Hyerin menatap sendu penuh rasa sesak kedua manik Jungkook yang tengah menatap tajam ke arahnya. Kini ia sepenuhnya menyadari bahwa pria dihadapannya saat ini tengah memendam suatu hal yang mungkin selama ini tak ia ketahui, tentang seberapa banyak luka yang mungkin telah ia goreskan di hatinya hingga membuat kata demi kata menyakitkan itu begitu lancang keluar dari labiumnya.
"Jungkook-ah, kenapa kau beranggapan seperti itu padaku?"
Jungkook kembali berdecih sebelum akhirnya ia beranjak untuk memangkas jarak yang sempat tercipta di antara mereka, tangannya terangkat memberikan usapan lembut pada sisi wajah Hyerin. Menatap dalam kedua manik indah yang selalu membuatnya jatuh semakin dalam akan rasa yang mungkin tak pernah bisa terbalaskan.
Dan lagi-lagi Hyerin berhasil dibuat terkejut saat mendapati partikel lembut milik Jungkook menyapu birainya. Ya! Untuk pertama kalinya pria itu menciumnya, bahkan kedua manik pria itu kembali menatapnya begitu sendu.
"Hyerin-ah, aku akan membuatmu melupakan setiap sentuhan yang telah pria itu lakukan padamu!"
"Jjjung—," belum sempat Hyerin meneruskan ucapannya lagi-lagi pria itu menciumnya dengan kedua tangan yang menangkup sisi wajahnya. Tak ada yang bisa Hyerin lakukan saat Jungkook semakin menyesap begitu dalam bahkan melumat dengan penuh kelembutan. Tubuhnya seakan kehilangan seluruh kekuatannya, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanya mencengkram kaos yang tengah dikenakan Jungkook saat ini.
Namun di detik berikutnya Hyerin mulai menyadari pagutan penuh kelembutan itu berubah menjadi semakin kasar hingga ia bisa merasakan anyir saat Jungkook menyesap begitu kuat birainya bahkan pria itu mengangkat tubuhnya dengan tetap mempertahankan pagutan di antara mereka.
Setelah berhasil membaringkan tubuh Hyerin pada sofa yang cukup luas di sudut ruangan, Jungkook akhirnya memutuskan untuk melepas pagutannya. Kedua netranya menatap Hyerin yang terengah di bawah kungkungannya saat ini. Tersenyum lirih, lantas satu tangannya kembali terangkat menyingkirkan helaian surai yang sempat menutupi wajah cantik seorang Han Hyerin.
Jungkook tak bisa lagi menggambarkan seberapa besar rasa cintanya pada Hyerin sebab gadis itu selalu berhasil membuatnya kembali terjatuh semakin dalam dan semakin dalam lagi. Bahkan jika ia harus mengorbankan dirinya sendiri, Jungkook bersumpah akan selalu mencintai Hyerin dan akan selamanya seperti itu.
"Hyerin-ah, apa cuma aku yang merasakannya? Sedikit saja, aku harap kau juga bisa merasakannya." Jungkook berucap. Kewarasannya sudah benar-benar hilang saat ini, tangannya beralih memberikan usapan lembut pada pipi putih Hyerin yang sempat memerah karena ulahnya.
Hyerin benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan pria yang tengah mengungkung tubuhnya saat ini. Menatap kedua manik yang tengah menatap dalam ke arahnya, mencoba mencari jawaban atas segala pertanyaan yang seketika muncul begitu saja.
"Jj-jung—" perkataan dari labium Hyerin sempurna terhenti saat lagi-lagi partikel lembut nan hangat milik Jungkook kembali menyapa ranumnya. Melumat, mengecap, hingga menggigit birainya agar terbuka lantas langsung melesakkan daging tak bertulang itu dan mengajaknya untuk ikut berperang dalam pagutan yang terlampau memabukkan.
"Mmhhh! J-jung..." Hyerin melenguh saat birai Jungkook kini beralih menyesap leher jenjangnya dengan tidak main-main.
"A-apa yang kau lakukanhhh?" tanya Hyerin yang berusaha keras agar tidak kembali mengeluarkan desahan yang terdengar begitu menjijikan, bahkan tangannya sampai menjambak surai Jungkook yang terus menggelitik di perpotongan lehernya untuk membuat pria itu berhenti melakukan aksi gilanya.
Jungkook sungguh tidak memperdulikan apa yang dilakukan Hyerin. Libidonya sudah tak bisa lagi ia tahan saat rungunya mendengar suara desahan tertahan Hyerin yang sangat memabukkan. Tangannya bergerak memberikan usapan lembut pada tubuh Hyerin yang masih tertutup sempurna dengan kaos kebesaran miliknya yang kini tengah dikenakan oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...