ayam.” Gumam gadis itu pelan.
“Ga tau lah, makan sana.” Dinda berbalik, berjalan meninggalkan Ilana yang masih mengunyah nasi gorengnya.
Ilana membawa mangkok bekas nasi gorengnya ke pencucian piring, tanpa mencucinya. Gadis itu berjalan menghampiri Bundanya yang sedang menyiram bunga-bunga di halaman.
“Wih ada kaktus, aku mau...” Gadis itu berseru riang.
“Kenapa ga yang lain aja? Janda bolong misalnya.”
Ilana menggeleng, jari telunjuknya terarah pada kaktus yang masih kecil. “Kaktus aja biar mandiri.”
“Bilang aja kamu males siramnya.”
“Nah itu bunda tau.” Ilana cengengesan, menerima kaktus kecil yang di berikan Dinda. “Makasih Mimom.”
“Sana mandi, ga baik anak gadis belum mandi pagi-pagi.” Suruh Dinda yang langsung di angguki Ilana.
Gadis itu berjalan riang menuju kamarnya sambil memeluk pot kaktusnya. “Mandi pagi soalnya mau jalan sama mantan, uhuyy.”
Tepat pukul 9.45 WIB, Ilana sudah rapi dengan baju kaos berwarna Putih yang di padukan dengan rok selutut berwarna birunya. Gadis itu mematut dirinya di depan cermin, mengoleskan Lipgloss di bibir kecilnya.
“Udah cakep, tinggal tunggu Avin jemput.” Gadis itu menyambar tas selempangnya, berjalan keluar dari kamarnya.
Ilana berlari kecil sambil menenteng Sneaker shoes di tangannya. “Loh Ayah udah pulang?” Tanyanya heran.
“Mau ke mana?” Tanya Surya menghiraukan pertanyaan anak gadisnya.
“Mau jalan sama Avin dong.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet Ex (Selesai)
Teen FictionYG BELUM BACA BURUAN DI BACA!! YG UDH BACA YAA BACA LAGI GAPAPA KOK!! VOTE JUGA YAAA🐣 ________ Siapa yang tak mengenal dua sejoli Abishaka Malvin Anggara dan Ilana Putri Maharani? mungkin 95% dari siswa SMA PELITA BAKTI sudah tidak asing lagi denga...