Keesokan harinya Ayana kembali bekerja dengan wajah yang ceria dan tak semurung kemarin saat ditinggal Rey. Bahkan, Kinan sampai meledeknya karena Ayana tak berhenti tersenyum.
"Mbak Aya, habis menang undian ya? Seneng banget kayaknya," ucap Kinan.
"Eh, masa sih Kinan? Perasaan biasa aja," balas Ayana.
"Serius Mbak! Mata Mbak Aya tuh bersinar, pipinya merah, senyum terus dari tadi," jelas Kinan.
Sontak membuat Ayana memegangi kedua pipinya, seraya berpikir; apakah dia terlalu jelas menampilkan rasa senangnya?
"Pasti habis ketemu sama Kak Rey, iya kan Mbak? Kak Diaz bilang dia udah balik ke sini," ucap Kinan.
"Enggak kok," kilah Ayana. "Udah ah, Mbak mau ke belakang."
Kinan terkekeh melihat Ayana yang salah tingkah begitu, kemudian setelah Ayana pergi ada pelanggan datang; Kinan langsung menyambutnya dan itu adalah Shakila.
Kinan jelas tak kenal siapa Shakila, dia melayani Shakila dengan sangat ramah sebagaimana mestinya perlakuan seorang pedagang kepada pembeli.
Shakila datang ke sana karena dapat rekomendasi dari Diaz. Saat cowok itu datang ke rumah dan membawakan kue sebagai buah tangan, Melinda langsung bilang suka. Maka dari itu, mereka bertanya di mana Diaz membeli kuenya.
Dan di sinilah Shakila, menatap jejeran kue yang tersedia di etalase, dan memutuskan untuk membeli beberapa kue yang dipesan Melinda. Saat Kinan tengah membungkus kuenya, Ayana datang membawakan kue baru dan menaruhnya ke dalam kotak kaca itu.
Shakila sempat menatap Ayana walau sekilas, dia diam saja karena memang tak mengenal siapa Ayana. Hingga kue yang ditunggu selesai dibungkus, Shakila pun pergi setelah tadi membayar.
Namun, sebelum pergi, Shakila sempat melihat gelang yang dipakai oleh Kinan. Dia seperti pernah melihatnya, namun karena tidak mau dituduh macam-macam, Shakila pun pergi.
"Cewek tadi cantik banget ya, Mbak," celetuk Kinan pada Ayana.
Ayana langsung mendongak dan menatap Shakila dari jendela lantas berkata, "Iya, kan dia perempuan. Kalau laki-laki baru ganteng."
Kinan langsung melotot. "Mbak, aku serius!" ujarnya, kemudian tertawa.
***
Malam harinya.
"Ih, kamu cantik banget pake dress gini. Pangling aku," ucap Rey saat Ayana keluar dari kamarnya.
"Berlebihan gak sih? Aku udah lama gak dandan kayak gini." Ayana nampak menarik roknya ke bawah, padahal sudah seatas lutut.
Dia memakai dress potongan berwarna hitam yang pas di body, alhasil menampilkan tubuh langsingnya itu. Padahal sudah punya Lily tapi bentuk tubuh Ayana masih seperti abege.
"Enggak kok, malah cantik banget. Iya kan, Lily? Mama cantik kan?"
Lily yang sedang digendong Rey langsung mengangguk sambil menarik jempolnya ke atas.
"Antik!" ujarnya.Ayana tersenyum pada kedua orang itu. Lily juga tampil cantik dengan gaun biru berenda yang terdapat gambar kelinci. Rambutnya dikuncir dua dengan aksesoris pita. Lily benar-benar membuat gemas.
"Ya udah, yuk berangkat."
***
Melinda pikir Rey benar-benar membawa calonnya ke sini. Sementara Shakila berpikir bahwa Rey hanyalah membual, tidak mungkin kakaknya itu punya pacar apalagi calon istri. Tapi, saat mereka berdua melihat orang yang dibawa Rey malam ini; benar-benar membuat tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babalik | Revisi ✓
RomanceMenjalani kehidupan sebagai single parents di usia muda, membuat Ayana harus bertahan demi putri kecilnya dengan bekerja di toko kue. Suatu saat ia bertemu seseorang yang bersangkutan dengan masa lalunya, dan mencoba melindungi sang putri dari kemun...