Sudah seminggu sejak hari dimana Jimin pergi meninggalkan mereka dan selama itu pula Hyerin melihat bagaimana Taehyung yang lebih banyak diam akhir-akhir ini. Ya! Hyerin memutuskan untuk tetap tinggal bersama Taehyung, menemani Pria itu dalam hari-hari terburuk dalam hidupnya. Tak ada rasa takut sama sekali meski ia telah mengetahui betapa menakutkannya seorang Ryu Taehyung.
Hyerin menghampiri Taehyung yang tengah terdiam dengan tatapan kosongnya. "Aku membuatkan ini untukmu," ucapnya sambil menyodorkan secangkir coklat hangat ke hadapan Taehyung. Hyerin tersenyum saat pria itu menerima dan langsung menyeruput minuman buatannya, ia mengerti Taehyung lebih suka menyendiri akhir-akhir ini lantas Hyerin memutuskan untuk beranjak dari hadapan pria itu.
"Hyerin-ah, bisakah kau tetap berada di sini? Temani aku."
Untuk pertamakalinya, Hyerin kembali mendengar suara baritone Taehyung yang begitu menenangkan. Karena biasanya pria itu hanya menggeleng dan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang ia berikan. Pria itu benar-benar berubah menjadi orang yang tak banyak bicara. Hyerin hanya terdiam menatap tak percaya ke arah Taehyung.
"Ku mohon, hanya sebentar."
Hyerin mengulum senyum kemudian kembali menghampiri Taehyung untuk duduk di sampingnya, menemani pria itu yang kembali terdiam tak mengucapkan sepatah katapun. Setelah kejadian itu membuatnya merasa sedikit canggung pada pria itu hingga membuatnya ikut terdiam juga.
Angin yang berhembus cukup kencang, membuat malam ini terasa begitu dingin. Kendati sudah berkali-kali Hyerin mengusak lengannya untuk membuatnya tetap merasa hangat, tapi tetap saja cara itu tak cukup berhasil untuk menaikkan suhu tubuhnya sendiri. Namun bagi Hyerin, dinginnya malam ini tak sebanding dengan sikap Taehyung yang begitu dingin akhir-akhir ini. Hyerin benar-benar kehilangan kehangatan yang selalu pria itu berikan padanya, ia sungguh sangat merindukannya.
"Aku tau kau kedinginan. Jika kau mau, kau bisa memelukku."
Hyerin menoleh menatap Taehyung yang masih menatap lurus ke depan, lantas satu tangannya mengambil alih cangkir dari genggaman Taehyung. Setelahnya membawa tangan kekar pria itu agar merangkul bahunya, kemudian kedua tangan Hyerin beranjak untuk melingkar pada perpotongan pinggang Taehyung. Hyerin memeluk tubuh Taehyung begitu erat.
"Aku merindukanmu."
Taehyung bisa mendengar suara yang begitu lirih dari gadis yang kini tengah memeluknya. Ia sadar, sikapnya akhir-akhir ini begitu dingin pada Hyerin. Kepergian Jimin, kematian Sooyeon, serta segala hal yang terjadi pada hidupnya sedikit banyaknya mempengaruhinya dan membuatnya lebih banyak diam. Lantas satu tangannya yang terbebas, beringsut untuk membalas pelukan Hyerin yang masih memeluknya begitu erat.
"Maafkan aku."
Hyerin menukikkan ujung alisnya, lantas melepas pelukan mereka. Menatap dalam kedua manik sehitam jelaga yang juga tengah menatapnya. Hyerin berhasil dibuat terkejut saat dengan tiba-tiba Taehyung mengambil satu tangannya dan memberikan satu kecupan yang cukup lama di sana, bahkan pria itu sampai memejamkan kedua netranya. Hyerin tentu bisa merasakan tanpa harus Taehyung katakan, pria itu tengah diliputi kegundahan yang begitu besar.
"Hyerin-ah, aku tidak akan lagi memberikanmu pilihan yang sulit.Tapi sungguh, kau bisa pergi jika kau mau. Bukan aku tidak membutuhkanmu, tentu saja aku selalu menginginkanmu untuk selalu berada di sisiku bahkan aku ingin hidup dalam jangka waktu yang lama bersamamu. Namun, semuanya benar-benar terasa semakin sulit jika kita terus bersama. Jadi, ku mohon! Pergilah! Aku tidak akan menahanmu lagi."
Hyerin bisa merasakan bagaimana genggaman tangan Taehyung yang semakin erat menggenggam tangannya dan tatapan dalam dari kedua netra pria itu yang membuat seluruh pertahanannya seakan runtuh begitu saja. Ia masih tak mengerti dengan maksud dari perkataan Taehyung, mengapa pria itu lagi-lagi mengatakan hal yang sama sekali tak ingin ia dengar? Belum sempat Hyerin menjawab, suara baritone Taehyung kembali menyapa rungunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/240225693-288-k386692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...