Happy reading!!
---
Sekarang Ilana mengerti, sesuatu yang harus di jauhi Malvin itu adalah dirinya. Sakit hati? Tidak, dia sudah kebal jika harus di jauhi Malvin. Dijauhi Malvin secara tiba-tiba bisa membuat Ilana terbiasa dengan hal itu jadi gak sakit-sakit amat.
Ilana menatap punggung lebar Malvin yang tiba-tiba saja berbalik arah saat melihatnya berjalan di lapangan. Ilana mengangkat bahunya acuh, melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.
"Piwwiit cewek."
Ilana menoleh, menatap Syam aneh. "Ngapain?" Tanya Ilana.
Syam menepuk-nepuk bangku panjang di sampingnya, menyuruh Ilana duduk. "Duduk, temenin gua godain cewek."
Ilana menurut, duduk di samping Syam. "Ngapain sih? Gabut amat." Ujar Ilana mengayunkan kakinya pelan.
"Namanya juga manusia" kata Syam tidak nyambung.
"Syam gua lagi bete, bolos yuu" Ajak Ilana menatap Syam memohon.
Ini gak salah Ilana ngajak ketos buat bolos?
Syam mencubit pelan pipi Ilana yang menggembung lucu. "Ga salah ngajak ketos buat bolos?" Tanya Syam.
"Jangan di cubit, tangan lu burik."
Ilana dan Syam menatap Malvin yang baru saja menepis tangan Syam yang bertengger di pipi Ilana, lalu berlalu pergi begitu saja. Syam menatap Ilana penasaran, tumben sekali kedua mantan ini perang dingin secara terang-terangan.
"Kenapa dah liatin gua gitu amat.” Ilana melambaikan tangannya di depan wajah Syam.
"Lagi marahan?" Tanya Syam penasaran.
Ilana menggeleng sebagai balasan. Toh dia dengan Malvin tidak marahan hanya menjaga jarak.
"Jadi bolos ga nih? Lagian di kelas jamkos." Seru Ilana di depan wajah Syam.
Syam diam, memajukan wajahnya mendekat ke wajah Ilana. "Sama temen-temen lu lah kalau mau, gua ini ketos masa bolos." Syam menyentil pelan dahi Ilana.
Ilana menatap Syam berbinar. "Serius boleh bolos?"
Syam diam membatu, tersihir dengan mata Ilana yang menatapnya berbinar. Kepalanya spontan mengangguk.
Lucu.
"Kalau gitu, gua bolos dulu dadahh sayang mwach" Ujar Ilana sebelum berlari meninggalkan Syam di pinggir lapangan.
Malvin mendengus kesal mendengar suara manis Ilana yang memanggil Syam dengan sebutan sayang? Ck, gadis nakal itu.
Syam mengusap wajahnya pelan, bibirnya menyunggingkan seutas senyum. “Ck.” Decaknya pelan.
Di belakang Syam, gadis dengan rambut di kuncir kuda itu mendesis sebal. Tangan gadis itu mengepal menahan rasa cemburu, matanya menatap Ilana tajam.
***
Dahi Ilana mengernyit bingung melihat Amora yang berlari lurus ke arahnya. Ilana bergeser ke samping mencoba menghindari gadis gila itu, Amora ikut bergeser mengikuti posisi Ilana dan tetap berlari kencang.
Apa Amora gila?
Orang-orang yang berada di koridor menatap Amora bingung, Amora kenapa seolah-olah sedang mengincar Ilana?
Ilana bersembunyi di belakang tubuh besar Bobby yang kebetulan juga ada di koridor. Amora berhenti berlari saat melihat Ilana bersembunyi.
Ilana mengintip dari balik lengan Bobby, gadis itu melangkah mendekat ke arah Amora. "Kenapa?" Tanyanya.
Amora maju menabrakkan dirinya sendiri pada Ilana kemudian menjatuhkan dirinya ke lantai. Ilana hanya membuka mulutnya melongo, tak menyangka dengan tingkah Amora.
Semua orang menatap Amora aneh. Terutama Ilana yang sudah melongo tidak percaya.
Ini Amora kenapa sih? Tingkahnya sangat prik sekali.
"Lah dia kenapa?"
"Gila anjir tololnya natural."
"Kayanya dia korban novel deh trus mau jadi ppb, tapi dianya salah strategi goblok soalnya."
"Hahahha anjir ngakak.”
"Amora? Lu kenapa dah?" Ilana berjongkok di samping kepala Amora yang masih asyik berbaring di lantai.
Amora menunjuk Ilana, matanya melotot. "Kamu yang dorong aku, aku ga ada salah sama kamu tapi kamu jahat sama aku."
"Amora lu gila ya?" Tanya Ilana bingung.
"Tuh kan kamu ngatain aku gila, kamu iri ya gara-gara Shaka ngomong aku cantik, tinggi, anggun, baik ga kaya kamu dan sekarang Shaka jauhin kamu." Cerocos Amora.
“Lah?”
"Lu suka sama Malvin?" tanya Ilana tepat sasaran. Amora dengan polos mengangguk semangat. Ilana tidak heran lagi jika banyak yang menyukai Malvin.
Siapa yang tidak terpikat dengan wajah tampan Malvin?
Kasihan sekali mereka, jangan tertipu dengan wajah. Kalian akan depresot sampai kayang jika tidak kuat menghadapi sikap Malvin.
"Ya udah gebet." Celutuk Ilana tak peduli.
"Serius?" Tanya Amora antusias. Mata gadis itu berbinar terang, seolah-olah harapannya sebentar lagi akan terkabul.
“Iya.” Jawab Ilana lempeng.
“Kalau gua yang deketin Shaka boleh?” Bisik Sisil di telinga Ilana.
Ilana tersentak kaget saat mendengar suara bisikan tepat di telinganya, gadis itu menolehkan kepalanya, menatap Sisil kesal. “Ngagetin aja!” Ketus Ilana.
Sisil cengengesan, tangan lentik gadis itu menyisir rambut pirangnya angkuh. “Boleh ga?” Tanyanya lagi.
“Gak.”
“Loh kok gitu?!” Sisik berseru tak terima. “Dia aja boleh masa gua ngga? Heh tuyul! Gua yang suka duluan ya sama si Shaka!” Pekik Sisil menunjuk Amora yang terduduk di lantai.
“Affah iyah?” Balas Ilana mengejek.
Sisil kesal bukan main, tangannya menarik rambut sebahu Ilana keras. “Rasain Lo, rasain!”
Ilana meringis pelan, tangannya mencoba melapas tangan Sisil di rambutnya. “Lepasin, dasar nenek sihir!”
“Gak.”
“HUAA AVIN TOLONG!!” Ilana memekik dramatis.
Sisil dengan cepat melepas rambut Ilana, gadis itu merapikan rambutnya yang sama sekali tak berantakan dengan centil. “Shaka mana?” Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan Malvin.
Ilana memutar bola matanya malas, mengusap pelan kepalanya yang terasa perih. “Noh, lagi jualan cacing.” Ketus Ilana kesal.
“AH LU ANJIR GANGGUIN GUA MAU BOLOS AJA!” Ilana berteriak kesal saat mengingat tujuan awalnya tadi.
"LANAA GUA IKUT YAKK." Teriak Bobby.
Ilana mengusap telinganya yang terasa berdengung, ngapain teriak sih? Ini Jaraknya dengan Bobby hanya 3 langkah loh.
Dasar Bobby!
***
"Lana mau ga jadi pacar aku?"
Ilana menoleh, menatap siapa yang baru saja menyatakan perasaan padanya. Itu Iky anak kelas Ips 1.
"Ngapain Ky?" Tanya Ilana heran.
Hey, mereka ini hanya saling tau nama tidak akrab sama sekali dan tiba-tiba Iky menyatakan perasaannya? Yang benar saja!
"Pacaran." Jawab Iky polos.
"Lu ga cocok sama dia." Tiba-tiba saja Malvin lewat di depan Iky, kemudian berlalu pergi begitu saja.
Ini Malvin kenapa ketularan sikap prik Amora?
Bukannya Malvin menjauhinya? Lalu kenapa selalu muncul di hadapannya secara tiba-tiba kemudian pergi begitu saja.
"Sorry Ky, bukannya nolak tapi kita temenan aja ya." Ucap Ilana santai seraya menggigit gorengannya.
Bobby yang duduk di hadapan Ilana menggigit gorengannya memutar bola matanya malas. "Lu udah nolak goblok." Ucapnya ketus.
Ilana cengengesan, mencomot gorengan di piring Bobby. Iky pergi tanpa mengucapkan satu kata pun. Ilana tak peduli, ia malah sibuk berebut gorengan dengan Bobby.
"Bob pacaran yu, mau ga?"
Bobby menatap Ilana dari atas sampai bawah. "Sorry gua ga suka cewek pendek, boncel, lemot, goblok lagi." Canda Bobby menyuapkan sepotong gorengan ke dalam mulut Ilana yang menatapnya kesal.
Ilana mengunyah gorengannya kesal, cewek pendek itu lucu tau lucuu.
“Tadi seru main jambak-jambakan sama si bule jadi-jadian?”
Ilana memelototi Bobby kesal. “Seru banget, rasanya gua pengen buang lu ke sungai Amazon.” Ketus Ilana.
“Buang aja.” Enteng Bobby.
“Males, lagian ya lu tuh udah liat gua yang imut, lucu, kiyowo lagi tersiksa bukannya di tolongin malah di liatin. Jahat!!”
“Lupa gua.”
Ilana mencebikkan bibirnya kesal, pipinya menggembung lucu. “Nyenyenye.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet Ex (Selesai)
Teen FictionYG BELUM BACA BURUAN DI BACA!! YG UDH BACA YAA BACA LAGI GAPAPA KOK!! VOTE JUGA YAAA🐣 ________ Siapa yang tak mengenal dua sejoli Abishaka Malvin Anggara dan Ilana Putri Maharani? mungkin 95% dari siswa SMA PELITA BAKTI sudah tidak asing lagi denga...