25. My sweet Ex🐣

12.5K 800 5
                                    

Jangan lupa Vote and Komen!!

***

Malvin menatap keluar jendela, raut wajah remaja tampan itu sangat masam. Bagaimana tidak? Anggara pagi ini sangat bersikeras untuk mengantarnya ke sekolah. Ck, menyebalkan!

Anggara melirik ke arah Malvin, bibir pria paruh baya itu berkedut pelan. “Kenapa?” Tanyanya berpura-pura tak tahu apa-apa.

Malvin berdecih sinis. “Gak.” Ucap Malvin ketus.

“Apa salahnya kalau Papa mau anterin anak papa ke sekolah sih? Gitu doang marah.”

Malvin mendelik kesal. “Shaka udah gede, kenapa papa ga anterin Aca aja sih?!”

“Aca sama Mama kamu.”

“Ya kan bisa Papa tinggal berangkat kerja ga usah anterin Shaka segala.”

“Hm.” Anggara berdehem malas, menatap jalanan lurus ke depan.

Malvin mendengus, menatap layar ponselnya yang terpampang wajah bulat Ilana. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum tipis. Malvin menggulir layar ponselnya, wajah bulat tadi berganti menjadi wajah menyebalkan Aksa yang sedang memamerkan uangnya yang berada di dalam koper.

“Udah sampai.” Ucap Anggara pelan.

Malvin mengantongi ponselnya, menatap Anggara yang menatap gerbang sekolahnya. “Makasih Papa udah mau turutin permintaan Shaka yang mau wujudkan salah satu wishlist Aca.”

Anggara menoleh bertepatan dengan Malvin yang menutup pintu mobil. Anggara menghela nafas pendek, pria paruh baya itu mengusap wajahnya pelan. Ingatannya berputar saat malam di mana ia berpapasan dengan Malvin saat pulang bekerja.

“Maafin Papa.” Lirihnya pelan.

Di depan gerbang, Malvin menatap datar mobil Anggara yang mulai melaju bersama dengan kendaraan lain. Remaja kelas 11 itu mengacak rambutnya pelan, melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya.

“Pagi sayang.” Sapa Reva seraya tersenyum lebar.

Malvin mengangguk pelan sebagai tanggapan, raut wajahnya tetap datar seperti hari-hari sebelumnya.

“Tadi sarapan?” Tanya Reva lagi, gadis itu berjalan di samping Malvin dengan tangan memegang kipas portabel kecil.

“Ya.”

Reva memajukan bibirnya, menatap Malvin sebal. “Cuek banget.”

Malvin hanya melirik sekilas ke arah Reva yang memonyongkan bibirnya.

“Hai calon pacar.” Sisil menyapa dengan centil, gadis berambut pirang alami itu mengedipkan sebelah matanya genit.

“Heh pelakor, jauh-jauh lu dari cowok gua!” Pekik Reva kesal, gadis itu mendorong bahu Sisil kasar.

“Shaka di sini ada setan ya? Ada suara tapi ga ada wujudnya.” Sisil bergidik pelan, mengusap pelan lengannya.

Malvin tak peduli dengan kedua gadis di depannya, kaki panjangnya melangkah lebar menjauh dari gadis-gadis merepotkan itu.

“Shaka tungguinn.” Reva merenggut kesal, mendorong bahu Sisil yang menghalangi jalannya.

Sisil tak mau kalah, gadis itu berlari menyusul Reva yang membuntuti Malvin. “Heh ulat keket, jauh-jauh Shaka alergi ulat.”

“Lu yang ulat keket!”

“Sorry, gua mah bidadari.” Sisil mengibaskan rambut pirangnya angkuh.

“Cih, lu ulat keket. Terang-terangan godain cowok orang, gatel banget jadi cewek!”

Sisil memilin ujung rambutnya, menatap Reva mengejek. “Emang Shaka nganggep lu ceweknya?”

My sweet Ex (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang