Keesokkan harinya, Taehyung benar-benar mengantar Hyerin menuju kediamannya. Senyum terus saja merekah dari ranum indah milik Hyerin selama diperjalanan menuju rumahnya. Sesekali Taehyung yang tengah fokus menyetir juga melirik Hyerin yang duduk di sampingnya, hingga membuatnya ikut mengulum senyum saat melihat Hyerin yang terus menerus tersenyum.
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sampai tepat di depan rumah sederhana milik Hyerin. Hyerin sungguh merasa bahagia, membayangkan wajah Ayahnya yang bahagia saat melihatnya nanti, Hyerin benar-benar tak sabar hingga dengan gerak cepat ia melepas seatbelt dan bersiap untuk turun dari mobil Taehyung.
Tapi seketika Hyerin teringat dengan kata-kata Taehyung beberapa saat yang lalu, bahwa kali ini ia tidak bisa menemani Hyerin untuk menemui Ayahnya karena ada rapat penting yang harus ia lakukan hari ini. Hyerin kembali pada posisi semula, kemudian menatap Taehyung yang ternyata juga tengah menatapnya.
"Ada apa?" tanya Taehyung saat melihat Hyerin yang mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil.
"Apa kau benar-benar tidak akan menemaniku? Taehyung-ssi?"
"Maafkan aku, lain kali aku pasti akan menemanimu."
Hyerin tersenyum dan mengangguk, mengerti dengan segala kesibukan yang dimiliki Taehyung. Hyerin sudah sangat bersyukur Taehyung sudah mengizinkan dan mau mengantarnya, meski ada sedikit perasaan yang disayangkan ketika mendengar pria itu tidak bisa ikut bersamanya.
"Baiklah, terimakasih Taehyung-ssi," ucap Hyerin kemudian bersiap untuk kembali beranjak dari kursi penumpang mobil Taehyung, namun seketika netra Hyerin terbelalak saat Taehyung menahan tangannya kemudian memberikan satu kecupan yang terasa sangat manis di atas ranumnya.
Taehyung menyunggingkan senyum saat melihat bagaimana semburat merah itu muncul di kedua pipi putih gadis yang tengah menatapnya dengan penuh keterkejutan. "Tunggu aku! nanti aku akan menjemputmu," ucap Taehyung terdengar sangat lembut sambil menyentuh sisi wajah Hyerin yang terlihat semakin memerah karena ulahnya.
Hyerin kembali tersenyum dan mengangguk lalu benar-benar keluar dari mobil Taehyung. Hyerin benar-benar sangat bahagia saat ini, hingga tanpa sadar kedua kakinya sudah membawanya berada tepat di pintu utama rumah sederhananya. Senyuman terus saja merekah di wajah cantiknya, tak sabar ingin segera bertemu pun memeluk Ayahnya. Hyerin mulai mengetuk pintu rumah, kemudian pintu itu terbuka dan yang membuat Hyerin sangat terkejut ketika melihat siapa orang yang baru saja membuka pintu rumahnya.
"Hyerin?!"
Hyerin benar-benar tersentak saat melihat Ayahnya lah yang kini berdiri di hadapannya. Bahkan pria itu baru saja menyebut namanya. Hyerin yang melihat presensi Ayahnya langsung bergegas memeluk erat pria yang sangat di rindukannya. Liquid bening pun seketika meluruh di kedua pipinya, saat kembali merasakan pelukan hangat Sang Ayah. Orang yang paling ia rindukan.
Hyerin juga benar-benar merasa bahagia saat melihat Ayahnya yang benar-benar jauh lebih baik dari terakhir kali ia melihatnya. Ini semua pasti berkat campur tangan Taehyung. Ternyata pria itu tak main-main dengan perkataannya. Jika pria itu ada di sini bersamanya, pasti Hyerin langsung memeluknya untuk mengucapkan rasa terimakasih yang luar biasa pada pria itu.
"Noona!!"
Lagi-lagi Hyerin dikejutkan dengan entitas seseorang yang berdiri di belakang Sang Ayah. Han Soobin, Putra bungsu Seokmin yang selama enam tahun terakhir ini mengikuti pertukaran pelajar ke Kanada karena Soobin terbilang murid yang cerdas di sekolahnya, hingga pemuda itu mendapatkan kesempatan yang sungguh sangat luar biasa.
Hyerin kembali tersentak saat melihat bagaimana paras Soobin yang sangat jauh berbeda saat terakhir kali mereka bertemu. Soobin terlihat jauh lebih tinggi darinya dan Adiknya itu terlihat jauh lebih tampan sekarang. Wajar saja jika banyak perubahan pada diri Soobin, mengingat saat Soobin pergi meninggalkan Korea. Anak itu hanyalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun. Dan saat ini, Soobin yang ada di hadapan Hyerin adalah anak remaja berusia 19 tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...