Tubuh Hyerin bergetar begitu hebat ketika beberapa saat yang lalu dengan tiba-tiba seorang pria berbadan besar menariknya dan menodongkan pistol tepat di pelipisnya, rasa takut itu benar-benar sudah mendominasi. Tapi inilah konsekuensi yang harus ia ambil saat dirinya memutuskan untuk mengikuti Taehyung sampai ke tempat ini.
Benar dugaannya, pasti ada hal besar yang di sembunyikan Taehyung darinya. Bukan hanya Taehyung, tapi Seokjin pun ternyata ikut menyembunyikan hal besar ini. Suara tembakan demi tembakan saat pertama kali ia menginjakkan kaki di tempat ini masih sangat jelas terngiang, cairan berwarna merah pekat yang keluar dari tubuh pria yang tergeletak tepat tak jauh dari tempat persembunyiannya tadi masih jelas terbayang dalam ingatan. Hyerin sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya dilakukan Taehyung dan mengapa pria itu melakukan hal ini?
"Berhentilah menangis! Atau aku akan menembakan peluru ini sekarang juga!!!"
Suara yang sarat penuh dengan ancaman itu mengembalikan seluruh atensi Hyerin. Jantungnya terus berdegup begitu cepat sebab rasa takut itu kian menguasai diri. Tak ada yang bisa Hyerin lakukan selain merapalkan do'a dalam hati dengan likuid bening yang mengalir dari pelupuk matanya.
Samar-samar Hyerin dapat melihat dari balik kedua netranya yang sudah tertutup sempurna dengan air mata, sosok Taehyung muncul dari kejauhan dengan sebuah pistol di tangan kanannya. Pria itu semakin mendekat ke arahnya bersamaan dengan itu Hyerin jelas mendengar suara pelatuk pistol di pelipisnya dibunyikan. Sedikit banyaknya Hyerin tau, jika pelatuk itu sudah dibunyikan maka kapan saja peluru itu siap menembus kepalanya.
"Jangan mendekat!!! Atau aku akan membunuh gadis ini sekarang juga!!!"
Langkah Taehyung sempurna terhenti. Dengan tatapan tajam yang begitu mematikan, Taehyung menyorot pria yang dengan sangat berani menjadikan gadis pujaannya sebagai tawanan. Hati Taehyung seperti dihantam batu besar dengan intensitas hantaman yang begitu kuat saat melihat bagaimana tubuh Hyerin yang bergetar dengan kedua netra yang terpejam begitu rapat serta likuid bening yang terus menerus mengalir di kedua bilah pipi putihnya.
Sepersekian detik seluruh atensi Taehyung benar-benar tertuju sepenuhnya pada Hyerin hingga tanpa sadar kini ia sudah di kepung oleh beberapa orang lengkap dengan berbagai macam senapan di tangan mereka. Sedangkan anggota Black Hunter lainnya pun satu persatu sudah berhasil mendapat penjagaan dari para anak buah Sooyeon termasuk Seokjin dan Namjoon. Saat ini tak ada lagi yang bisa mereka lakukan, Black Hunter benar-benar sudah berada diambang kehancuran.
Taehyung menjatuhkan pistol yang sedari tadi berada di genggamannya. "Lepaskan dia!!!!" Taehyung berteriak begitu kuat memecah keheningan malam yang terasa begitu mencekam, "kau bisa membunuhku sebagai gantinya!" lanjutnya.
Kedua netra Hyerin kembali terbuka saat mendengar suara baritone Taehyung yang penuh dengan interupsi. Taehyung kini sudah berdiri tak jauh darinya dengan berbagai senapan yang di todongkan ke arah pria itu. "Taehyung-ssi," ucap Hyerin begitu lirih. Likuid bening itu bahkan semakin mengalir begitu deras dari pelupuk matanya. Hyerin sungguh menyesal, seharusnya ia bisa bersembunyi dengan baik atau mungkin berhasil mencegah Taehyung untuk melakukan hal ini.
"HAHAHAHA"
Suara tawa seseorang terdengar begitu menggelegar membuat atensi Hyerin teralihkan dan benar-benar kembali dibuat terkejut saat mendapati Ryu Sooyeon lah yang kini tengah berjalan ke arahnya. Apa ini? Hyerin sungguh benar-benar tidak mengerti.
"Han Hyerin, Han Seokjin, dan Adikku yang paling aku sayang! Ryu Taehyung! Annyeong!"
Hyerin menelan kasar salivanya saat mendapati wajah Sooyeon yang sempat mendekat ke wajahnya. Tatapan wanita itu benar-benar sangat mengerikan, sangat jauh berbeda dengan tatapan hangat nan lembut saat terakhir kali mereka bertemu. Kepala Hyerin benar-benar terasa berdenyut karena sudah terlalu lama menangis ditambah banyak pertanyaan yang seketika bergeremul dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...