Keesokan harinya.
"Tenang aja Kila, calon kamu itu dari keluarga yang baik-baik. Bahkan Oma sendiri lho yang mengatur perjodohan ini, kurang sayang gimana coba?" tutur Melinda saat tengah mendadani anak gadisnya.
"Mami sama Papi seenaknya aja tahu gak sama aku. Dulu nolak semua cowok yang aku bawa, dan sekarang tiba-tiba bawa calon suami. Seenggak penting itu ya keputusan aku?" Shakila menatap Maminya dengan sebal.
Melinda tak menjawab dan tetap fokus merias wajah Shakila. Putrinya itu nampak cantik mengenakan dress berwarna cream dengan taburan mutiara di beberapa area.
Tok tok tok.
"Mami," panggil Rey dari luar.
"Iya, Sayang? Masuk aja, udah beres kok," sahut Melinda.
"Kalau udah selesai ayo turun, Papi nungguin, katanya mau berangkat sekarang," kata Rey dengan Lily yang berada digendongan.
"Oke, ayo Kila."
Shakila terlihat ogah-ogahan, tapi lalu ikut berjalan dari belakang. Saat di bawah Shakila mendapatkan pujian dari Reno.
"Cantik banget anak Papi, kurang senyumnya aja," ucap Reno.
Sementara Shakila tak menanggapi dan langsung masuk ke mobil Reno di kursi depan. Meskipun harusnya Shakila semobil dengan Rey.
Rey yang melihat itu hanya diam, entah sampai kapan Shakila akan membencinya.***
Setelah sampai di sebuah restoran yang ditentukan oleh Reno, mereka pun masuk menuju tempat yang sudah di booking. Sayangnya, Shakila malah meminta izin ke toilet padahal keluarga calon suaminya sudah datang.
"Aku ke toilet bentar," kata Shakila.
"If you try to run away, don't you dare Kila." Reno memperingati.
"What? Papi kira ini sinetron?" sahut Shakila seraya menatap wajah papinya dengan menyebalkan.
"No, but you're a drama queen."
Shakila mendengus, kemudian segera meninggalkan mereka ke toilet. Sedangkan Rey mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Mereka udah dateng, Pi?" tanyanya.
"Udah, ayo masuk. Gak enak takut nunggu lama," ajak Reno.
Mereka pun masuk ke ruangan yang telah disediakan, di sana terdapat kedua orang tua Diaz yang tengah mengobrol.
"Azriel, Gwen, maaf menunggu lama. Pasti udah dari tadi ya?" sapa Reno kepada sepasang suami istri itu.
Mereka berdua tersenyum seraya itu berdiri dari duduknya. "No, kita juga baru sampe kok."
"Ini Gwen, nunggu anak perempuan dandan lama banget." Reno menatap Melinda seraya tersenyum.
"Kan ini malam spesial, Papi, harus spesial juga dandannya," timpal Melinda.
Mereka tertawa, lalu Gwen menatap Ayana dan perutnya. "Ayana, terakhir kita ketemu kamu masih kurus sekarang udah ngisi aja. Selamat ya, Tante ikut seneng," ucap Gwen seraya melakukan cipika-cipiki ala perempuan.
"Makasih Tante." Ayana tersenyum.
"Lily pasti seneng ya mau punya adik?" Gwen bertanya pada Lily.
"Iya," jawab Lily dengan wajah polos. Membuat yang lain tertawa.
"Ngomong-ngomong Diaz ke mana, Tante? Belum datang?" Rey bertanya.
"Tadi izin keluar sih, mungkin ke toilet."
"Oh."
"Ya udah, ayo duduk. Kita pesan makanannya sembari nunggu lengkap."
Mereka pun mengambil kursi masing-masing, sementara itu Shakila tengah mengurung dirinya di toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babalik | Revisi ✓
RomansaMenjalani kehidupan sebagai single parents di usia muda, membuat Ayana harus bertahan demi putri kecilnya dengan bekerja di toko kue. Suatu saat ia bertemu seseorang yang bersangkutan dengan masa lalunya, dan mencoba melindungi sang putri dari kemun...