VOTE YAGESYAA!!
****
Seorang pria paruh baya dengan setelan jas mahal yang membalut tubuhnya yang masih bugar di usia kepala 5 itu sedikit mengernyit heran, ia kemudian melangkah mendekati salah satu kamar inap VVIP itu mengamati beberapa pria berbaju hitam yang berdiri tegap di depan pintu.
Para pria berbaju hitam dengan badan kekar itu menoleh serempak saat menyadari ada yang melangkah mendekati kamar yang sedang mereka jaga dengan ketat.
"Siapa?" Tanya pria berkepala plontos itu datar.
Pria paruh baya itu mengeluarkan kartu nama dari balik jasnya. "Saya tidak ada niat macam-macam. Hanya penasaran siapa yang sangat di jaga ketat di rumah sakit saya." Ucapnya datar.
Pria berkepala plontos itu mengangguk, mengembalikan kartu nama pria paruh baya itu. "Silahkan mengintip dari celah pintu." Ucapnya tegas.
Pria paruh baya itu mendengus, berani sekali mereka memerintah pemilik rumah sakit ini heh? Tak ingin mencari keributan, ia mengangguk. Berjalan mendekati pintu, kemudian mengintip.
Bukankah dia gadis cebol yang membantunya di pinggir jalan? Pikirnya.
Tapi tidak mungkin, gadis yang membantunya di pinggir jalan hanya anak seorang penjual ayam. Mana mungkin bisa membayar bodyguard. Sanggahannya lagi.
Pria paruh baya itu berbalik, melenggang pergi tanpa mengucapkan satu kata pun dengan ponsel yang terarah pada telinganya.
Selang beberapa menit saat pria paruh baya itu pergi, pria berkepala plontos itu mengangkat telepon.
"Baik pak." Ucapnya.
"Bubar, tuan muda sudah datang." Ucapnya yang langsung di angguki mereka semua.
Mereka berpencar, kecuali pria berkepala plontos itu yang masih berdiri di ujung lorong. Menunggu orang yang ia sebut tuan muda itu datang.
Saat matanya menangkap siluet sosok pemuda bertubuh jangkung berjalan mendekat, ia segera pergi dengan topi yang terpasang apik di kepalanya yang tak di tumbuhi rambut.
***
Ruang rawat Ilana ramai dengan kehadiran sahabat-sahabatnya kecuali Novi, bahkan musuhnya pun datang menjenguknya.
Khaezar dengan setia duduk di samping brankar adiknya mendengus kesal 10 ekor remaja di belakangannya sangat berisik.
"Diem." Ucap Khaezar tajam.
"Gak bisa bang, ulet keket deket-deket Shaka mulu. Nanti kalau bestieh ai cemburu gimana?" Suruh Sisil seraya menunjuk Reva yang sedang duduk di sebelah Malvin.
"Apaan sih lu bule ilang, Lana juga ga liat." Balas Reva ketus.
"Heh ulet keket, minggir ga lu?" Sisil melotot tak terima, tangannya mengangkat sebutir anggur bersiap melempar.
"Ihh kalian berisik, diem dong kaya aku. Kalian ga sopan." Celutuk Amora yang mulai jengah dengan keributan kedua gadis itu.
Mata Sisil dan Reva serentak menatap Amora sinis. Amora tak peduli, ia memakan anggur di tangannya dengan anggunly.
"Heh bekicot sawah, pulang lu pada." Aya berkacak pinggang, mengusir ketiga gadis yang selalu bertengkar kapanpun.
"Enak aja lu ngatain gua yang cetar membahana bekicot sawah." Sisil melotot tak terima.
"Lu bukan bekicot sawah tapi bule jadi-jadian." Ejek Reva.
"Lah mending gua bule, daripada lu gegayaan jadi bule muka lu cocoknya jadi kodok got." Sewot Sisil balas mengejek Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet Ex (Selesai)
Teen FictionYG BELUM BACA BURUAN DI BACA!! YG UDH BACA YAA BACA LAGI GAPAPA KOK!! VOTE JUGA YAAA🐣 ________ Siapa yang tak mengenal dua sejoli Abishaka Malvin Anggara dan Ilana Putri Maharani? mungkin 95% dari siswa SMA PELITA BAKTI sudah tidak asing lagi denga...