Bab 47

350 19 0
                                    

Dua bulan kemudian.

Shakila menatap ke arah Rey yang sedang melamun, lalu menghampirinya sambil menggandeng Lily.

"Papa!"

Rey langsung menoleh kala mendengar suara Lily. "Hai, Sayang. Udah mainnya?" tanya Rey seraya mengangkat Lily untuk dipangku. Rey sedikit meringis karena punggung kanannya masih terasa sakit.

"Kenapa, Kak?" tanya Shakila panik.

"Enggak, gapapa."

"Lo tuh masih sakit mending istirahat deh, Kak. Baru juga mendingan," kata Shakila terlihat khawatir.

Rey menggeleng. "Gue bosen di kamar terus," ujarnya, lalu menatap wajah Lily yang juga terlihat khawatir.

"Are you okay, Papa?" tanya Lily dengan lancar.

Lily sudah berulang tahun yang ketiga dan bicaranya semakin lancar, dalam hal ini Shakila yang tak lelah mengajarinya.

"Yes, honey, I’m okay. Ayo masuk, Papa laper," ujarnya.

Shakila menatap sendu kepada dua orang itu. Walaupun Ayana tak ada, setidaknya Rey masih memiliki Lily sebagai obat rindu pada istrinya.
Pria itu siuman seminggu yang lalu, tepat satu tahun pernikahannya dengan Ayana. Tapi lihatlah, mereka bahkan belum bisa menemukan Ayana sampai sekarang.

***

Malam ini adalah acara pertunangan untuk Diaz dan Shakila setelah beberapa kali sempat tertunda, padahal semua persiapan telah matang.

"Kila, mana kakakmu? Ini udah jam  tujuh lho." Melinda bertanya seraya memasang anting di kedua telinganya.

"Bentar aku panggil dulu, Mami tolong pakein sepatu Lily," kata Shakila seraya melenggang pergi.

"Mi, ini dasi Papi udah bener belum?" Reno datang sambil menunjuk dasinya.

"Ih bentar, Pi, Mami lagi pakein sepatu Lily dulu."

Gadis kecil dengan wajah polos itu lalu berkata, "Bisa, Nek, bisa." Seraya mengambil kedua sepatunya yang cantik itu.

"Bisa, Sayang?" tanya Melinda, cucunya itu mengangguk.

Lantas Lily memasukkan kakinya ke dalam sepatu dan berhasil. Melinda dan Reno bersorak senang. "Ih, pinternya cucu kita!"

Sementara Shakila tengah mengetuk-ngetuk pintu kamar Rey dan bertanya apakah pria itu sudah selesai ganti baju.

"Kak, udah belum? Kita mau berangkat nih?" tanya Shakila yang sudah terlihat sangat anggun dengan dress berwarna biru malam.

Namun malah tak ada sahutan sampai akhirnya bunyi kunci yang diputar terdengar, tampaklah wujud sang Kakak.

"Dasinya kenapa belum dipakai, Kak? Sini aku pakein," kata Shakila seraya mengambil dasi di tangan Rey dan memakaikannya.

"Lily mana?" Rey bertanya.

"Ada di bawah, udah cantik banget tuh," ujar Shakila.

Setelah dasinya terpasang rapi, Shakila lalu mengajak Rey turun. "Ayo, Kak."

***

Acara pertunangan Shakila dan Diaz di adakan di hotel, dan mengundang banyak orang sekaligus untuk pertemuan bisnis antara kolega Azriel dan Reno.

Diaz terlihat sangat tampan malam ini, apalagi warna pakaiannya senada dengan Shakila. Sekali lagi, mereka tidak janjian, tapi sering kedapatan memakai baju dengan warna sama atau senada.  Mungkin ini yang disebut jodoh?

"Kasihan ya, menantu keluarga mereka katanya gak bisa ditemukan."

"Iya, mana lagi hamil."

"Iya, dia jadi ngurusin anak tiri. Kalau saya sih ogah."

Babalik | Revisi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang