Ilana berjalan pelan sambil bersenandung ria di pinggir jalan, rambutnya berayun mengikuti langkah kakinya. Gadis bertubuh pendek itu tersenyum riang, melambai ke setiap orang yang lewat di jalan.
"Kes yu mek mi strong."
"Am sori if I say I nid yu."
"Bat I donker I'm not scer of looov."
Kaki Ilana berhenti tepat di depan sebuah mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan. Ia celingak-celinguk melihat apa yang di lakukan pemilik mobil ini yang sedang menungging? Tunggu menungging?!
Ilana berlari memutari mobil, berdiri tepat di hadapan seorang pria paruh baya yang sedang membungkuk memunguti kertas-kertas yang berceceran di atas aspal.
Ilana ikut berjongkok, membantu pria paruh baya itu. Memunguti satu persatu kertas-kertas yang berceceran.
"Ini om kertasnya." Ucap Ilana sopan.
Pria paruh baya itu menoleh, menatap Ilana yang tersenyum Pepsodent sambil mengulurkan kertas-kertas bercuan itu.
"Sugar Daddy." Ceplos Ilana kelepasan.
"Eh maaf om tadi mulut aku kepeleset hehe." Ucap Ilana sambil tersenyum tak enak.
Pria paruh baya itu terkekeh pelan, mengangguk singkat menerima kertas yang di berikan gadis cebol di hadapannya. "Nama kamu siapa? Om Kya pernah liat kamu tapi ga tau di mana."
"Ilana om." Jawab Ilana lugu.
Ilana?
“Kamu mau ke mana sore-sore begini?”
Ilana menggaruk pelan pipinya, menatap polos pria paruh itu dengan mata bulatnya. “Mau jajan om.”
Pria paruh baya itu mengangguk sekali, membenarkan tumpukan kertas di tangannya. "Oh, yaudah kalau gitu om pamit. Makasih ya Ila."
Ilana mengangguk. "Sama-sama om." ujarnya sambil melambaikan tangan.
So asik sekali Ilana ini.
Ilana menatap mobil yang mulai menjauh itu dengan pandangan rumit. "Loh ga di kasih cuan? Kan udah di bantuin mungut kertas tadi." Ilana mendesah pelan, sepertinya bukan rezekinya.
Tidak ikhlas? Tentu saja Ilana ikhlas dalam membantu om tadi tapi kan sebagai ucapan terimakasih yaa di kasih cuan lah.
Dasar om-om ga peka!!
***
Ilana keluar dari IndoMei sambil meneguk satu botol minuman bersoda rasa stroberi berukuran sedang. Di tangan kanannya terdapat kantong khas IndoMei yang berisi banyak camilan.
Duduk di pinggiran trotoar sambil meneguk minumannya, menatap kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya.
"Di luar negeri polusinya ga banyak soalnya orang-orang suka jalan kaki, lah rakyatnya pak Jokowi mau ke warung samping rumah aja harus naik kendaraan gimana polusinya ga banyak coba ish ish ishh." Monolog Ilana.
Ilana berdiri, membuang botol minumannya tadi di tempat sampah. Telinga gadis itu mencuri dengar percakapan ibu-ibu yang sedang mengobrol di taman.
"Katanya sekarang banyak penculikan anak buat peradangan organ dalam."
"Iya Bu, kasian ya anak-anak."
"Anak-anak udah pada keluar buat main Lotto-latto sekarang di kurung lagi di rumah sambil main gadget gara-gara kasus penculikan anak."
Ilana menguping pembicaraan dua emak-emak itu. Emang iya sekarang banyak penculikan anak? Tega sekali mereka menculik anak kecil yang polos lalu organ dalamnya di jual.
Tidak punya hati!! Bagaiman jika anak penculik itu yang di culik? Pasti mereka tidak rela, dasar manusia!
Ilana membalikkan tubuhnya, tersentak kaget saat melihat 2 orang berbadan besar yang berdiri di hadapannya sambil tersenyum ramah.
"Ish, Om ngagetin aja." Ucap Ilana Ketus.
Preman itu menatap Ilana Lamat, kemudian tersenyum lebar. "Dek mau pulang ya? Mau om anterin ga?"
Ilana menggeleng. "Ga usah Om, rumah aku deket kok."
"Udah ah, ayo gapapa Om orang baik kok." ucap Om preman itu menarik paksa tangan Ilana memasuki mobil yang tepat berhenti di sampingnya.
Ilana tidak bisa berteriak, mulutnya di tutup dengan tangan besar Om preman itu. Susana jalanan yang sepi sangat mendukung aksi kedua pria berbadan besar itu, hanya ada ibu-ibu yang asik bergosip ria yang sayangnya memunggungi Ilana.
Apa ini kasus penculikan anak? Gawat Ilana di culik!!
Ilana menahan mual, tangan Om preman tadi bau besi berkarat. Dan mobil ini terdapat 3 varian pengharum ruangan yang berbeda namun di gantung di tempat yang sama!!
Ini percobaan pembunuhan!!
Ilana tak bisa lagi menahan mual, ia muntah di tangan besar Om preman. Bersamaan dengan mobil yang melaju, Ilana juga tidak bisa lagi menahan isi perutnya yang mulai bergejolak.
Huekk....
Huekk....
Om preman saling menatap muntah Ilana yang berwarna merah dan sedikit berbau aneh.
"Bang, yang kita culik penyakitan?" Tanya Om preman 1 bingung.
Om preman 2 mengangguk pelan. "Sepertinya" jawab om preman 2 sedikit ragu.
"Iya Om aku penyakitan, ginjal aku ga sehat, jantung aku juga ga sehat, hati aku juga ga sehat Om. Jadi percuma Om nyulik aku ga akan laku juga." Ujar Ilana lirih sambil mengusap sisa muntahan di ujung bibirnya.
"Kamu mau bebas?" Tanya Om preman 1.
Ilana menggeleng sedih, mengusap matanya yang memerah akibat muntah tadi. "Engga Om, gapapa culik aku aja. A-aku udah ga kuat lawan penyakit aku hiks." Ilana terisak pelan, menggosok matanya sedikit keras.
Om preman 1 dan 2 menatap Ilana yang sedang menangis terisak-isak, jangan lupakan air liur Ilana yang berwarna merah terus mengalir di sudut bibirnya.
"Turun di depan, target kita salah. Kasihan masih esempe udah penyakitan rugi kita kalau nyulik dia." Celutuk Om preman 2.
Ilana bersorak dalam hati, tidak sia-sia tadi dia minum minuman tadi hingga kembung hehe. Ilana semakin mengencangkan suara tangisannya.
“Ga-gak usah hikss... aku, ak-aku mau mati aja Om hikss... Culik aku aja huaaa!!”
Om preman 1 yang duduk di sebelah kiri Ilana mengusap pelan bahu gadis itu kasihan. “Sabar ya dek, hidup itu emang kadang kidding.”
Ilana menahan tawanya yang hampir meledak mendengar ucapan om-om di sampingnya, bibirnya berkedut pelan hingga badannya bergetar.
Hiks...
“Berhenti di sini!” Titah Om berkepala botak yang duduk di sebelah kanannya.
Om-om yang menyetir mengangguk mengerti, memberhentikan mobilnya di depan sebuah Pertamina yang cukup sepi.
Ilana tetap menangis, memegang erat kantong belanjaannya.
"Udah jangan nangis, maaf Om salah. Kirain kamu sehat ternyata penyakitan." Celutuk Om preman 1.
Mobil berhenti di depan Pertamina, Om preman satu menuntun Ilana turun dengan perlahan. "Ya udah ini buat ongkos pulang, Om minta maaf yaa." kata Om preman satu menyodorkan uang merah 2 lembar.
"Hiks... makasih Om." Ilana menerima uang yang di berikan Om preman itu sambil terisak pelan.
Ternyata ada untungnya juga di culik, mayan dapat cuan 200k heheh.
Ingat rezeki tidak akan ke mana!! Rezeki bisa datang lewat mana saja bahkan dari seorang preman yang menculik anak-anak.Mobil itu melaju, meninggalkan Ilana yang berdiri di depan SPBU dengan penampilan yang acak-acakan bak orang gila.
“Ini pulangnya gimana?” Cicit Ilana pelan, menatap sekelilingnya yang tampak asing di matanya.
Ilana duduk di pinggir jalan, menatap kendaraan yang berlalu lalang. “Huaa mana ponselnya ketinggalan di mobil tadii..” Gadis itu merengek, menendang-nendang aspal di depannya.
Bukannya mencari cara agar bisa pulang, gadis bertubuh pendek itu lebih memilih membuka bungkusan camilannya, mengunyah dengan mulut penuh hingga pipi bulatnya menggembung. “Langit, bisakah kau turunkan pangeran? Aku ingin pulang naik kuda.”
“OY GEMBEL, NGAPAIN LU?”
Ilana tersentak kaget, menoleh ke belakang di mana orang itu berteriak. Bibir gadis itu cemberut, menatap miris ke arah pemuda yang duduk di atas motornya dengan sombong. “Langit, maksud aku bukan pangeran kodok.” Cicit Ilana miris.
Orang itu Aksa, berjalan mendekati Ilana yang tak bergerak dari posisinya. “Ngapain lu?”
Ilana menunjuk kantong belanjanya. “Abis jajan.”
“Jauh amat, lagian di sini ga ada tempat jajan.” Ucap Aksa, pemuda itu menatap Ilana menyelidik, telunjuknya terarah pada kerah baju Ilana yang tampak basah hingga menimbulkan noda kemerah-merahan. “Itu apa?” Lanjutnya.
“Abis muntah.” Jawab Ilana polos, kembali memakan camilannya yang belum tandas.
“Jujur sama gua, lu kenapa bisa ada di sini?”
Ilana cemberut, membuka tutup botol yang ia ambil dari kantong belanjaannya. “Abis di culik.”
Dahi Aksa mengernyit, menatap Ilana bingung. “Kok ga jadi di culik?”
Ilana menatap Aksa yang ikut duduk di sampingnya. “Nanti aja ceritanya, mau pulanggg.” Rengek Ilana.
“Ya udah, ayo balik.” Ajak Aksayang di angguki Ilana.
Gadis pendek itu membuntuti Aksa yang berjalan di hadapannya. “Nanti gua ceritain, janjii.”
“Hm.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet Ex (Selesai)
Teen FictionYG BELUM BACA BURUAN DI BACA!! YG UDH BACA YAA BACA LAGI GAPAPA KOK!! VOTE JUGA YAAA🐣 ________ Siapa yang tak mengenal dua sejoli Abishaka Malvin Anggara dan Ilana Putri Maharani? mungkin 95% dari siswa SMA PELITA BAKTI sudah tidak asing lagi denga...