Bab 09

488 29 0
                                    

"Kalian ketemu di mana?" tanya Ayana saat Lily tengah bermain bersama beberapa anak di taman itu.

"Waktu itu dia nangis karena berantem sama temennya, jadi aku hibur," ungkapnya.

Ayana menatap Rey, sementara pria itu tengah memperhatikan Lily yang tertawa bahagia.

"Bunga mawar itu ... dari kamu?" tanya Ayana memastikan.

"Hm," jawabnya seraya mengalihkan pandangannya pada Ayana. Ujung bibirnya terangkat ke atas, menampilkan senyum yang mendamaikan.

"Anak kamu lucu, aku suka."

Pupil Ayana membesar. "Maksud kamu?"

Rey tertawa karena ucapannya yang ambigu kemudian berkata, "Hahaha, maksud aku ... dia tuh lucu banget, aku jadi gemes."

Barulah Ayana tersenyum. "Ah iya, aku yang ibunya aja gemes."

Beberapa menit ke depan mereka hanya diam dengan tatapan yang tertuju pada objek yang sama. Lily.

"Mmm ... aku gak tahu, kalau ternyata kamu udah nikah." Rey menggantung kalimatnya, "Soal kemarin aku ngajak makan, maaf ya, suami kamu pasti—"

"Gapapa, kok." potong Ayana sambil tersenyum, "Lagian ... papanya Lily udah meninggal, jadi kamu gak perlu merasa bersalah," sambungnya.

Hal itu membuat Rey tercengang, dia merasa sangat bersalah karena ucapannya ini. "I'm sorry to hear that."

"No worry, udah dua tahun yang lalu kok," kata Ayana.

Ayana mungkin tersenyum, tapi tatapan matanya menunjukkan kesedihan. Mungkinkah Ayana merindukan suaminya?

***

Diaz tiba-tiba menghampiri Rey di hotelnya karena ingin memberitahukan sesuatu kepada Rey.
"Rey! Lo harus dengerin cerita gue pokoknya, karena ini ...."

Kalimat Diaz mendadak terhenti saat melihat raut wajah Rey terlihat seperti sedang banyak pikiran.
"Are you okay? Kok mukanya gitu?" tanya Diaz khawatir.

Rey yang duduk di kursi kerjanya hanya menggeleng, lalu bangkit untuk mengambil soda di lemari es yang tersedia di pojok ruangan.

"Rey?"

Pria itu meneguk sodanya sampai tersisa setengah, setelah itu berbalik menatap Diaz seraya berkata dengan wajah melasnya, "Gue suka sama Aya. Tapi, ternyata dia udah punya anak."

Diaz yang mendengar hal itu jadi melotot. "Lo udah tahu dia punya anak?" tanyanya heboh.

Namun, bukannya menjawab pertanyaan Diaz, Rey malah menghampiri pria tersebut dan menarik kerahnya dengan satu tangan bebas. "Lo kenapa gak bilang ke gue kalo dia udah punya anak!" tukasnya.

"Gua baru tahu kemarin Rey, sumpah!" kata Diaz membela diri.
Rey melepaskan tangannya dari kerah Diaz, lalu meneguk sodanya sampai habis. Sementara itu Diaz mulai bercerita.

"Kemarin gue makan sama Kinan, dan dia cerita semuanya tentang Aya. Katanya, Aya emang udah nikah dan punya satu anak. Tapi, sayangnya pernikahan mereka gak bertahan lama karena suaminya ngalamin kecelakaan pesawat, dua tahun yang lalu dia meninggal. Makanya, semalem gue minta kita ketemu untuk ngebahas ini. Karena gue tahu lo pasti ada rasa sama dia," jelas Diaz tanpa ada satupun yang terlewat.

Rey sendiri nampak meremas kaleng soda itu, urat-urat di tangannya terlihat jelas. Kemudian, sampah itu ia buang asal dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Gue mau pulang," katanya seraya beranjak meninggalkan Diaz seorang diri.

***

"Kakak kamu udah ketemu sama Claire, Nak?" tanya Melinda pada Shakila.

Babalik | Revisi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang