Mobil Rey sudah terparkir di depan Kiara's Bakery sejak lima menit yang lalu. Namun, wajahnya nampak ditekuk karena tak menemukan sahabatnya di sana.
"Cari siapa?" tanya Ayana yang berada tepat di belakangnya.
"Diaz, lihat gak?" tanya Rey balik.
"Pergi sama Kinan," jawab Ayana.
"Kinan?"
"Iya, pacarnya Mas Diaz. Tadi katanya sih mau makan," tutur Ayana setelahnya memberi senyuman pada pengunjung yang datang.
"Selamat siang," sapa Ayana ramah.
Dua wanita paruh baya itu membalas senyuman Ayana sambil lalu melihat-lihat kue yang terpampang. "Sebentar ya," kata Ayana pada Rey.
Pria itu mengangguk mengerti, dia lalu beranjak menuju meja didekat dinding kaca dengan setangkai mawar merah menghiasi. Melihat itu membuat Rey teringat Lily, tanpa sadar dia tersenyum dan tidak lagi memikirkan perihal Diaz. Mungkin akan ia tanyakan besok, perihal pacarnya itu.
Ayana yang tengah melayani pengunjung menatap sekilas kepada Rey, melihat senyum pria itu entah kenapa membuatnya jadi tertular dan akhirnya ikut tersenyum.
***
"Kak Rey gak marah nanti?" tanya Kinan pada Diaz.
"Gak bakalan, palingan juga seneng ketemu Ayana," sahut Diaz seraya tersenyum.
Kinan meminum jus semangkanya lalu bertanya, "Kak Rey suka sama Mbak Ayana ya?"
"Kayaknya sih, soalnya dia sering ke sana juga kan?"
Kinan mengangguk, dia meneguk jus semangka yang sebentar lagi habis. "Kak Rey tuh masih lajang, ya?" tanyanya kemudian.
Diaz mengangguk sembari mengunyah bistik yang terasa sangat enak di lidah itu. "Iya, dia udah kepala tiga sih, tapi belum juga dapet pasangan. Orangnya agak pemilih, ditambah dia punya adik yang super protektif banget sama Rey. Kalau menurut dia gak cocok ... ya bakal dibikin putus," jelas Diaz panjang lebar.
"Wah ... susah juga ya, kalau gitu caranya," komentar Kinan.
"Emangnya kriteria ceweknya Kak Rey itu kayak gimana? Yang kayak Mbak Ayana gitu?" tanya Kinan lagi, dia merasa penasaran dengan pria yang belakangan sering berkunjung ke toko kue Mamanya itu.
"Not sure, sih. Dia itu susah ditebak, cuma menurutku ... Ayana lumayan lah buat bersanding sama Rey, dia cantik alami, tinggal dipoles lagi aja," jawabnya begitu.
"Dia gak mempermasalahkan latar belakang wanitanya?" Kinan bertanya lagi dan lagi. Entah apa niatnya terus menanyakan hal ini.
"Kamu kenapa nanyain tentang Rey mulu deh? Suka, ya?" Diaz nampak mulai badmood kalau saja Kinan tak langsung menjawab.
"Enggak! Bukan gitu kok," katanya meluruskan, "Aku nanya begini karena ... karena kalau misalkan Kak Rey beneran suka sama Mbak Aya, dia harus nerima kenyataannya kalau Mbak Aya itu janda, dia udah pernah nikah dan punya anak satu."
Diaz hampir tersedak mendengarnya dan cepat-cepat mengambil minum dan menatap Kinan tak percaya. "Kamu gak bercanda, kan?"
Kinan menampilkan senyum tipis di bibirnya. "Enggak, aku serius. Mbak Aya udah pernah nikah dan jadi janda karena suaminya kecelakaan pesawat," sahut Kinan memberitahukan kebenarannya.
"What? Kecelakaan pesawat?" Diaz makin kaget, "Jangan bercanda ih."
"Aku serius, Kak. Mbak Aya yang cerita sendiri, makanya aku pengen tahu ... apa Kak Rey serius dan mau menerima keadaan Mbak Aya yang kayak gitu?" Kinan berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babalik | Revisi ✓
RomanceMenjalani kehidupan sebagai single parents di usia muda, membuat Ayana harus bertahan demi putri kecilnya dengan bekerja di toko kue. Suatu saat ia bertemu seseorang yang bersangkutan dengan masa lalunya, dan mencoba melindungi sang putri dari kemun...