Chapter 23 [M]

1.1K 93 725
                                    

Pagi ini Hyerin menahan rasa kantuk yang terus saja menyerangnya, semalam ia sama sekali tidak bisa memejamkan kedua netranya hanya karena menunggu Taehyung yang tidak kunjung pulang semalaman. Bahkan sampai pagi ini, Hyerin masih belum melihat presensi Taehyung di mansion. Hyerin hanya takut sesuatu terjadi pada Taehyung seperti malam ketika pria itu kembali dalam keadaan babak belur, juga memikirkan kesehatan Taehyung yang masih belum sepenuhnya stabil akhir-akhir ini.

Sejak kejadian malam itu, Hyerin mencoba untuk benar-benar merubah sikapnya pada Taehyung untuk membuat Taehyung lebih terbuka padanya seperti apa yang dikatakan Jimin beberapa waktu yang lalu. Tapi bukan berarti kebencian Hyerin pada Taehyung saat ini hilang sepenuhnya, hanya saja Hyerin mencoba untuk memendam egonya sendiri mengingat malam itu Taehyung juga telah meminta maaf padanya dengan sangat tulus.

Kedua netra Hyerin langsung tertuju pada pintu utama mansion yang terbuka, kemudian sosok Taehyung menyembul dari balik pintu. Penampilan pria itu sedikit acak-acakan, dengan jas yang tersampir di bahu sebelah kanannya. Saat melihat keadaan pria itu yang terlampau kacau, Hyerin langsung beranjak menghampiri Taehyung karena kekhawatirannya pada pria itu semakin berada di puncaknya.

"Kenapa semalam kau tidak—"

Seketika ucapan Hyerin terhenti saat merasakan ranum Taehyung mendarat tepat di atas ranumnya, membuat netra Hyerin seketika terbelalak dengan keterkejutan yang luar biasa. Ciuman kedua yang berhasil direnggut oleh pria yang sama.

"Apa kau mengkawatirkanku, Hyerin-ssi?" tanya Taehyung saat ia melepas tautannya pada birai Hyerin sambil menatap wajah Hyerin yang terlihat memerah bercampur keterkejutan, yang berada cukup dekat dengan wajahnya.

"Ap— "Belum sempat Hyerin melanjutkan ucapannya, lagi-lagi partikel lembut milik Taehyung kembali mendarat di ranumnya. Bahkan kini Taehyung mulai melumat ranum merah Hyerin, menyalurkan sengatan yang sangat menggairahkan pada Hyerin ketika ranum itu mulai menggigit kecil ranumnya hingga membuat Hyerin terpaksa membuka mulutnya. Memberikan akses pada lidah Taehyung agar semakin menerobos untuk mengobrak-abrik seisi rongga mulutnya.

Hyerin tak mengerti apa yang ia rasakan sekarang, hanya bisa merasakan detak jantungnya yang semakin menggila. Hyerin sama sekali tak melarang dan malah membiarkan bibir Taehyung terus memberikan lumatan yang begitu menggairahkan di sana. Bahkan saat ini Hyerin mulai mengikuti permainan Taehyung ketika lumatan itu terasa semakin lama semakin lembut, membuat Hyerin juga mulai membalas lumatan Taehyung yang sedari tadi memenuhi ranumnya.

Hyerin semakin terbawa arus permainan Taehyung, hingga tanpa sadar Taehyung sudah merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan tubuh kekar Taehyung yang mengungkung tubuh mungilnya. Taehyung mulai melepas tautannya pada ranum Hyerin, menatap ranum merah itu sebelum beralih menatap wajah Hyerin yang semakin memerah juga nafas Hyerin yang sedikit memburu karena ulahnya. Hingga tatapan Taehyung terhenti pada dua manik indah Hyerin yang tengah menatapnya.

"Katakan, apa kau mengkhawatirkanku?" tanya Taehyung lagi, berbisik terkesan sangat lembut menyapa rungu Hyerin, sambil menyentuh dengan sensual wajah mulus Hyerin dengan punggung tangannya membuat Hyerin kembali mendapat sengatan yang masih tak mengerti itu apa.

Bahkan tatapan netra Taehyung, benar-benar berhasil membuat Hyerin jatuh ke dalam pesona pria itu. Tatapan dalam dari kedua manik yang seakan memancarkan cahaya dari seluruh galaksi di dalamnya. Garis wajah yang terlihat tegas, tatapan mendominasi yang selalu berhasil mematikan pergerakannya, hidung bangir yang menambah keindahan dari seorang Ryu Taehyung, sangat tampan.

Tangan Hyerin bergerak menyisir surai Taehyung yang sedikit menutupi dahi pria itu yang tanpa sadar mulai menjadi salah satu candu baginya. Membuat Taehyung seketika memejamkan kedua netranya saat tangan lembut itu menyentuhnya.

HEILERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang