Chapter 22

674 94 758
                                    

Seorang pria kini tengah berada di suatu tempat bersama dengan seorang wanita yang kini berada di hadapannya. Menatap tak suka ke arah wanita yang sesekali menyesap rokok dengan kepulan asap di wajahnya. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa wanita yang dulu sangat lembut, bisa berubah menjadi wanita urakan seperti ini.

"Kenapa kau tiba-tiba kembali?"

Wanita cantik itu kembali menghembuskan asap terakhir dari batangan nikotin sebelum pada akhirnya membuangnya. Wanita itu lantas tersenyum semanis mungkin sambil menatap pria tampan yang kini ada di hadapannya.

"Karena aku merindukan kekasihku. Apa kau tak merindukanku?"

"Jelaskan apa tujuanmu ingin menemuiku?" bukannya menjawab, pria itu malah balik bertanya dengan raut wajah kelewat datar dan hanya mendapat senyum smirk dari lawan bicaranya.

"Hh.. kau ini. Baiklah akan ku beri tau. Aku kembali, tentu saja untuk memastikan bahwa kau benar-benar melakukan apa yang aku perintahkan. Kau tidak mungkin menghianati kekasihmu sendiri, bukan?" tubuh wanita itu sengaja ia condongkan ke arah pria yang ia sebut kekasihnya itu, hingga membuat belahan dadanya cukup terlihat jelas di mata prianya.

"Hentikan semua omong kosong itu! Sampai kapan kau akan seperti ini?!"

Pria itu menatap jengah wanita yang ada di hadapannya. Wanita yang dulu sempat mengisi hari-harinya bahkan memenuhi seluruh ruang di hatinya, kini menjelma menjadi wanita yang penuh dengan obsesi gila yang ada di dalam pikirannya.

"Sampai aku berhasil mendapatkan semua yang ku mau, setelah itu kita bisa menikah sayang." Wanita itu menyentuh lembut wajah tampan sang kekasih dan dengan gerak cepat langsung ditepis oleh empunya.

"Lupakan soal pernikahan!! Jangan anggap aku sebagai kekasihmu lagi!! Karena bagiku, hubungan kita sudah lama berakhir. Dan hentikan semua ide konyol yang ada di otakmu itu." Pria itu langsung beranjak untuk meninggalkan wanita yang masih saja menyunggingkan senyum smirk ke arahnya.

"Jangan coba-coba kau berkhianat dan kembali menghindariku, karena kau tau sendiri apa konsekuensinya!!!"


*****


Pria tadi kini tengah berada di sebuah rumah sakit, bukan rumah sakit biasa melainkan rumah sakit khusus kejiwaan setelah mendapat kabar dari seseorang yang sangat ia percaya. Tungkainya terus melangkah dengan membawa sebuah bunga mawar putih juga sebuah paper bag berukuran sedang di tangannya, bersamaan dengan mata hazelnya yang terus menyusuri seluruh penjuru rumah sakit. Namun netranya masih saja tak menemukan seseorang yang tengah ia cari.

Entah sudah keberapa kalinya pria ini menanyakan keberadaan orang itu pada perawat yang ada di sekitar area rumah sakit ini. Tapi jawabannya tetap sama, tak ada yang melihat keberadaannya. Raut wajahnya berubah panik, langkah kakinya semakin ia percepat, setengah berlari, nafasnya ikut memburu. Hingga pandangannya terhenti pada seorang wanita yang tengah duduk di atas kursi roda, tepatnya di taman belakang rumah sakit. Tempat yang cukup sepi di banding tempat lain yang ada di rumah sakit ini.

Raut wajah paniknya seketika berubah, ia tersenyum sumringah kemudian bergegas menghampiri wanita itu. Lantas memberikan bunga mawar putih yang sedari tadi ia bawa, kemudian menyamakan tingginya dengan wanita yang tengah menatapnya dengan manik yang selalu mengingatkannya pada seseorang yang selama ini sangat ia rindukan.

"Kenapa berada di sini? Semua orang panik mencarimu. Harusnya kau istirahat di kamar," ucap pria itu dengan nada bicara yang terdengar sangat lembut sambil mengelus tangan wanita yang ada di hadapannya.

Sama seperti biasanya, tak ada jawaban. Pria itu hanya tersenyum miris menatap sendu wanita yang kini kembali menatap kosong hamparan taman yang cukup luas di hadapan mereka. Hatinya teriris sangat perih melihat bagaimana kondisi wanita ini, yang semakin memprihatinkan dari hari ke hari.

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang