Bab 29

329 16 0
                                    

Sore ini sebelum pulang, Rey meminta Diaz untuk bertemu dahulu. Tadinya Rey mengajak Diaz untuk bertemu di Kiara's Bakery karena sekalian beli kue untuk di rumah, tapi Diaz menolak.

Alhasil mereka tidak jadi bertemu dan Rey mengatasi maksudnya lewat telepon. "Papi ngundang lo sama ortu buat dinner di rumah, ada waktu kosong gak?" kata Rey dari telepon.

"Mau ngapain?" tanya Diaz seraya fokus menyetir.

"Gak tahu, Papi. Katanya sih ada yang mau diomongin sama bokap nyokap lo," ucap Rey.

Dari seberang telepon Diaz nampak berpikir, kemudian menjawab, "Nanti gue tanyain ke mereka deh, kapan senggangnya."

"Oke."

Setelah itu sambungan telepon diputus, Rey langsung bergegas pulang dan tak menyadari bahwa seseorang sedari tadi memperhatikannya.

***

"Apa lagi ya yang kurang?" gumam Melinda seraya menatap jajaran rak di sekelilingnya.

"Bumbu dapur Mi, kayaknya ada yang kelupaan," sahut Ayana.

Tadi, setelah Ayana dan Lily selesai mandi, Melinda langsung mengajak mereka untuk pergi belanja membeli kebutuhan bulanan. Awalnya Ayana merasa canggung dengan ibu mertuanya itu, tetapi lama-lama jadi terasa nyaman seperti ibu sendiri—meskipun Ayana tidak punya ibu.

Melinda sepertinya sudah benar-benar menerima Ayana sebagai menantunya; terbukti saat tadi mereka tak sengaja bertemu dengan teman arisan Melinda dan tak ragu mengenalkan Ayana sebagai menantunya. Bahkan Melinda memperkenalkan Lily sebagai cucunya dan terdengar sangat bangga karena sudah punya cucu.

"Nanti malam keluarganya Diaz mau datang, kita belanja yang agak lebihan," tutur Melinda.

"Aku bantuin masak ya, Mi," pinta Ayana.

"Boleh, Mami pengen cobain masakan kamu."

Ayana tersenyum. Kalau begitu akan ia buat Melinda terkesan.

"Udah kan, yuk bayar."

Melinda menuntun Lily menuju kasir sementara Ayana mendorong trolinya—dia yang minta. Saat sampai di rumah, kedua wanita itu samar-samar mendengar keributan.

"Pi, Aya sama Lily ke mana?" tanya Rey.

"Gak tahu, Papi juga baru dateng."

"Terus Mami ke mana?" tanya Rey lagi.

"Gak tahu Rey, dibilang Papi baru dateng."

"Ada apa sih ini? Dari luar kedengaran ribut-ribut?" sahut Melinda.

Reno dan Rey langsung menoleh saat mendengar suara Melinda. "Kalian habis dari mana?" tanya mereka berbarengan.

Melinda dan Ayana saling tatap kemudian mengulas senyum.
"Kenapa sih?" tanya Melinda seraya berjalan ke arah dapur diikuti supir yang membawakan belanjaannya.

"Rey sama Papi, bantu bawain belanjaan Mami sana di mobil," titah Melinda.

"Rey aja tuh," tunjuk Reno.

"Papi aja, Mami kan istrinya Papi," ucap Rey.

"Mami kamu juga Rey," balas Reno.

Ayana yang mendengarnya hanya menggeleng tersenyum, sementara Melinda langsung teriak, "Kalian berdua!"

Mau tak mau Rey dan Reno menurut. Sebelum pergi Rey menatap Ayana yang tengah menggendong Lily. Putrinya itu tertidur. Setelah Rey pergi, Ayana langsung naik ke atas untuk menidurkan Lily di kasur. Sepertinya Lily kelelahan karena tadi sempat bermain-main dulu di mall.

Babalik | Revisi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang