Kalimat singkat yang berhasil meruntuhkan segala ekspektasi yang sama sekali tak pernah ia harapkan. Kenyataan yang kini ada di hadapannya, membuat Taehyung tertohok. Dan rasa sesak itu langsung menjalar, menghantam kuat hatinya.
Tangan Taehyung bergetar, kedua maniknya berkaca-kaca, hatinya terasa dihantam batu besar dengan itensitas pukulan yang sangat kuat, kekuatannya seakan menghilang. Taehyung kembali merasakan dunianya hancur seketika, saat mengetahui sebuah kenyataan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Ibunya? Wanita paruh baya yang tengah menatap kosong itu adalah Ibunya. Apa yang terjadi? Mengapa ia ada di tempat ini? Siapa yang membuatnya menjadi seperti ini? Lagi, semakin banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya. Tanpa Taehyung sadari tangannya yang bergetar, kini tengah mengepal kuat dengan gigi yang gemertak menahan kesal, sakit, serta sesak yang bercampur menjadi satu di dalam dirinya.
Perubahan yang terjadi pada pria itu membuat Hyerin sedikit banyaknya tau apa yang tengah dirasakan Taehyung saat ini, meski pria itu hanya terdiam tak berkata sepatah kata pun padanya. Kembali menggenggam begitu erat tangan Taehyung, mencoba memberi usapan kelewat lembut pada tangan kekar yang mencengkram kuat genggamannya.
Hati Hyerin jadi ikut sesak saat melihat Taehyung yang kembali menatapnya dengan netra yang memerah dan manik berkaca-kaca. Hyerin bisa pastikan Taehyung tengah sekuat mungkin menahan liquid bening itu agar tidak mengalir keluar dari pelupuk matanya.
"Sejak kapan kau mengetahuinya?" Hyerin hanya terdiam tak menjawab pertanyaan yang kini dilontarkan Taehyung padanya. Suara baritone Taehyung yang bergetar, membuat Hyerin kehilangan seluruh tenaganya bahkan hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan itu.
Melihat Hyerin yang tak merespon ucapannya. Membuat Taehyung melepaskan tangan Hyerin dan berniat untuk menghampiri Sang Ibu yang masih tetap berada di posisi yang sama, tak bergeming sedikitpun meski ada beberapa pasien lain yang melintas di sana. Lagi-lagi langkah Taehyung terhenti saat tangan Hyerin kembali menahan tangannya. Membuat seluruh atensi Taehyung sepenuhnya kembali pada gadis itu.
"Maaf. Karena aku baru memberitaumu sekarang. Dan Ibumu sangat sulit menerima orang baru, kau tidak bisa langsung bertemu dengannya begitu saja, tanpa perantara."
Apalagi ini? Taehyung benar-benar tidak mengerti dengan kalimat yang baru saja keluar dari labium Hyerin. Hingga tatapannya kembali beralih pada seorang pria yang kini tengah mendekat ke arah Ibunya. Taehyung mengepalkan tangannya sangat kuat yang membuat buku jarinya memutih. Semua rasa sesak itu hilang seketika, berganti dengan rasa amarah yang luar biasa membuncah dari dalam dirinya.
"Brengsek!!!"
Taehyung melangkahkan kaki jenjangnya dengan sangat cepat. Tak memperdulikan Hyerin yang terus berteriak memanggil namanya untuk menghentikannya. Menarik kasar bahu lebar Seokjin yang membuat tubuh itu langsung menghadap ke arahnya. Lalu menghantamkan satu bogeman kuat di wajah Seokjin yang langsung membuat pria itu tersungkur di atas rerumputan dengan satu lebam yang tercetak begitu jelas di atas tulang pipinya.
Presensi Taehyung juga pria itu yang tiba-tiba menghajarnya, membuat Seokjin hanya diam tak bergeming merasakan keterkejutan yang luar biasa. Hingga saat Hyerin datang dan mencoba untuk membantunya kembali berdiri, membuat seluruh kesadaran Seokjin kembali sepenuhnya.
"Menyingkirlah!!! Hyerin!!!" tatapan Taehyung yang begitu tajam menyorot Hyerin yang kini tengah berusaha melindungi Seokjin darinya, "biarkan aku membunuhnya!!!!" Taehyung berteriak dengan sangat kuat membuat seluruh perhatian beberapa orang yang ada di sana langsung mengarah padanya. Tak terkecuali atensi dari Seo Miyoung yang sedari tadi hanya menatap kosong ke depan.
"Taehyung. Ku mohon! Jangan seperti ini" Hyerin kini beralih mendekat ke arah Taehyung. Mencoba menenangkan dan meredakan segala emosi yang tengah menguasai pria itu. Bahkan ia sampai mendekap begitu erat tubuh Taehyung, hingga ia bisa menangkap dengan jelas bagaimana nafas pria itu yang memburu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...