Chapter 2

1.7K 289 398
                                    

Gadis itu pun menoleh manakala suara melengking khas dari seseorang yang selama ini menjadi teman baiknya menguar, suara yang kerapkali memekakkan rungunya. Lantas menoleh, menatap dengan malas seorang gadis yang berada tepat di sebelahnya. Tak mengatakan apapun sebagai balasan atas kalimat yang menguar dan lebih memilih bersiap mengeluarkan pena serta buku catatan.

"Yak! Hyerin-ah... Apa kau tidak mendengarku?"

Hyerin yang merasa tidak nyaman dengan ocehan sahabatnya itu pun hanya menarik nafas dalam dan kembali menoleh dengan tatapan tajamnya. "Yak! Jung Hana, apa kau tidak melihat kelas akan segera dimulai? Dan bisakah kau menutup mulutmu itu, sekarang juga?!" ujar Hyerin dengan nafas yang masih tersengal akibat berlari tadi.

Beberapa menit yang lalu kelas yang Hyerin ikuti pun telah berakhir. Kini ia tengah berada di kantin kampusnya bersama Hana, menikmati makan siang sekaligus sarapannya yang sangat tertunda. Setiap pagi itulah yang terjadi pada Hyerin. Bangun sangat pagi, menyiapkan sarapan untuk Ayahnya, bersiap untuk pergi ke kampus, berlari mengejar bus, sampai-sampai ia selalu melupakan sarapannya sendiri. Bahkan terkadang ia melupakan buku catatan yang seharusnya ia bawa, hingga membuatnya kembali ke rumah dengan konsekuensi keterlambatan dan akhirnya hukuman yang ia dapatkan.

"Yak!! Kenapa kalian tidak menungguku? Hah?!!! Bukankah sudah ku bilang untuk menungguku agar kita bisa makan bersama!!" ujar seorang pria yang kini telah duduk di hadapan Hyerin juga Hana.

"Yak! Ahn Jungkook!" Hana berdecak sambil menatap tajam Pria yang baru saja bergabung bersama mereka. "lihatlah! Bukankah anak ini terlihat sangat kelaparan? Apa kau tega membiarkannya kelaparan karena menunggumu?" lanjutnya.

Pria yang dipanggil Jungkook itu pun melihat ke arah Hyerin yang tengah lahap menghabiskan makanannya, tanpa memperdulikan presensinya. Jungkook terkekeh melihat Hyerin yang menurutnya sangat lucu dengan kedua pipi yang menggembung. Lantas tangannya beranjak mengacak dengan gemas surai Hyerin, hingga berhasil membuat seluruh atensi gadis itu teralihkan. Jungkook kembali menatap Hyerin dengan tatapan seriusnya.

"Hey, apa kau tadi datang terlambat lagi?" Dan yang Jungkook dapatkan hanya sebuah deheman sebagai jawaban, karena gadis itu kembali sibuk menghabiskan makanannya.

"Sepertinya, terlambat telah menjadi hobbynya saat ini," sahut Hana menimpali.

"Hyerin-ah, kalau kau mau aku bisa menjemputmu ke Rumah. Jadi kau tidak perlu berlari mengejar bus dan melupakan sarapanmu lagi."

"Benar apa yang dikatakan Jungkook. Sebaiknya kau berangkat bersama kelinci berwujud manusia ini Hyerin-ah."

Hyerin menatap kedua sahabatnya bergantian. Hah! Tatapan apa itu? Lagi-lagi ia melihat kedua sahabatnya tengah menatapnya dengan tatapan sendu mereka. Sungguh! Hyerin sangat tidak suka mereka memperlakukannya seperti ini. Bahkan tawaran yang diberikan Jungkook padanya bukan hanya sekali ini tapi sudah berulang kali, dan Hyerin selalu menolaknya. Bukan bermaksud untuk menolak niat baik mereka, tapi Hyerin hanya tidak ingin terus-menerus merepotkan keduanya. Karena selama mereka dekat, sudah tak terhitung lagi berapa banyak bantuan yang sudah Hyerin dapatkan baik dari Hana maupun Jungkook.

"Yak! bukankah kalian tau bahwa aku sangat tidak suka mendapat tatapan kalian yang seperti itu?" Hyerin menatap Hana dan Jungkook secara bergantian, "dengar! kalian berdua sudah cukup banyak membantuku. Jadi, aku mohon jangan seperti ini," lanjutnya dengan tatapan penuh harap.


*****


Setelah menyelesaikan pekerjaan di kantornya, Taehyung langsung bergegas. Dengan nafas yang memburu, Taehyung melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata, pikirannya sungguh berkecamuk memikirkan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Tak membutuhkan waktu lama, mobil Taehyung berhenti di sebuah gedung yang cukup usang. Meskipun gedung ini terlihat sangat tidak layak jika dilihat dari luar, tapi ketika masuk ke dalam siapa pun pasti akan tercengang dengan keadaan dan suasana yang ada di dalam gedung.

Dengan lampu yang temaram, tapi tidak menghilangkan kemewahan yang ada di dalamnya. Ada beberapa sofa yang terlihat sangat nyaman, TV LED yang cukup besar di satu sisi, mesin pendingin yang di dalamnya banyak berbagai minuman, dan jangan lupakan juga Bar kecil yang terletak di sudut ruangan yang berisi bermacam jenis cairan memabukkan di sana.

Tempat ini, dijadikan tempat berkumpul Taehyung dengan teman-temannya. Tempat rahasia yang biasa digunakan untuk menyusun berbagai macam rencana, strategi, serta taktik yang selalu tersusun rapih di otaknya. Taehyung mendaratkan bantalan duduknya di sebuah sofa single, kemudian menatap kedua rekannya yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Ceritakan! Apa yang terjadi?"

"Salah satu anggota kita yang kau tugaskan gagal melakukan misinya," ucap seorang berperawakan lebih tinggi dari Taehyung.

Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan! Gagal dalam melakukan misi? bodoh sekali. Taehyung membuang nafas terlampau kasar, sambil mengepal tangannya hingga membuat buku jarinya memutih. "Bawa dia kehadapanku, secepatnya!!"


*****


Saat ini Hyerin tengah berada di sebuah Café. Berkumpul dengan teman-temannya, membicarakan hal yang tidak penting, serta menghamburkan uang. Bukan, bukan itu yang dilakukan Hyerin. Ia bukan tipe orang yang seperti itu dengan membuang waktunya secara cuma-cuma, karena setiap detik waktu yang Hyerin miliki sangat berharga baginya. Bahkan kalau ia mampu mengubah setiap detik dalam hidupnya menjadi pundi-pundi uang, ia akan melakukan hal itu sekarang.

Han Hyerin seorang gadis cantik yang tengah berjuang menjalani hidupnya yang sangat keras untuk orang seusianya. Harusnya di masa mudanya ini ia habiskan untuk bersenang-senang dengan teman sebayanya, fokus pada pendidikannya, pulang ke rumah untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya atau sekedar bersantai di waktu luangnya.

Tapi sayangnya, garis takdir yang tengah ia jalani saat ini sungguh sangat mengenaskan hingga membuatnya harus bekerja keras demi membiayai kehidupannya juga keluarganya. Kadang ketika ia merasa benar-benar lelah dengan kehidupannya yang keras ini, ia selalu memikirkan kesalahan besar apa yang pernah ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga membuatnya menjalani kehidupan yang sungguh mengerikan seperti ini.

"Hyerin-ah! Ingatlah! Waktu kerjamu akan berakhir sebentar lagi."

Jung Hoseok, pemilik Café tempat Hyerin bekerja sekaligus kakak laki-laki dari Jung Hana. Tengah tersenyum memperhatikan Hyerin. Melihat betapa gigihnya gadis itu dalam melakukan setiap pekerjaan, bahkan senyum itu tak pernah hilang dari wajah cantiknya meskipun banyak hal yang sering terjadi saat gadis itu tengah menjalankan pekerjaannya. Senyuman itu selalu terpatri di wajah cantiknya.

"Ne! Oppa!"


*****


Seorang pria tengah berada di sebuah markas tempatnya berkumpul saat melakukan tugasnya. Selain dirinya ada beberapa orang juga di sana. Pria itu terlihat cukup mengerikan dengan beberapa luka lebam di wajahnya, bahkan saat ini ia tengah bersujud memohon ampun pada tuannya yang tengah hilang kendali karena ulahnya. Beberapa pukulan serta tendangan juga ia dapatkan dari tuannya.

"APA KAU BODOH!!! HAH!!!"

"M-maafkan aku."

"Bagaimana bisa kau gagal dalam misimu. Dan menjadi buronan polisi?!!!!"

"A-aku ... melakukan sedikit kesalahan."

"APA KAU BILANG!!!! Sedikit kesalahan katamu !!"

"Kau tau!!! Sedikit kesalahanmu itu bisa membuat pengaruh besar pada diriku!!"

"Ma-maafkan aku. Aku mohon.. bantu aku untuk membersihkan namaku."

"Baiklah. Aku akan membantumu, tapi dengan satu syarat!!"

"Ba-baik. Apapun itu aku akan lakukan untukmu."











To be Continue ...

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang