Tujuh belas

1K 24 0
                                    

"AAAAA, SAKA!"

"TOLONG GUE," teriakan itu dari arah dapur, sontak sang suami yang mendengar teriakan istrinya langsung ngacir menghampirinya.

"Ada apa, Mel?" Tanya Saka panik.

"Itu," ucap Melodi sambil menutup hidungnya.

"Itu apa?"

"Itu ada telur!" jawab Melodi cepat.

Saka cengo mendengarnya. Maksudnya apa ini? Ia tidak mengerti.

"Buang, Saka! Cepetan," ucapan Melodi membuyarkan lamunannya.

"Ha?" Saka masih tidak mengerti.

"Ihh, buang telurnya gue takut, Saka!" teriak Melodi membuat Saka menelan ludahnya dan dengan cepat-cepat membuang semua telur yang ada di kulkasnya.

"Mel, cuman telur doang kok takut?" tanya Saka setelah membuang para telur tersebut.

Melodi menoleh, ia menurunkan kedua tangannya. "Nggak tau takut aja."

"Kita ke rumah sakit aja, yu?" ajak Saka yang mulai tidak mengerti dengan kondisi Melodi. Tidak mungkin kan istrinya itu gangguan kejiwaan?

Aneh sekali rasanya.

"Gue nggak sakit!" balas Melodi dan pergi menuju kamarnya.

Saka menyusul.

Ucapan temannya tempo hari sungguh membuatnya kepikiran, apa benar istrinya itu hamil?

Akhir-akhir ini memang sikap Melodi tidak bisa di bilang wajar, apalagi setiap pagi Perempuan itu sering mengeluh karena perutnya yang terasa mual.

"Sak, tolong pijitin punggung gue," titah Melodi sambil membelakangi Saka.

Saka menurut saja, lelaki itu dengan pelan memijit punggung sang istri.

"Perutnya udah nggak sakit?" tanya Saka.

Melodi menggeleng.
"Nggak."

"Em, Sak. Gue kangen mama," ucap Melodi membuat Saka menghentikan pijitannya dan malah memeluk Melodi dari belakang, menyimpan dagunya di bahu Melodi.

"Besok kita kesana," balas Saka dan berhasil membuat Melodi tersenyum lebar.

"Beneran?" Saka mengangguk.

"Nanti kita bawa apa ya?"

Melodi mulai berfikir.

"Kue?"

"Buah-buahan?"

"Apa ya?"

Saka terkekeh mendengar celotehan dari istrinya, akhir-akhir ini Melodi banyak bicara.

"Nanti kita pikirin lagi, sekarang tidur udah malam," ujar Saka dan berbaring sambil menarik tubuh Melodi untuk ia peluk.

Melodi mengangguk, dan memeluk pinggang Saka dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang lelaki itu.

Saka tersenyum manis, mengusap surai panjang Melodi sampai perempuan itu tertidur.

Lalu, lelaki itu ikut tertidur.


***

"SAKA, CEPETAN KITA TELAT!" teriak Melodi membuat Saka melotot terkejut.

"Mel, demen banget lo teriak-teriak," Melodi yang mendengarnya hanya cengengesan tidak jelas.

"Ih, Lo lama amat sih!"

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang