Shakila sedang jalan-jalan di mall sembari melihat-lihat toko mana yang sekiranya akan ia kunjungi, ketika melihat Diaz tengah keluar dari salah satu toko perhiasan.
"Kak Diaz!" panggil Shakila sembari melambaikan tangannya.
Diaz yang sudah hapal akan suara Shakila lantas menoleh dan memberikan senyuman.
"Jangan lari," peringat Diaz.
Shakila terkekeh saat dirinya sudah berada di hadapan Diaz. Sambil mengatur napas, Shakila kemudian bertanya, "Habis ngapain, Kak?"
Diaz menunjuk paper bag yang dibawanya seraya itu berucap, "Beli sesuatu."
"Sendirian aja?" tanya Shakila sembari mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang mungkin bersama Diaz.
"Gak sama siapa-siapa, gue ke sini lagi iseng aja. Habis Rey juga pergi, kan." Diaz menjelaskan.
Shakila menatap Diaz dengan ekspresi menggoda. "Gak mungkin iseng, pasti lagi beliin hadiah buat pacarnya, ya?" kata Shakila.
Diaz hanya tersenyum, dia memang habis membelikan gelang untuk Kinan, lusa gadis itu ulang tahun. Karena Rey tidak ada, jadi dia pergi mencari kadonya sendiri.
"Lo ngapain di sini? Sama siapa?" tanya Diaz kemudian.
"Main aja, Kak. Sumpek di rumah," jawab Shakila.
"Makan yuk, mau gak? Gue yang traktir," ucap Diaz menawarkan.
Shakila langsung semringah. "Mau! Ke restoran Itali favorit gue, ya!" pinta Shakila.
Diaz mengangguk menurutinya, mereka lalu berjalan berdampingan menuju restoran kesukaan Shakila yang letaknya dua belokan dari toko perhiasan tadi.
Shakila memang adik kelasnya Diaz, tapi dia sangat akrab dengan cowok itu. Bahkan, Shakila lebih dekat dengan Diaz ketimbang Rey. Saat dengan Rey, Shakila layaknya kucing dengan tikus, bertengkar terus. Rey itu selalu usil dan suka sekali meledek Shakila.
Meskipun begitu, mereka tak benar-benar bertengkar dan musuhan. Hanya saja, Shakila seakan lebih menurut pada Diaz ketimbang Rey, pernah juga Rey cemburu dengan Diaz. Ditambah keluarga Rey dengan keluarga Diaz sudah dekat dari dulu, Papa mereka berteman. Jadi, Diaz seringkali dianggap kakak kedua oleh Shakila.
"Btw, Kak, gue boleh nanya gak?" ucap Shakila saat mereka selesai memesan makanan.
"Tanya apa?"
"Kak Rey ... waktu itu dia aneh banget, masa tiba-tiba bilang mau nikah. Katanya udah punya calon, tapi belum pengen ngasih tahu siapa calonnya, kira-kira lo tahu gak siapa orangnya, Kak?" tutur Shakila.
Diaz diam sebentar karena sepertinya dia tahu siapa orang yang dimaksud. Rey memang sudah jujur pada Diaz bahwa bagaimanapun kondisi Ayana, dia tetap menyukainya. Tapi, Diaz tak menyangka jika Rey akan secepat ini mengambil keputusan.
"Mmm ... enggak tahu sih, Rey belum cerita soal itu," sahut Diaz terpaksa berbohong, karena ini permintaan langsung dari Rey. Sahabatnya itu ingin merahasiakan Ayana dulu.
Sementara itu, Shakila nampak kecewa. "Oh, gitu ya, gue kira lo tahu."
"Enggak," kata Diaz.
"Gue penasaran aja gitu, kira-kira siapa cewek yang berhasil dapetin hati Kak Rey. Dia juga akhir-akhir ini sibuk terus, jarang ada di rumah. Pulang pun selalu malem," ungkapnya.
"Kenapa? Pas gak ada orangnya dicariin, giliran ada berantem," ledek Diaz.
Shakila langsung melotot. "Kak! Jangan mulai deh," ujarnya sembari menepuk lengan Diaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babalik | Revisi ✓
RomanceMenjalani kehidupan sebagai single parents di usia muda, membuat Ayana harus bertahan demi putri kecilnya dengan bekerja di toko kue. Suatu saat ia bertemu seseorang yang bersangkutan dengan masa lalunya, dan mencoba melindungi sang putri dari kemun...