Setelah kepergian Taehyung, dengan sangat terpaksa Jimin lah yang harus menggantikan pekerjaan yang ditinggalkan oleh pria itu. Pekerjaannya sendiri sebenarnya sudah sangat banyak ditambah lagi pekerjaan yang seharusnya dikerjakan Taehyung, tapi mau tidak mau Jimin harus segera menyelesaikannya.
"Haaa.. Bocah itu benar-benar! Setelah bersenang-senang dengan Areum, saat ini pasti ia tengah bersama jalangnya untuk melanjutkan yang sempat tertunda tadi." Jimin menyandarkan tubuhnya setelah menyelesaikan semua pekerjaannya. Tubuhnya benar-benar terasa remuk, otot-otonya juga terasa menegang, tetapi pikirannya melayang membayangkan Taehyung yang tengah bersenang-senang di luar sana.
"Ryu Taehyung! Kau harus membayar gajiku tiga kali lipat dari uang yang kau keluarkan untuk membayar jalang di luar sana. " Lagi-lagi Jimin bermonolog di dalam ruangan kerjanya. Ini bukan kali pertamanya Jimin dilimpahkan semua pekerjaan yang harusnya Taehyung kerjakan, jadi wajar saja jika hari ini ia benar-benar kesal dengan sahabatnya itu.
Atensi Jimin teralihkan saat melihat ponselnya yang bergetar tanda ada panggilan masuk, dengan gerak cepat Jimin pun langsung mengangkat panggilan itu. Kedua netra sipitnya seketika membesar saat mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh orang yang ada di sebrang sana.
"Astaga, Apa lagi ini? Kenapa kau selalu menyusahkanku?" ucap Jimin sesaat setelah ia mengakhiri sambungan telfonnya. Dengan gerak cepat Jimin langsung menyambar kunci mobilnya dan bergegas meninggalkan ruang kerjanya.
Tuan Taehyung baru saja melenyapkan beberapa orang dan menyuruhku untuk membuang jasad mereka.
Kalimat itu terus saja terngiang di rungu Jimin dan memenuhi benaknya. Apa yang terjadi pada Taehyung? Jimin sangat mengenalnya, Taehyung tidak mungkin melenyapkan seseorang begitu saja tanpa ada alasan di balik ia melakukan hal itu. Dan kata beberapa itu sudah pasti berarti lebih dari satu orang. Jimin tidak habis pikir dengan Taehyung, bagaimana bisa ia melenyapkan beberapa orang sekaligus.
Jimin memutuskan untuk menghampiri Taehyung karena ia rasa ada sesuatu yang tengah menganggu sahabatnya, hingga ia sampai melakukan hal gila itu. Jimin hanya ingin memastikan sahabatnya itu tidak melakukan hal gila lainnya. Hingga tanpa sadar mobilnya sudah berhenti tak jauh dari mansion Taehyung.
Jimin pun memutuskan untuk turun dari mobilnya kemudian langkahnya terhenti tepat sebelum kakinya melangkah masuk menuju pintu utama mansion milik Taehyung. Rungunya mendengar suara teriakan juga berbagai macam umpatan yang keluar dari ranum seorang gadis diiringi suara isakan yang terlampau jelas di rungunya.
Hingga perlahan suara itu menghilang dan hanya menyisakan isakan tangis, suara Taehyung pun sudah sama sekali tak terdengar. Jimin pun memutuskan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam mansion besar milik Taehyung, dan ternyata benar firasat Jimin yang tidak pernah salah mengenai Taehyung.
Jimin tersentak, kedua netranya terbelalak saat melihat Taehyung yang menodongkan pistol tepat di kepala seorang gadis yang tengah memenjam dengan liquid bening yang terus mengalir dari pelupuk matanya. Tidak mungkin gadis itu adalah jalang yang baru saja disewa Taehyung, karena keadaan gadis itu benar-benar sangat terlihat mengenaskan dengan kedua tangan yang terbalut dengan perban.
Saat mendengar suara pelatuk dari pistol yang dipegang Taehyung, dengan gerak cepat Jimin melangkah masuk kemudian menepis tangan Taehyung hingga peluru itu gagal mengenai sasarannya melainkan mengenai tali penyangga lampu ruang utama mansion yang berada tepat di atas kepala gadis yang masih setia memejamkan mata.
Taehyung tentu saja terkejut melihat entitas Jimin yang tiba-tiba ada di mansionnya karena selama ini Jimin tidak tau menau mengenai Hyerin yang dijadikan syarat untuk mengganti apa yang telah ia lakukan pada Seokjin. Taehyung juga tak pernah menceritakan bahwa kini gadis itu tinggal bersamanya. Bukan! lebih tepatnya memaksa Hyerin untuk tinggal bersama. Taehyung menjatuhkan pistolnya dan memilih untuk pergi meninggalkan kekacauan yang telah dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
أدب الهواةSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...