Bab 11

474 28 0
                                    

"Aku mau nikah," kata Rey.

Shakila dan kedua orangtuanya nampak tercengang. Benarkah, Rey sudah menemukan pujaan hatinya?

"Nikah sama Claire?" Shakila yang pertama kali berkomentar.

"Gak! Dari awal dia nyebelin tahu gak," balas Rey.

"Terus sama siapa, Sayang?" tanya Melinda.

"Kamu seriusan mau nikah? Nemu di mana calonnya?" Sang Papi turut bertanya.

"Ada deh, pokoknya dia tuh cewek baik-baik dan kujamin gak seperti Claire yang nyebelin dan caper itu," gerutu Rey mengingat ulah Claire.

"Hus! Kamu gak boleh ngomong gitu, Mamanya kemarin marah lho sama Mami karena anaknya nangis gara-gara kamu," tegur Melinda.

"Tuhkan! Belum jadi siapa-siapa aja Mami udah kena omel. Pokoknya Mami gak usah berurusan lagi sama Claire, aku udah ada calon istri jadi stop jodoh-jodohin aku, oke?" putus Rey.

"Dari keluarga apa?" tanya Reno.

"Punya usaha apa orangtuanya, Kak?" sambung Shakila.

"Siapa namanya?" Melinda ikut-ikutan.

Rey sendiri bingung menjawab kedua pertanyaan itu, kecuali dari Maminya. James mana tahu seluk-beluk keluarga Ayana. Siapa orangtuanya?

"Kok kamu diem?" Papinya nampak curiga, "Bohong kamu, ya?"

"Mmm ... enggak kok! Aku serius, Pi. Nanti aku bawa deh ke sini, sekarang cuma mau bilang gitu aja."

Setelah mengatakan itu Rey langsung melenggang pergi, membuat tiga orang itu bingung sendiri.

"Aneh," gumam Shakila.

***

"Mbak, ini aku bawain jeruk buat Lily," kata Kinan.

Ayana mengambil bingkisan itu dan menaruhnya di atas meja. "Makasih, Kinan. Maaf ya jadi ngerepotin."

"Ih, santai aja Mbak. Lagian aku kangen sama Lily, kasian juga liatnya. Biasanya aktif banget, eh, sekarang lemes gitu." Kinan berujar.

"Iya," sahut Ayana sembari menoleh menatap putrinya, "Kamu ke sini sama siapa?"

"Sama Mas Diaz, tapi orangnya lagi di bawah dulu," jawab Kinan.

"Oh."

Sementara itu, Rey dan Diaz yang tengah berjalan menuju ruang rawat Lily tampak mengobrol.

"Jadian kapan lo sama dia?" tanya Rey.

"Sama siapa?" balas Diaz pura-pura tidak tahu siapa yang dimaksud.

Rey menatap sinis. "Gak usah pura-pura gak tahu deh lo, Ayana bilang kalau Kinan pacar lo."

Diaz terkekeh. "Mau tahu aja apa mau tahu banget?" ujarnya.

"Ngeselin ya lo, awas aja."

Rey tampak sebal, sedangkan Diaz terlihat biasa saja dan malah cengengesan. Lalu saat sampai di ruangan Lily, mereka mendengar Kinan yang tengah menawarkan Ayana makan.

"Gak usah, Kinan. Aku belum laper," jawab Ayana.

Rey langsung menimpali. "Telat, aku udah bawain kamu makanan."

Seketika Ayana menoleh melihat Rey dengan wajah cerianya, bersama Diaz yang juga membawa bingkisan. Kamar yang Rey sewa adalah VVIP, sengaja dia pilih agar bisa leluasa seperti ini.

"Lily tidur, ya?" tanya Diaz seraya melihat gadis kecil yang nampak tak berdaya itu.

"Iya, habis minum obat langsung tidur." Ayana menyahut.

Babalik | Revisi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang