42. My sweet Ex🐣

12.2K 775 12
                                    

Vote and komen!!

Happy Reading💐

______


Ilana mengusap matanya dramatis, ia duduk di sofa dengan terisak kecil. Matanya sedikit mengintip keluarga besar pihak Ayahnya yang berdiri di hadapannya.

"Ganti baju ya?" Ucap Bunda lembut.

Ilana menggeleng keras, menolak. "Ga mau." Ucap Ilana lirih.

Bian menggulung lengan kemejanya hingga siku, berjalan menghampiri Ilana yang masih menangis di sofa. "Kenapa ga mau? Kamu ga malu  pakai baju kaya gitu hm?"

Sebenarnya Ilana malu, hanya dirinya sendiri yang salah kostum. Di saat semua keluarganya menggunakan pakaian formal, ia hanya menggunakan piama tidur bebek kesayangannya. Tapi disisi lain otak Ilana mengatakan untuk memakai baju itu saja.

"Ganti ya, pakai dress yang cantik." Bujuk Bunda.

Bian menghela nafas panjang, melihat Ilana yang kembali mengusap matanya.

"Yaudah itu aja, tapi jangan malu oke?"

Ilana mengangguk semangat mendengar keputusan Opanya, Tidak sia-sia dia berpura-pura menangis. Ilana hanya takut ucapan Kevland kemarin ada sangkut pautnya dengan keluarganya yang mengadakan acara makan malam formal mendadak.

"Yaudah, berangkat sekarang?" Tanya Oma yang langsung mereka semua angguki.

"Aku mau sama uncel Bi."

Bian mengangguk, merangkul bahu kecil Ilana menuju mobilnya. "Yaudah ayo."

Ilana sedikit berjinjit, berbisik pelan di telinga Bian. "Uncle Bi emang ini kita mau ngapain sih?"

"Bayar hutang budi."

"Siapa yang ngutang?"

"Papa."

Ilana mengangguk mengerti, duduk nyaman di kursi samping kemudi.

Bian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, pria itu melirik Ilana yang tampak sibuk dengan ponselnya.

Jari ilana mengetik tuts keyboard ponselnya, mengirim pesan pada Malvin. "Kaataa uncel Bii, Opaa maau bayar hutaang Budii." Bibir Ilana bergumam pelan, membaca isi pesan yang ia kirim untuk Malvin.

Bian berharap cemas dalam hati, semoga saja Malvin mengerti maksud dari pesan Ilana. Disisi lain, Malvin yang membaca pesan Ilana mengernyit bingung. Apa ini hanya sebuah kebetulan semata? Entahlah, Malvin tak tahu.

Semoga saja hanya kebetulan.

Mobil Bian berhenti di depan sebuah restoran mewah, begitupun dengan mobil yang di tumpangi sanak saudaranya. Mereka semua berjalan bersama memasuki restoran, menuju sebuah meja panjang di tengah ruangan.

"Maaf membuat Anda menunggu lama." Ucap opa tak enak seraya bersalaman dengan seorang pria paruh baya berperut cukup buncit.

Ilana mengintip dari belakang punggung lebar Bian. Menatap satu persatu orang-orang yang tak ia kenalinya, hingga tatapannya terhenti pada seorang laki-laki dengan kemeja hitamnya yang di gulung hingga siku. Dia Kevland!!

My sweet Ex (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang