Sepuluh

1.4K 33 0
                                    

"Bisa nggak sih sehari aja Lo enyah di hadapan gue?" Melodi mulai kesal ketika Saka dan kedua temannya duduk di mejanya.

Saka tersenyum manis, lelaki itu tak menjawab melainkan mencomot makanan milik Melodi.

Membuat gadis itu bertambah kesal.

"Saka, lebih baik Lo pergi sebelum emosi gue gak bisa ditahan lagi," ucap Melodi sambil memejamkan mata.

"Kalo gue nggak mau?" Saka semakin ngeyel.

Melodi membuka matanya, gadis itu menatap Saka horor.

"LO NGERTI BAHASA GUE NGGAK SIH? PERGI SANA, GANGGU ORANG MAKAN AJA," teriak Melodi membuat seisi kantin menatap kearahnya.

Saka mengerjapkan matanya begitupun dengan Bagas dan Ardhan.

"Gila, cantik sih, tapi," ucap Bagas.

"Tapi apa?" tanya Ardhan.

"Toa," bisi Bagas membuat Ardhan terkekeh kecil.

"Bener aja Lo."

"Kalian ngomongin apa?" Tanya Kelly kepo.

Bagas menyengir, "manusia cantik nggak usah kepo."

"Lo pergi dan bawa temen Lo, gue enek liat muka Lo." Balas Melodi menohok.

Saka menelan ludahnya, lalu melirik kearah kedua temannya. Dan kembali menatap Melodi.

"Temen gue aja yang Lo usir," ucapnya.

Bagas dan Ardhan sontak melotot, kedua lelaki itu segera menampol kepala Saka. "Tega bener Lo."

"Sorry, bro. Kalian emang nggak penting," ucap Saka mendramatisir.

"Tapi Lo penting bagi gue, apalagi uang Lo, Sak," Perkataan Bagas memang terlampau jujur.

Melodi, Azkia dan Kelly dibuat kicep. Pertemanan macam apa itu?

Saka menampol kepala Bagas membuat lelaki itu mengaduh kesakitan. "Kerja makanya biar kagak nyusahin orang!"

Bagas mengerjapkan matanya.
"Lo kerja?"

Saka menggeleng.
"Uang gue banyak buat apa kerja?"

Ardhan menyahut, "nah itu dia!"

Saka dan Bagas menoleh, keduanya menaikkan satu alisnya.

"Kita mau berteman sama Lo karena Lo banyak uang!" Lanjut lelaki itu membuat Saka mendengus kesal.

"Kalo Lo banyak uang, kenapa kita harus kerja? Tinggal minta, kan?" sahut Bagas membuat Azkia dan Kelly geleng-geleng kepala. Tidak habis pikir.

Saka semakin kesal.

"Udah deh, gak usah banyak bacot kalian. Sana pergi," Melodi kembali mengusir ketiganya.

"Ya ampun, Mel. Lo galak bener jadi cewe," balas Bagas.

Melodi hanya diam enggan membalasnya.

Ardhan mengangguk setuju.
"Cewe nggak boleh galak, dosa."

Kelly memutar bola matanya malas.
"Lagian kalian ganggu orang aja, udah tau kita ini lagi makan."

"Gue tau kalian lagi makan, kita nggak buta kok!" Balas Saka yang diangguki kedua temannya.

Melodi menarik nafasnya dalam-dalam, berbicara dengan Saka tidak akan ada akhirnya. Hanya membuang waktu saja.

"Gue yang pergi," ucap Melodi bangkit dan melenggang pergi.

Saka menolehkan kepalanya, "Mel, tunggu gue!" teriak Saka dan berlari menyusul Melodi.

"Gila, temen kalian nyalinya gede," sahut Azkia berdecak kagum.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang