Jungkook melangkahkan kaki jenjangnya, membawa torso miliknya menuju seseorang yang selama ini sangat ia rindukan. Manik indah yang selalu menjadi candu baginya, tengah menatap kelewat sendu di balik cairan bening yang sepenuhnya menutupi sklera milik gadis cantik yang kini ada di hadapannya.
Ya, tentu saja! Jungkook juga berada di sana, mengingat pernikahan yang sempat akan di laksanakan pada hari ini merupakan pernikahan sahabatnya juga. Sedari tadi Jungkook hanya melihat apa yang terjadi dari kejauhan, menyaksikan sebuah adegan yang benar-benar sangat menyiksa batinnya. Melihat gadis yang selama ini begitu berharga baginya. Di permalukan, di rendahkan, bahkan di caci di hadapan semua orang.
Sebenarnya Jungkook sangat ingin memeluk Hyerin, karena kerinduannya pada gadis itu sudah sangat membuncah. Kekhawatirannya pada Hyerin juga membuat Jungkook mempertaruhkan segalanya demi membuat Hyerin kembali berada di sisinya. Tapi semua pengorbanannya terasa sangat sia-sia, semuanya hancur hanya dalam sekejap mata.
Orang yang selama ini sangat teramat ia rindukan, kini tengah berdiri tepat di hadapannya dengan cairan bening yang terus menerus mengalir membentuk anakan sungai di kedua belah pipi yang salah satu sisinya terlihat kemerahan karena bekas tamparan dari Nyonya besar keluarga Ryu.
Rasanya Jungkook sangat ingin menghapus cairan bening itu serta langsung menarik Hyerin ke dalam dekapannya. Memberikan kehangatan juga ketenangan seperti yang biasa selalu ia lakukan pada Hyerin, ketika melihat gadis itu menangis di hadapannya. Air mata Hyerin, sungguh menjadi kelemahan bagi Jungkook.
Namun kali ini rasa kecewanya lebih mendominasi, mengingat kenyataan yang saat ini tengah terjadi. Hatinya benar-benar hancur saat melihat Hyerin, orang yang benar-benar sangat ia rindukan datang bersama seorang pria. Jika hanya itu, mungkin Jungkook masih bisa menahan rasa sakit di hatinya. Sama seperti yang biasa ia lakukan.
Namun kenyataan lain, bahwa Hyerin tengah mengandung anak dari pria itu. Membuat rasa sakit di hati Jungkook semakin menjadi-jadi. Amarahnya benar-benar sudah menyeruak hingga ke permukaan. Mengingat perkataan pria brengsek beberapa saat yang lalu, membuat rahang Jungkook kembali mengeras dan tanpa sadar mengepalkan kuat tangannya.
Hyerin yang dengan jelas melihat perubahan yang terjadi pada Jungkook, langsung berhambur memeluk tubuh tegap Jungkook. Menangis sejadi-jadinya pada dada bidang pria itu, menumpahkan segala rasa sesak juga rasa sakit di hatinya pada pria yang saat ini sama sekali tak membalas pelukannya.
Hyerin sangat ingin Jungkook bisa mendengarkan semua penjelasannya, sangat ingin mengatakan kebohongan besar yang di lakukan Taehyung, dan memberitau pria itu bahwa Taehyung kembali menyakiti hatinya jauh lebih dalam dari sebelumnya.
"Jungkook-ah, ku mohon! Tolong dengarkan penjelasanku. Ini semua tidak seperti apa yang kau pikirkan. Aku sama sekali tidak sedang mengandung. Aku bukan jalang ataupun perempuan murahan seperti apa yang mereka katakan."
Jungkook hanya diam, entah siapa yang harus ia percaya saat ini. Pikirannya benar-benar sangat kacau hingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Yang jelas Hyerin telah berhasil memporak-porandakan seluruh hatinya, hingga logika yang ia miliki kalah telak dari ego yang begitu mendominasi.
Tangis Hyerin semakin menjadi ketika Jungkook sama sekali tak merespon ucapannya. Saat ini hanya Jungkook lah yang menjadi harapan satu-satunya yang Hyerin miliki. Hyerin sangat ingin Jungkook bisa mempercayainya, melindunginya, bahkan kalau bisa membawanya untuk pergi jauh dari Taehyung pada detik ini juga.
Tapi sepertinya semesta kembali tak berpihak padanya, saat tangan Jungkook melepas secara paksa tangannya yang sedari tadi melingkar di tubuh kekar pria itu. Bahkan Jungkook pun sedikit mendorong kasar tubuhnya agar segera menjauh. Hyerin dengan jelas melihat bagaimana rasa kecewa yang sangat luar biasa itu tersirat dari tatapan dingin yang di berikan Jungkook padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfikceSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...