Taehyung hanya terdiam menatap kepergian Hyerin. Ia sungguh tidak mengerti kenapa gadis itu memilih untuk tetap bersamanya padahal kali ini, ia benar-benar ingin melepasnya. Taehyung sungguh tidak ingin membuat Hyerin kembali merasa sakit apalagi menambah rasa sakitnya. Karena luka yang telah ia torehkan selama ini di hati gadis itu sudah begitu banyak, sampai ia sendiri tak sanggup membayangkan bagaimana sakitnya Hyerin menahan semua hal buruk yang telah ia perbuat.
Hyerin kembali, lantas membawa tubuh Taehyung untuk duduk di atas ranjang. Membersihkan luka di tangan pria itu, kemudian beralih membuka baju yang dikenakan Taehyung. Sungguh Hyerin tidak bermaksud macam-macam, hanya ingin membersihkan bekas luka di dada Taehyung juga mengganti perbannya dengan yang baru.
Berada sedekat ini dengan Taehyung, mencium aroma mint bercampur dengan citrus yang menguar menyapa indera penciumannya. Ditambah Taehyung yang kini shirtless untuk mempermudahnya membalut luka itu. Jangan tanyakan bagaimana debaran jantung Hyerin saat ini, karena tidak mungkin ada orang yang tidak merasakan apa yang Hyerin rasakan ketika di hadapkan dengan situasi yang seperti ini.
Sedangkan Taehyung sendiri hanya terdiam, bergerumul dengan beberapa pikiran yang terus berkecamuk dalam benaknya. Bagaimana bisa gadis yang selama ini selalu ia sakiti, gadis yang selalu menangis karenanya, gadis yang telah terluka begitu banyak karena perbuatannya. Saat ini tengah memperlakukannya seakan ia tidak pernah menyakitinya. Apa yang dilakukan Hyerin, membuat rasa bersalah yang begitu besar di hati Taehyung semakin menjadi.
Taehyung tersadar saat Hyerin telah selesai membalut luka di dadanya. Lantas menahan tangan Hyerin yang masih berada di sana. Membuat manik indah milik gadis itu langsung kembali bersirobok dengan maniknya.
Taehyung menatap dalam manik indah yang terlihat berbinar karena pendar cahaya dari lampu redup kamarnya, juga gadis itu yang sempat menangis dan lagi-lagi karenanya. Hatinya sungguh tersayat begitu perih saat melihat tatapan sendu penuh luka yang terpancar dari manik indah itu.
Sungguh! Taehyung benar-benar ingin melepas Hyerin saat ini. Taehyung sadar, cara yang selama ini ia lakukan untuk membuat Hyerin tetap berada di sisinya adalah sebuah kesalahan. Keegoisannya mengakibatkan Hyerin terluka begitu dalam karenanya.
Luka yang mungkin ia sendiri tidak yakin bisa menyembuhkannya atau bahkan membuat luka itu terus membekas di sana. Dan yang lebih parahnya lagi. Bukan hal yang tidak mungkin jika Hyerin tetap memilih untuk bertahan di sisinya, ia kembali menambahkan kesakitan begitu banyak yang akan kembali ia torehkan pada hati gadis itu.
"Sungguh, kau bisa pergi Hyerin."
Mendengar kalimat itu kembali terucap dari ranum Taehyung, Hyerin langsung melepas tangan yang sedari tadi menahan tangannya. Lantas balik menggenggam tangan pria itu. Menatap dalam kedua manik yang selalu berhasil membuatnya semakin jatuh begitu dalam, merasakan detakan jantungnya yang terus saja berdebar tak karuan saat berhadapan dalam jarak sedekat ini dengan Sang pria Ryu.
"Taehyung-ssi. Apa kau percaya dengan takdir? Aku percaya. Aku hidup karena sebuah takdir. Kau dan aku dipertemukan juga karena Takdir. Aku akan pergi, jika takdir mengatakan aku harus pergi. Tapi jika takdir itu mengatakan aku harus tetap di sini, maka tak ada satu pun orang yang bisa memaksaku untuk pergi dari sini."
Taehyung merasakan netranya yang memanas karena masih berusaha untuk menahan agar liquid bening itu tidak meluruh. Kemudian menarik Hyerin ke dalam pelukannya, setelahnya menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Hyerin. Seorang Ryu Taehyung tengah menumpahkan segala rasa sakit yang menyerang hati juga tubuhnya dalam waktu yang bersamaan, pada tubuh mungil seorang gadis yang tanpa ia sadari sudah memenuhi seluruh ruang kosong di hatinya. Apa yang terjadi padanya, hidupnya, takdirnya. Semuanya, terasa sangat begitu menyesakkan dan sungguh sangat memuakkan bagi Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...