Chapter 20

699 119 864
                                    

Keesokan harinya, Taehyung mengerjapkan kedua netranya saat suara kicauan burung berhasil mengganggu tidur lelapnya. Taehyung bangkit untuk bersandar di headboard ranjang. Terdiam sejenak, merasakan kepalanya yang begitu berdenyut.

Aroma khas dari lilin aroma terapi, menyapa indera penciumannya. Sangat menenangkan. Seketika kedua netra Taehyung terbelalak beserta tubuhnya yang ikut tersentak, saat dirinya menyadari bahwa saat ini ia tidak berada di kamarnya sendiri. Selain suasana ruangan ini yang sangat berbeda, Taehyung juga bukan tipikal orang yang suka menyalakan lilin aroma terapi sebelum tidur. Jadi sudah jelas ini bukan kamarnya, melainkan kamar yang selama ini di tempati Hyerin.

Kepalanya semakin berdenyut saat Taehyung mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi, hingga ia bisa berada di kamar Hyerin dan tertidur di sini. Potongan memori di dalam kepalanya mulai berputar satu persatu. Mulai dari ia yang pergi ke Club, menghabiskan banyak minuman beralkohol, kembali ke mansion dengan keadaan setengah sadar, kemudian menghampiri Hyerin yang berada di kamar.

Setelah mengingatnya. Pupil mata Taehyung seketika membesar. Tidak mungkinkan dirinya melakukan hal yang tidak pantas pada Hyerin? Jika itu benar terjadi, sungguh Taehyung tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri. Karena pria yang menggagahi wanita dalam keadaan mabuk sangat pantas disebut pria brengsek yang tak punya hati, persis seperti apa yang Hyerin katakan padanya kemarin.

Taehyung menggeleng tak percaya lalu menyingkap selimut tebal yang sedari tadi menutupi tubuhnya. Nafasnya seketika terasa lebih tenang saat melihat ternyata pakaian yang dikenakannya semalam masih benar-benar menempel di tubuhnya, membuat Taehyung yakin tak ada hal buruk yang terjadi semalam di antara dirinya dan Hyerin.

"Aish! Berapa banyak aku minum?! Kenapa kepalaku terasa berputar seperti ini!"

Dengan langkah gontai Tehyung pun kembali menuju kamarnya sendiri untuk bersiap kembali bekerja pada hari ini. Tak membutuhkan waktu lama kini Taehyung tengah siap dengan stelan kantornya, celana bahan yang dipadukan dengan kemeja berwarna hitam dan jangan lupakan tatanan rambutnya yang membuat dirinya semakin mempesona.

Tapi selama kurang lebih 10 menit terakhir juga, Taehyung terus menerus memuntahkan isi perutnya yang terus bergejolak karena efek mabuk semalam. Sepertinya semalam ia benar-benar melewati batas kadar alkoholnya sendiri, karena sampai membuatnya seperti ini.

Mau bagaimanapun keadaannya saat ini, Taehyung harus tetap berangkat ke kantor, mengingat akan ada pertemuan penting pada hari ini dan tentu saja Taehyung tidak bisa melewatkannya demi masa depan perusahaan juga reputasi dirinya. Taehyung perlahan turun melewati satu persatu anak tangga, hingga irish matanya menangkap entitas Hyerin yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.

Ada perasaan sedikit tak enak di hati Taehyung perihal kejadian kemarin, juga ia yang semalaman tertidur di kamar Hyerin. Tapi bagaimanapun juga, tak mungkin jika ia harus pergi begitu saja tanpa pamit. Karena menyapa Hyerin di pagi hari sudah menjadi kebiasaannya, sejak gadis itu pertama kali menginjakkan kaki di sini.

"Sepertinya aku akan langsung berangkat," ucap Taehyung.

Selain untuk menghindari Hyerin, ia juga mengingat perutnya yang sedang dalam keadaan tidak baik jadi sangat tidak mungkin Taehyung memaksa mengisinya dengan makanan yang di buat Hyerin pagi ini. Tak ada jawaban, Taehyung sudah jelas tau Hyerin pasti masih sangat marah dengannya.

"Ah!! Shiittt!!!"

Akhirnya umpatan itu berhasil keluar dari ranum Taehyung, karena sedari tadi tangannya terus saja memutar simpul dasi yang tak kunjung terpasang dengan sempurna di lehernya. Sepertinya karena efek kepalanya yang masih terasa berdenyut, membuatnya tidak bisa mengerjakan hal kecil yang biasanya sangat baik ia lakukan.

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang