Chapter 18

694 123 670
                                    

Tentu Hyerin sangat terkejut melihat bagaimana keadaan mansion saat ini, sangat jauh berbeda dengan keadaan terakhir kali sebelum ia tinggalkan. Benar-benar sangat kacau. Ditambah bercak darah yang mulai mengering, terlihat sangat jelas di beberapa titik mengotori lantai.

Hyerin sempat berpikir, bahwa pria yang menemuinya tadi memang sudah di arahkan untuk mengatakan hal itu agar membuatnya kembali ke mansion mewah ini. Tapi apa yang tengah ia lihat sekarang, sudah cukup menjadi bukti nyata atas segala tindakan gila seorang Ryu Taehyung.

Hyerin terdiam mematung. Masih dengan rasa ketidakpercayaan yang menguasai dirinya. Bahwa satu-satunya orang yang tertangkap netranya kini, benar-benar baru saja melenyapkan beberapa orang seperti apa yang dikatakan Yejun tadi.

Hyerin sungguh sangat menyesal, jika saja ia tetap berada di sini. Mungkin semua kekacauan ini tidak akan terjadi, dan tak ada orang yang dengan terpaksa kehilangan nyawa mereka hanya karena suatu hal yang disebabkan olehnya. Secara tidak langsung, Hyerin merasa menjadi penyebab kematian orang-orang yang nyawanya terpaksa direnggut oleh pria gila bernama Ryu Taehyung.

"Selamat datang. Aku sungguh tak menyangka, kau akan kembali secepat ini."

Suara baritone itu menyapa rungu Hyerin. Membuat Hyerin sepenuhnya kembali pada titik kesadaran sesungguhnya. Tanpa Hyerin sadari, torso itu kian mendekat ke arahnya. Bau alkohol bercampur bau asap dari batangan nikotin semakin menyeruak beriringan dengan semakin mendekatnya torso pria yang saat ini sudah berada di hadapannya.

Taehyung menatap kedua manik Hyerin dengan seringaian tipis di salah satu sudut bibirnya. Tangannya terangkat menarik ikat rambut milik Hyerin hingga membuat rambut hitam panjang itu terurai begitu saja. Tangan kekarnya beralih menyentuh dengan lembut surai Hyerin, kemudian menyelipkannya ke daun telinga gadis itu.

"Aku tau, kau pasti sudah tak sabar ingin mendapat hadiah dariku. Apa aku benar?"

Pertanyaan retorikal yang baru saja mengalun dari labium Taehyung, membuat Hyerin mengerjapkan kedua netranya. Hanya dengan melihat seringaian tipis itu Hyerin tau, hadiah yang dimaksud bukanlah hadiah yang sebenarnya. Jantungnya berdegup, rasa takut itu kembali menghantuinya.

"Baiklah, ayo ikut aku!"

Belum sempat Hyerin membuka suara, Taehyung sudah menarik kasar pergelangan tangannya. Semakin Hyerin memberontak untuk dilepaskan semakin membuat Taehyung mencengkram kuat pergelangan tangannya, hingga membuat luka yang sama sekali belum mengering itu kembali mengeluarkan cairan berwarna merah pekat mengotori kassa putih yang membalutnya.

"A-apa yang ingin kau lakukan?" tanya Hyerin saat Taehyung membawanya menuju toilet yang terletak di sudut ruangan. Mata Hyerin memejam saat suara dentuman keras memenuhi rungunya, berasal dari kaki Taehyung yang baru saja menendang dengan kuat pintu di hadapan mereka.

"Akhh!!" Hyerin memekik saat Taehyung tiba-tiba menarik kasar surainya, hingga membuat kepala Hyerin langsung mendongak menatap pria gila yang memang jauh lebih tinggi darinya.

Kedua manik itu, kembali memancarkan kilatan amarah. Yang berhasil membuat rasa takut dalam diri Hyerin semakin menjadi-jadi. Kedua netra Hyerin memejam menahan rasa sakit yang menjalar di kulit kepalanya. Disertai suara ringisan tertahan dari bibirnya.

"Kau berhak mendapat hadiah luar biasa ini, karena kau sudah berani kabur dariku. Hyerin-ssi."

Suara baritone itu berbisik tepat di rungu Hyerin, sebelum akhirnya Hyerin tidak bisa mendengar apapun lagi bahkan hanya untuk sekedar bernafas pun terasa sangat sulit. Karena saat ini tangan Taehyung menahan kepalanya agar sepenuhnya tenggelam dalam bathtub berisi air yang ada di dalam ruangan yang tak terlalu besar itu.

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang