Chapter 11

872 203 347
                                    


Di bawah sinar lampu kamar yang temaram, Taehyung masih setia duduk di tepi ranjang Hyerin sambil menatap wajah cantik nan teduh gadis yang tengah memejam erat kedua netranya. Tangannya beranjak menyentuh beberapa luka yang tercetak cukup jelas dengan beberapa plester yang menutupinya. Hati Taehyung semakin terenyuh saat melihat netra indah milik gadis itu yang membengkak.

Sejak kejadian siang tadi Hyerin masih saja belum kembali membuka kedua netranya. Taehyung sendiri tak mengerti dengan apa yang tengah ia rasakan. Terkadang Taehyung sangat ingin membalas gadis ini mengingat kejadian waktu pertama kali mereka bertemu. Tapi di sisi lain dari diri Taehyung merasa sangat ingin menjadi pelindung bagi gadis ini ketika mengingat raut ketakutan saat kejadian beberapa malam yang lalu menimpanya.

Perlahan Hyerin mengerjapkan kedua netranya, hingga ia melihat samar wajah yang sudah pasti ia ketahui siapa pemiliknya. Taehyung, kini tengah menatapnya dengan wajah sedikit terkejut dan terpancar sedikit kebahagiaan dari sorot maniknya yang tak terlalu jelas karena penerangan yang sedikit temaram di kamar ini.

"Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Hyerin hanya diam sambil membalikkan tubuhnya memunggungi Taehyung agar tidak melihat presensi juga wajah Taehyung yang selalu berhasil membuat liquid bening itu kembali meluruh. Mengingat betapa kejamnya Pria itu yang tadi berbuat kasar padanya juga memaksanya untuk tinggal di tempat yang sama sekali tidak Hyerin inginkan. Masa bodo dengan sikap Pria itu yang saat ini seakan berubah dari sebelumnya. Hyerin sama sekali tidak peduli.

"Aku tak akan lagi menyakitimu, jika kau mau mendengar semua ucapanku."

Suara Taehyung kembali menyapa Hyerin kelewat tenang. Hyerin merasakan rasa sesak yang luar biasa, menyeruak keluar dari dalam hatinya. Sehingga berhasil membuat liquid bening itu lagi-lagi terjatuh, meluruh di kedua pipinya membuat anakan sungai yang mengalir dan berakhir di atas bantal yang tengah menopang sisi wajahnya.

Taehyung tau Hyerin kembali menangis saat melihat punggung gadis itu yang bergetar, juga isakan kecil yang sesekali terdengar menyapa rungunya di tengah keheningan malam. Hati Taehyung benar-benar sangat sakit seakan merasakan apa yang Hyerin rasakan saat ini.

"Istirahatlah, selamat malam."

Hyerin merasa ranjangnya bergerak. Hyerin tau, setelah mengucapkan kalimat itu. Akhirnya Taehyung memilih untuk pergi meninggalkannya sendiri di kamar yang masih sangat terasa asing baginya. Tapi setelah kepergian Pria itu semuanya terasa lebih baik. Hyerin benar-benar bisa dengan leluasa meratapi setiap takdir yang sudah digariskan Sang Pemilik Takdir untuknya. Hyerin benar-benar menangis sejadi-jadinya, menikmati kesendiriannya bersama gelapnya malam yang menyelimuti.

Dan lagi, langit malam yang kelam pun kembali menjadi saksi biksu atas penderitaan yang Hyerin rasakan. Kesedihan, air mata, rasa sakit hingga ketakutan sepertinya sudah menyatu dengan aliran darah, detak jantung, juga setiap desahan nafas yang Hyerin miliki.

Tawa dan kebahagian rasanya hal yang sangat tabuh yang tak pernah Hyerin rasakan, bahkan Hyerin sendiri lupa bagaimana rasanya ketika ia tertawa dan merasa bahagia. Hingga tubuh yang bergetar itu semakin menghilang di sertai dengan hembusan nafas yang kembali tenang. Hyerin memejam.

Melalui pejaman mata yang terlampau erat itu, Hyerin ingin memberi tau salah satu cara yang ia miliki untuk menghindar dari rasa sakit juga rasa takut yang selalu datang menghantui. Meskipun pada akhirnya ketika ia kembali membuka kedua netranya, dua hal itu pula yang selalu kembali menghampiri. Tapi walaupun hanya sementara, setidaknya Hyerin bisa merasakan sedikit ketenangan yang tak pernah ia rasakan ketika kedua netranya terbuka. Jika mampu, Hyerin ingin terus memejamkan kedua netranya tanpa kembali membukanya sehingga ia bisa merasakan ketenangan dalam kurun waktu yang lama.

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang