Jungkook terus melajukan mobilnya agar tetap bisa mempertahankan posisinya untuk mengikuti mobil Hyundai hitam yang berada tak jauh di depan mobilnya. Banyak pertanyaan yang ada di pikiran Jungkook saat ini. Termasuk tentang siapa sebenarnya orang yang sedari tadi mereka ikuti karena Jungkook tak sempat melihat siapa orang itu.
Mobil Jungkook ikut berhenti saat mobil yang sedari tadi diikutinya berhenti di sebuah Rumah Sakit khusus kejiwaan. Setelah memarkirkan mobilnya, Jungkook turun untuk menyusul Hyerin yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah sakit itu.
Hyerin terus mempercepat langkahnya mengikuti langkah besar dari pria yang berada cukup jauh di depannya. Pria itu terlihat sangat tergesa-gesa seperti ada sesuatu yang tengah terjadi, hingga membuatnya semakin mempercepat langkahnya sampai setengah berlari. Membuat Hyerin yang sudah tertinggal di belakang semakin tertinggal jauh dan akhirnya kehilangan jejak dari pria itu.
Hyerin terdiam memikirkan cara apa yang harus ia lakukan agar bisa bertemu dengan pria itu sambil merasakan deru nafasnya yang kian memburu. Tepukan di punggungnya membuat Hyerin menoleh, melihat Jungkook yang tak jauh berbeda dengannya. Pria itu tengah mengatur nafasnya yang juga memburu karena mengejarnya.
Tanpa babibu Hyerin membalikan tubuhnya setelah mendapat ide kelewat cerdas untuk kembali ke meja resepsionis yang berada di pintu masuk rumah sakit. Tak memperdulikan Jungkook yang tengah menatapnya dengan kebingungan yang sangat luar biasa terpatri di wajah tampannya yang sudah di penuhi peluh.
Dalam dua kali berturut-turut Jungkook lagi-lagi ditinggalkan oleh Hyerin. Masa bodo dengan jasnya yang sudah ia lepas entah sejak kapan, juga tatanan surainya yang tak serapih sebelumnya. Jungkook kembali mengejar Hyerin.
"Permisi."
"Iya, ada yang bisa saya bantu Nona?"
"Apa kau mengenal pria yang baru saja masuk dengan tergesa-gesa?"
"Maaf, tapi banyak orang yang masuk dalam beberapa menit terakhir."
Hyerin merutuki kebodohannya karena telah menlontarkan pertanyaan kelewat konyol seperti itu. Dengan gerak cepat Hyerin mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan foto seorang pria pada perawat yang ada di hadapannya. Hyerin berharap wanita itu bisa mengenali orang yang ada di dalam ponselnya.
"Ah iya, saya mengenalnya. Dia wali dari pasien yang bernama Shin Hyerim."
Kedua pupil mata Hyerin seketika membesar. Jantungnya yang sudah berdegup karena berlari, semakin berdegup dengan cepat. Darahnya seakan berhenti mengalir. Rasanya bagaikan tersambar petir di siang bolong. Saat mendengar perkataan wanita itu.
Tidak! Hyerin sungguh tidak percaya. Tapi Hyerin sangat yakin pendengarannya masih berfungsi dengan baik. Hyerin tidak mungkin salah, ia mendengar dengan jelas nama Shin Hyerim lah yang baru saja disebut oleh perawat itu.
"Hyerin!! Kau tak apa?"
Jika saja tak ada Jungkook yang kini menahan tubuhnya mungkin tubuh Hyerin sudah bersentuhan langsung dengan dinginnya lantai rumah sakit. Hyerin serasa kehilangan seluruh kekuatannya. Bahkan hanya untuk sekedar menahan tubuhnya saja, persendiannya benar-benar sangat lemas sekarang.
Hyerin meremat kuat lengan kemeja yang dikenakan Jungkook, manakala rasa sesak itu semakin menghantam kuat hatinya. "Jungkook-ah. Shin Hyerim, i-itu nama Ibuku," ucap Hyerin dengan suara yang bergetar.
Jungkook juga tidak kalah terkejut dengan apa yang diucapkan Hyerin. Yang Jungkook tau Ibu Hyerin itu sudah meninggal sekitar 7 tahun yang lalu karena kecelakaan yang merenggut nyawanya. Bagaimana bisa orang yang sudah dinyatakan meninggal hidup kembali?
Jungkook memeluk tubuh Hyerin yang bergetar. Jika ia saja tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bagaimana dengan Hyerin? Membayangkan orang yang selama ini sudah tenang di surga ternyata masih ada di dunia yang sama. Wajar saja jika Hyerin sangat terkejut seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...