Empat puluh delapan

511 14 0
                                    

"kandungannya sangat sehat. Kalo boleh saya sarankan, ibu hamil seharusnya perlu banget berolahraga dan memakan makanan yang sehat, seperti buah-buahan dan sayuran. Saya tebak, kamu tidak pernah memakan sayuran, kan?"

Melodi tersenyum kikuk mendengar pertanyaan dari dokter perempuan tersebut. Namun, berbeda dengan Melodi. Saka, lelaki itu mengangguk dan menghela nafas kasar.

"Banar, dok! Istri saya nggak pernah makan sayuran, dia susah banget di kasih tau."

Dokter yang bernama Tara itu terkekeh kecil.

"Usahakan harus ya, agar kandungan kamu selalu sehat. Bukan hanya kandungan, tapi kamu juga harus sehat."

Mau tak mau Melodi mengangguk.

"Olahraga juga perlu," lagi-lagi Melodi mengangguk.

"Yasudah, dok. Kita permisi dulu," ucap Saka menarik tangan Melodi dan melenggang pergi.

"Tuh, dengerin apa kata dokter!" Saka mulai mengomel ketika keduanya berada di lobi rumah sakit.

Melodi berdecak, "aku juga punya telinga, Saka!"

Saka menoleh.
"Iya, Kamu punya telinga. Tapi jarang di gunain!"

"Sembarangan!" Ketus Melodi menampol lengan Saka.

***

Sepulangnya mereka dari rumah sakit, Melodi langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidur dengan ponsel yang berada di kedua tangannya.

"Mel, aku laper, masak sana," kata Saka sambil menatap kelakuan istrinya.

Melodi tak menoleh namun menjawab. "Pesen aja."

Saka menghela nafasnya kasar.
"Aku pengen dimasakin!"

Ucapannya berhasil membuat Melodi menoleh. "Kamu mau aku masakin?" tanyanya.

Saka berdecak kesal.
"Bukan gitu."

"Aku mau kamu yang masak dan aku yang makan," jelas Saka seraya duduk di sisi tempat tidur.

Melodi manggut-manggut.
"Masa kamu doang yang makan, aku juga mau lah!"

Saka menghela nafas panjang.
"Ya, maksudnya kita berdua."

Melodi kembali manggut-manggut.

"Tapi aku lagi mager," membuat Saka kembali bernafas kasar.

"Lama-lama gue nikah lagi, nih!" Gumam Saka, namun masih bisa di dengar oleh Melodi.

Lantas, perempuan yang tadinya berbaring kini terduduk dan menatap Suaminya tajam.

"Apa kamu bilang? Nikah lagi?"

Saka tersentak dengan pertanyaan dari istrinya. Lalu, ia mengusap belakang kepalanya seraya tersenyum canggung, ia kira istrinya itu tidak mendengarnya.

"Enak aja kalo ngomong!"

"Bukan gitu, sayang," Saka berniat ingin menjelaskan, tapi ucapan Melodi memotongnya.

"Trus apa? Gampang banget kamu ngomong gitu!" Saka kembali terdiam, menerima semprotan panjang dari istrinya.

"Kamu pikir punya dua istri enak?"

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang