Siang hari di rumah Rey nampak ramai dengan tawa karena tingkah lucu Lily. Melinda terlihat sangat bahagia sampai tertawa lepas. Rey yang menyaksikan itu turut senang.
Namun, sayangnya hal itu tak bertahan lama karena seseorang datang dan mengacaukan kesenangan mereka."Selamat siang, Tante. Long time no see."
Semuanya kompak menoleh ke arah suara berasal. Tak jauh dari mereka seorang perempuan dengan rambut pirang berdiri dengan senyum cantiknya. Dia adalah wanita yang sama yang berada di bandara kala itu.
"Valya?"
Melinda nampak menyapa Valya dan cipika-cipiki dengannya. Sementara Rey langsung menatap Ayana.
"Sayang," panggilnya."Kita jalan-jalan yuk, ajak Lily main. Mumpung aku libur hari ini," ajak Rey.
Ayana menatap Rey curiga karena tiba-tiba mengajak main saat wanita itu datang. Tapi, kemudian menerima ajakannya. Namun, saat hendak pergi Valya malah menahannya.
"Rey, mau ke mana? Kamu gak kangen gitu sama aku?" Valya menunjukkan senyum manisnya pada Rey.
Shakila yang duduk di sofa hanya menatap saja. Dia sebenarnya tidak kenal siapa Valya ini. Shakila belum pernah melihat atau bertemu dengannya. Tapi, tadi Melinda bilang bahwa Valya adalah anak dari temannya.
"Mami ngundang dia ke sini?" Rey bertanya pada Melinda.
"Enggak, dia bilang lagi liburan. Iya kan?" Melinda menatap Valya dan wanita itu mengangguk.
Rey mendengus; liburan katanya, menyebalkan sekali. Dia lalu menatap ke arah Shakila yang sepertinya tak mungkin jika adiknya itu yang mengundang, pasalnya saat itu Shakila tengah berada di Australia untuk sekolah.
Ditambah Valya sepertinya memang belum pernah menginjakkan kakinya ke sini. Jadi, tidak mungkin kalau ini perbuatan Shakila. Ataukah Diaz? Pria itu tahu mengenai Valya. Tapi, mana mungkin juga Diaz tega berbuat itu padanya.
"Kenapa? Kamu keliatan gak seneng aku dateng ke sini." Suara Valya menginterupsi, membawa Rey menoleh.
"Apaan sih, aku-kamu segala," ucap Rey sinis.
Valya tertawa, membuat Ayana merinding karena tawa itu membuat Ayana teringat masa lalu.
"Kita kan temen Rey," kata Valya. "Aku pernah ketemu Rey lho Tante di Paris. Kita main bareng." Valya menatap Melinda.
"Oh ya? Rey gak pernah cerita tuh." Melinda yang tak tahu apa-apa lurus saja menanggapi setiap ucapan Valya.
"Apaan sih," kesal Rey.
"Mi, aku pergi dulu ya. Mau ngajak Lily main," pamit Rey lantas membawa anak dan istrinya pergi.
***
Shakila memeluk lututnya seraya menatap langit yang cerah. Keluarganya mungkin sedang berbahagia namun tidak dengan dirinya.
Entahlah apa yang sekarang Shakila rasakan. Semenjak kehadiran Ayana hidupnya jadi tak berwarna. Shakila jadi sering uring-uringan memikirkan kakaknya.
Karena bosan, Shakila memutuskan untuk pergi ke butik langganannya. Shakila merasa seperti lap yang tak terpakai karena orangtuanya tak membolehkan dia bekerja, padahal Shakila mengambil jurusan yang sama seperti Rey.
Kenapa papanya itu tak mau memakai jasa Shakila? Kalau begitu mending tidak usah kuliah saja jika ujung-ujungnya Shakila tak dibolehkan bekerja. Menyebalkan.
"Shakila," panggil Valya yang kebetulan ada di butik ini juga.
"Kak Valya? Kenapa, Kak?" tanya Shakila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babalik | Revisi ✓
Lãng mạnMenjalani kehidupan sebagai single parents di usia muda, membuat Ayana harus bertahan demi putri kecilnya dengan bekerja di toko kue. Suatu saat ia bertemu seseorang yang bersangkutan dengan masa lalunya, dan mencoba melindungi sang putri dari kemun...