Valya menatap layar ponselnya dengan wajah senang. Setelah beberapa hari ia menghilang, kini Valya datang kembali dengan membawa rencana baru.
"Enjoy your weekend, Ayana," ucap Valya dengan senyum jahatnya.
Sementara itu di kediaman Reid, mereka tengah berkumpul. Hari beranjak siang, tapi belum ada tanda-tanda bahwa mereka akan pergi ke suatu tempat untuk menikmati waktu libur seperti berjalan-jalan atau tamasya.
"Lily lagi main apa, Sayang?" tanya Rey seraya mengambil duduk di samping putrinya.
"Macak-macakan," jawab Lily nampak serius memasak.
"Wah, Papa mau pesen dong," pinta Rey.
"Pecen apa?" tanya Lily.
"Nasi goreng pakai telur mata sapi," ujarnya.
"Okay! Tundu ya, aku macak duyu." Lily menyuruh Rey menunggu.
Rey mengangguk patuh dan duduk setia menunggu pesanannya dengan senyum mengembang. Sementara Melinda yang datang dari dapur—membawa cupcakes buatannya—melihat Lily sambil tersenyum.
"Wah, Lily lagi main masak-masakan ya," sahutnya.
"Iya, Nek," jawab Lily. "Nenek mau pecen apa?"
Rey tersenyum seraya mengusap-usap kepala Lily.
"Nenek mau bakso, ada gak?"
"Ada! Tundu ya, kaya Papa tundu," titah Lily seraya menyuruh Melinda duduk berdampingan dengan Rey.
Melinda dan Rey menatap Lily dengan gemas, sementara dari belakang Ayana tersenyum melihat kelakuan putrinya.
"Dah, dadi!" Lily berseru.
Dia lalu memberikan nasi goreng dengan telur mata sapi kepada Rey, dan semangkuk bakso kepada Melinda.
"Makasih, Sayang," kata Rey.
"Cama-cama," balas Lily.
Melinda tertawa, kemudian mengambil cupcakes yang ia bawa dan memberikannya pada Lily.
"Nah, yang ini buat Lily. Nenek bikin buat Lily," kata Melinda.
Lily mengambil cupcakes itu dengan tangan kanan kemudian mengucapkan terimakasih.
"Makaci, nenek!"
"Sama-sama, Sayang."
Rey tersenyum, lalu tiba-tiba terdengar bunyi bel dan Bik Lina langsung berlari untuk membukanya. Saat kembali dia terlihat membawa sebuah kotak berukuran sedang.
"Siapa, Bik?" tanya Rey.
"Kurir, katanya buat Mbak Ayana."
"Ayana beli apa?" tanya Melinda.
"Gak tahu," kata Rey, kemudian menyuruh Bik Lina untuk memberikannya kepada Ayana karena wanita itu sedang ada di dapur.
Ayana yang baru selesai membuat kue coklat kesukaannya, langsung menoleh saat Bik Lina memanggil.
"Mbak, ini ada paket."
"Paket? Dari siapa?" tanya Ayana bingung, karena dia tak merasa membeli apapun via online. Main hape saja jarang.
"Gak tahu Mbak, kalau gitu saya permisi."
Ayana mengangguk, lalu menatap kotak di tangannya. Kira-kira apa isinya?
"Kamu beli apa, Sayang?" tanya Rey.
"Hm? Enggak, aku gak beli apa-apa." Ayana lalu membuka pita yang diikatkan pada si kotak.
Dari tampilannya terlihat cantik dan menarik, namun saat Ayana membuka penutupnya dia langsung teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babalik | Revisi ✓
RomanceMenjalani kehidupan sebagai single parents di usia muda, membuat Ayana harus bertahan demi putri kecilnya dengan bekerja di toko kue. Suatu saat ia bertemu seseorang yang bersangkutan dengan masa lalunya, dan mencoba melindungi sang putri dari kemun...