Setelah seharian penuh menghabiskan waktu bersama Hyerin, Taehyung tak kunjung bisa memejamkan kedua netranya meski tubuhnya cukup terasa lelah. Semenjak rahasia besar itu terungkap, sejak saat itu Taehyung benar-benar sangat sulit untuk tertidur. Setiap malam jika ia memejam, bayang-bayang Sang Ibu yang sampai saat ini belum berhasil ia temukan selalu terlintas dalam benaknya. Kendati ia sendiri tidak tahu bagaimana rupa dan parasnya.
Oleh karenanya, saat ini Taehyung memilih untuk menyandarkan tubuhnya pada sebuah gazebo yang terletak di taman belakang mansion yang langsung menghadap kolam renang miliknya. Menikmati semilir angin malam juga harum petrichor yang menyeruak selepas hujan beberapa saat yang lalu.
"Sudah malam, kenapa kau berada di sini?"
Taehyung membuka kembali kedua netranya yang sempat terpejam saat suara itu mengalun menyapa rungunya. Dilihatnya Hyerin yang mengenakan piyama telah duduk di pinggir gazebo, tengah menatap ke arahnya. Taehyung tersenyum lantas langsung membenarkan posisi duduknya.
"Sudah malam. Kenapa kau tidak tidur?" bukannya menjawab, Taehyung malah melontarkan kembali sebuah pertanyaan pada Hyerin.
"Aku terbangun karena haus, lalu aku melihatmu di sini. Apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini? Udaranya cukup dingin, kau bisa sakit."
Taehyung mengulum senyum tanpa sepengetahuan Hyerin, karena gadis itu tengah duduk membelakanginya saat ini. Benar apa yang dikatakan Hyerin, cuaca malam ini memang cukup dingin. Kendati seperti itu, suasana hatinya malah menghangat mendengar kalimat yang baru saja menguar dari ranum gadis itu.
"Kau benar. Aku kedinginan sekarang."
Hyerin menoleh menatap Taehyung. Bagaimana tidak kedinginan? Pria itu hanya mengenakan celana juga kaos pendek yang melekat di tubuhnya, dirinya saja yang memakai piyama berlengan panjang bisa merasakan bagaimana udara dingin yang cukup menusuk pada malam ini. Jadi bagaimana dengan Taehyung yang hanya mengenakan pakaian seperti itu?
"Kau mau kemana?" tanya Taehyung saat melihat Hyerin yang berniat beranjak.
"Aku ingin mengambil selimut dan membuatkan minuman hangat untukmu."
"Tidak perlu, kemarilah!"
"Ne?"
"Kemarilah! Duduk di sini," ucap Taehyung sambil menepuk sisi kosong di sebelahnya. Taehyung menyunggingkan senyum saat melihat Hyerin yang menuruti perkataannya.
Tak ada pilihan lain yang bisa Hyerin ambil karena perintah dari Taehyung itu hal yang mutlak. Hyerin kembali mendaratkan bantalan duduknya tepat di sebelah Taehyung. Hyerin menatap bingung Taehyung yang tiba-tiba berpindah, mengambil posisi tepat di belakangnya. Setelahnya ia kembali di kejutkan saat tangan kekar itu melingkar di perutnya, di susul hembusan nafas hangat milik pria itu yang menyentuh perpotongan lehernya. Taehyung tengah memeluk tubuhnya dari belakang.
"Taehyung-ssi—"
"Bukankah sudah ku bilang, jika aku kedinginan. Biarkan aku memelukmu."
Selalu seperti ini, debaran jantungnya pasti langsung merespon jika dalam kondisi seperti ini. Ditambah suara baritone Taehyung yang terkesan berbisik tepat di rungunya, membuat Hyerin sedikit gelisah karena bisa dipastikan debaran itu akan semakin menjadi jika dibiarkan.
"Bagaimana jika ku buatkan ramen untuk menghangatkan tubuh?" tanya Hyerin. Hyerin menghela nafas tak ketara saat merasakan gelengan Taehyung karena kepala pria itu ia pasrahkan di atas bahunya.
"Aku hanya ingin memelukmu seperti ini."
Hyerin sedikit bersyukur karena setidaknya saat ini Taehyung tidak akan bisa melihat rona merah yang mungkin telah muncul membuat semburat di kedua pipinya. Tapi tetap saja, berada dalam posisi yang seperti ini membuat Hyerin tak kuasa menahan debaran jantungnya yang begitu menggila setiap kali pria itu berada dalam jarak begitu dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEILER
FanfictionSebaik dan sekeras apapun usaha untuk menutup sebuah luka, pasti akan terlihat juga. Aksara dari labium mengalun bahwa semuanya baik-baik saja, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tak ada yang tau seberapa dalam luka yang telah bersemayam dan tak a...