32. My sweet Ex🐣

12.7K 909 5
                                    

VOTE NAPA WOYY!!

____

Tuk...

Tuk...

Tuk...

Ilana mengetuk-ngetuk ujung sepatunya dengan pulpen, Gadis berambut acak-acakan itu sedang berjongkok di halte sekolah. Menunggu Khaezar menjemputnya.

"Bangke lama deh." Dumel Ilana kesal.

Lelah berjongkok, Ilana duduk lesehan dengan buku sebagai alas duduknya. Gadis itu asik menggambar di punggung tangannya. Entah kenapa gadis itu malah mengabaikan kursi yang terpasang dan lebih memilih duduk di atas buku.

Reva berdiri dengan tangan bersedekah dada, menatap Ilana remeh. "Ewh gembel."

Ilana mendengus kesal. "Keren sekarang tikus got udah bisa ngomong." Ucapnya sambil bertepuk tangan.

Reva yang tak terima di sebut sebagai tikus got itu menendang lutut Ilana marah. "Maksud lu apa hah?!"

Ilana meringis kecil, beranjak menatap Reva yang berdiri menjulang di hadapannya. "Ga ngerti ya? Maklum hewan kan ga punya akal." Balasnya mengejek.

Ilana jadi heran, kenapa orang-orang yang berkeliaran di dekatnya sangat tinggi? Atau dia yang memang pendek?

"Gua aduin lu sama Shaka." Ketus Reva mengancam.

Ilana mencebik kan bibirnya mengejek. "Ngadu kok sama mantan, masih ngarep mbak?"

"Ngaca anjing!"

Ilana sedikit meringis mendengar makian Reva, iya juga dia kan juga gitu.

"WOI WOI WOI ULET KEKET, LU APAIN BESTIH GUA HAH?!"

Ilana sedikit terhuyung saat Sisil merangkulnya dengan kasar, ia menggerutu kesal di dalam hati.

"Bukannya lu berdua musuh ya? Sekarang jadi temen ternyata." Ejek Reva dengan senyum menyebalkan terpatri di bibirnya.

Sisil mengangkat sudut bibirnya, menatap Reva mengejek. "Heh haters, pada komen circle kita."

Reva memutar bola matanya malas, belum sempat satu kata terucap dari bibirnya suara lembut lebih dulu terdengar. "Kalian ngapain? Nunggu om-om ya? Ga boleh tau itu dosa." Celutuk Amora yang entah datang dari mana.

Telinga Ilana gatal mendengar nada lembut keluar dari mulut Amora. Ini kenapa musuhnya berkumpul di waktu bersamaan sih?! Jerit Ilana dalam hati.

"Ayo Sil, kita pergi aja sebelum ketularan gobloknya Mora." Ajak Ilana yang di balas gelengan oleh Sisil.

"No no noo, gua mau ribut dulu."

Ilana menyerah, ia kembali duduk di tempatnya semula. Gadis itu bertopang dagu, mata bulatnya mengerjap pelan seraya menatap ketiga gadis yang berstatus sebagai musuhnya itu dengan malas.

"Heh cewek pikmi sono lu jauh-jauh. Lu itu ga di ajak." Sisil mengibaskan tangannya, mengusir Amora.

"Ihh Sisil ga boleh gitu, jadi perempuan itu harus anggun kaya aku."

Reva yang notabe-nya murid baru, dan Amora yang tidak populer di sekolah mendekat ke arah Sisil. "Dia siapa?" Tanya Reva berbisik.

"Cewek prik, jauh-jauh kalau ketemu dia ntar ketularan priknya." Jawab Sisil juga berbisik.

"Kalian gibahin aku yaw? Ga boleh gibah tau dosa."

"Siapa juga yang gibahin anak monyet kaya lu." Ucap Reva sinis.

Sisil mengangguk menyetujui, lengannya melingkar di tangan ramping Reva. "Dih pede bener lu anak monyet, sono balik ke Zoo."

"INI KALIAN MUSUH APA TEMEN SIH?!" Teriak Ilana jengkel.

My sweet Ex (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang