Dua puluh enam

785 16 0
                                    

Cuaca di pagi hari itu sangat mendung mungkin tak lama lagi hujan akan segera turun ke muka bumi, Dan membasahi jalanan.

Pasangan suami istri itu masih bergelut manja di bawah selimut, padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Tapi mereka berdua tidak ada tanda-tanda akan terbangun.

Mungkin mereka cape habis bertempur semalam.

Teriakan histeris dari arah luar kamarnya menganggu tidur nyenyaknya. Dengan terpaksa lelaki itu bangun.

Ia tersenyum ketika melihat wajah istrinya tengah tertidur pulas. Bibir lelaki itu mengecup sudut bibir Melodi.

Karena merasa terganggu oleh perlakuan Saka, Melodi membuka matanya. Menatap Saka yang tengah tersenyum diatas sana.

"Pagi," sapa Saka mengecup kening istrinya itu.

Melodi tersenyum, "pagi juga," balasnya dan mengecup pipi kiri milik Saka.

Saka terkekeh, lelaki itu malah memeluk kembali istri kecil itu dan mendusel kepalanya di curuk leher Melodi.

Melodi terkekeh, ia membelai rambut Saka dengan lembut.

"Mandi sana," titah Melodi tapi Saka malah mengeratkan pelukannya.

"Bentar lagi, dingin," balas Saka.

"MELODI, KELUAR LO, BANTUIN KITA BABI!" teriakan itu. Melodi yakin, teriakan itu berasal dari Azkia.

Melodi hanya diam, enggan bergerak sedikitpun. Posisinya saat ini sangatlah nyaman.

"SAKA, HUJANNYA DERAS BANGET! INI GIMANA WOY KITA KEBANJIRAN!" teriak Bagas menggedor pintu kamar.

"BANGUN SIALAN, JANGAN NGANU MULU!" itu teriakan Adegan. Sepertinya kedua lelaki itu sudah sangat kesal.

"AZKIA, AWAS ITU ADA CACING!"

"AHHH MANA?"

"ITU DI BAWAH KAKI LO!"

"ANJING TOLONG GUE BANGSATTTT."

"GUE JUGA TAKUT."

"SIALAN LO ARDHAN."

Saka dan Melodi terkekeh mendengar teriakan dari para temannya itu.

Mereka tak tahu saja keadaan diluar seperti apa, para temannya itu tengah menahan emosi yang bisa saja melupa begitu saja.

Hujan semakin deras, hal itu membuat kedua manusia yang tengah bermesraan itu malah menarik kembali selimutnya, menghiraukan teriakan dari para temannya.

"Berisik banget mereka, kita lanjut bobo aja yu?" ajak Saka yang sukses membuat Melodi mencubit perut Saka.

"Nggak, kita bantuin mereka," Melodi bangun, perempuan itu segera memakai pakaiannya yang berceceran di atas lantai.

Lalu menatap Saka.
"Cepet pake baju!"

Saka mendengus, dengan terpaksa ia memungut bajunya dan segera memakainya.

"Ganggu orang aja," dumel Saka.

"SIALAN INI RUMAH APA GUBUG, SIH?" setelah membuka pintu kamarnya, mereka disuguhi oleh umpatan yang diberikan oleh Bagas.

Sontak, mereka semua menatap kedua manusia yang baru saja keluar kamar dengan wajah kesal.

"Darimana aja kalian, ha?" Sarkas Ardhan.

Melodi menyengir, menampilkan deretan gigi putihnya. Lalu, pandangan Perempuan itu mengarah ke sesisi rumah.

"Loh, ini kok bisa basah semua?" tanya Perempuan itu sambil menggaruk tengkuknya yang kebetulan gatal.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang