Chapter 10

943 199 330
                                    

Hyerin terusik dari tidurnya saat wajahnya terkena bias cahaya yang masuk lewat celah tirai yang ada di salah satu sisi ruangan. Hyerin mengerjapkan beberapa kali kedua kelopak matanya, mencoba untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya yang sempat menghilang. Tangannya sesekali menyentuh kepalanya yang terasa sangat berat. Ada apa dengannya? Seingat Hyerin, kemarin ia tengah berjalan menuju halte untuk kembali ke rumah. Tapi setelah itu Hyerin sama sekali tak mengingat apa yang terjadi.

Saat seluruh kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul, Hyerin mencoba bangkit dari tidurnya saat merasakan aroma yang cukup asing di indera penciumannya. Kedua manik hazelnya terbelalak hebat saat menyadari dirinya yang tak tidur di kamarnya sendiri. Kasur king size serta berbagai benda yang didominasi warna krem dan putih di setiap sudut ruangan ini. Sudah jelas ini bukan kamarnya, bahkan ruangan ini terlihat tiga kali lebih besar dari kamarnya yang memang cukup kecil itu. Otak Hyerin kembali bekerja cukup keras? Untuk mencari tau serta mengingat sebenarnya apa yang terjadi dan dimana ia berada sekarang.

Ceklek

Belum sempat Hyerin beranjak dari ranjang, suara pintu ruangan itu terbuka dan menyita seluruh atensi Hyerin untuk melihat siapa orang yang berada di balik pintu dan bersiap untuk bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi? kedua maniknya kembali terbelalak bahkan tubuhnya ikut tersentak saat melihat siapa orang yang baru saja masuk dengan membawa segelas susu juga sepiring sandwich di tangannya.

"Kau?!!!"

"Eoh! Kau sudah bangun rupanya."

Orang itu menyunggingkan senyum sambil berjalan ke arah Hyerin lalu meletakkan apa yang dibawanya, di nakas kecil samping tempat tidur. Hyerin benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, seorang pria yang waktu itu sempat menolongnya di Club berdiri di hadapannya sambil memasukan kedua tangan di saku celana bahan yang dikenakannya.

"Siapa kau sebenarnya? Dan dimana aku sekarang?"

"Ah, kau benar. Kita belum berkenalan secara resmi bukan? Perkenalkan, aku Taehyung. Ryu Taehyung," ujar Taehyung sambil mengulurkan tangannya pada Hyerin, namun gadis itu hanya diam dan sama sekali tak ada niat untuk membalas uluran tangannya. Taehyung tersenyum smirk dan menarik lagi tangannya yang sedari tadi tergatung di hadapannya. "baiklah, kau tak perlu mengenalkan diri. Karena aku sudah tau namamu juga segala hal tentang dirimu," lanjutnya lagi.

Hyerin menukikkan kedua ujung alisnya, tak mengerti maksud dari perkataan pria yang kini berdiri di hadapannya. "Apa maumu? Bahkan aku tak mengenalmu sama sekali." Hyerin berdiri untuk berhadapan langsung dengan Taehyung yang masih menatapnya dengan tatapan yang tak Hyerin mengerti.

Melihat Hyerin yang seperti menantangnya itu. Taehyung semakin mendekat ke arah Hyerin hingga membuat Hyerin harus memundurkan langkahnya dan berhenti ketika kakinya menyentuh bagian samping tempat tidur dan kembali terduduk di atas ranjang empuk itu.

"Yang ku mau? Kau!" balas Taehyung singkat dengan santainya.

Hyerin membelalakan kedua netranya saat mendengar kata yang baru saja keluar dari labium Taehyung. Kata yang sederhana tapi berhasil membuat detak jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Apa pria ini waras? begitulah kiranya yang ada di pikiran Hyerin saat ini. Tapi wajahnya yang tampan itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia seorang Pria gila.

"Oh iya, saat ini kau sedang berada di mansionku. Dan mulai sekarang kau akan tinggal di sini, bersamaku!"

Kedua netra Hyerin semakin terbelalak sesaat setelah mendengar penuturan dari Taehyung. Membuatnya tak habis pikir dengan apa yang dilakukan orang asing di hadapannya ini, bagaimana bisa seseorang yang tak punya ikatan apapun serta tak saling mengenal sekalipun hidup bersama dan tinggal di satu atap yang sama? Sepertinya Pria itu benar-benar kehilangan kewarasannya. Dan wajahnya yang tampan itu tak menjamin bahwa ia bukan Pria gila.

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang