Irish mata Hyerin seketika membesar saat melihat siapa orang yang tengah berdiri di balik pintu besar itu. Jimin dengan nafas yang sedikit tersengal. Dan yang lebih mengejutkan lagi di sampingnya, Taehyung yang terlihat sangat lemah nyaris tak sadarkan diri hingga membuat tubuh besarnya itu dipasrahkan pada tubuh Jimin yang terlihat lebih kecil dibanding tubuh pria itu sendiri.
"Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?" Seketika raut wajah Hyerin berubah panik saat melihat wajah pucat Taehyung juga keringat yang terus mengalir dari dahi pria itu.
"Lebih baik kau bantu aku dulu untuk membawanya ke kamar, karena sungguh!! ini sangat berat," ucap Jimin sambil terus menahan tubuh Taehyung yang cukup berat agar tidak terjatuh.
Hyerin pun langsung membantu Jimin memapah tubuh Taehyung hingga mereka sampai di kamar pria itu. Setelahnya Hyerin keluar untuk mengantar Jimin kembali, juga menanyakan apa yang terjadi pada Taehyung hingga membuatnya seperti itu.
"Daya tahan tubuh Taehyung itu cukup kuat, dia sangat jarang sakit. Sepertinya sesuatu benar-benar mengganggu pikiran Taehyung hingga membuatnya seperti ini." Jimin kembali membuka suara sebelum Hyerin kembali bertanya padanya.
Sepertinya Jimin benar-benar sangat mengerti Taehyung, sampai hal sekecil itupun Jimin mengetahuinya. Hyerin sejenak kembali mengingat bagaimana perilaku Taehyung akhir-akhir ini. Mungkinkah hal itu yang membuat Taehyung bersikap aneh padanya?
"Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian, karena sampai saat ini Taehyung belum menceritakannya padaku. Tapi dari yang bisa ku lihat, tolong bersikap lebih lembutlah padanya Hyerin-ssi," ucap Jimin lagi.
Hyerin sungguh tidak mengerti maksud dari ucapan Jimin. Kenapa pria itu selalu berbicara hal yang menurutnya aneh. Mungkin Jimin tidak tau bagaimana Taehyung yang selama ini selalu bersikap kasar padanya. Tapi kenapa harus dirinya yang dituntut untuk bersikap lembut pada pria itu?
"Taehyung itu memang sangat keras kepala dan bisa dibilang orang yang sangat tertutup. Tapi ia akan membuka diri jika ada orang yang mau mengerti dan memahami bagaimana dirinya. Mengingat aku yang tak selalu bisa ada di sisinya untuk mendengar segala keluh kesahnya dan berhubung kau yang kini tinggal bersamanya, cobalah untuk membuatnya terbuka padamu."
Lagi-lagi perkataan Jimin membuat Hyerin terdiam dan menohok langsung ke hatinya, membuatnya menyadari betapa dinginnya ia pada Taehyung selama ini. Tapi itu semua karena Taehyung sendiri, yang selalu menemukan cara agar Hyerin semakin membenci dan berakhir bersikap dingin padanya. Ah, entahlah jadi siapa yang seharusnya disalahkan di sini? Taehyung yang keras kepala atau Hyerin yang terlalu egois?
"Sudah malam, sepertinya aku harus pulang. Aku tau kau gadis baik-baik Hyerin-ssi, jadi aku percaya sepenuhnya padamu. Dan tolong jaga Taehyung, aku permisi." Jimin membungkukkan sedikit badannya pada Hyerin, membuat Hyerin juga melakukan hal yang sama. Selain wajahnya yang selalu membuat Hyerin tenang saat melihatnya. Jimin benar-benar pria yang baik dan juga sopan.
"Terimakasih, Jimin-ssi. Aku akan berusaha sebisaku," ucap Hyerin, membuat Jimin tersenyum dan mengangguk lalu benar-benar pergi dari hadapannya. Senyuman Jimin juga terlihat sangat meneduhkan, sepertinya Jimin memang wujud asli dari sosok malaikat bagi Hyerin.
Setelah Jimin pergi, Hyerin mengambil air juga handuk kecil lalu beranjak menuju kamar Taehyung. Kali ini Hyerin sama sekali tidak ragu melangkahkan tungkainya untuk masuk ke kamar Taehyung, kemudian mendaratkan bantalan duduknya tepat di sisi ranjang Taehyung. Menatap sesaat wajah Taehyung yang terlihat sangat pucat, lalu tangannya beranjak menyentuh dahi Taehyung. Dan benar, sepertinya Taehyung demam hingga membuat suhu tubuhnya terasa sangat panas.
"Hyerin-ssi. Kau kah itu?"
"Hmm ... ini aku. Apa yang kau rasakan Taehyung-ssi? Apa perlu kita ke dokter?" tanya Hyerin, kemudian menaruh handuk kecil di dahi Taehyung yang terekspos untuk menurunkan suhu tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...