Tiga puluh tiga

634 11 0
                                    

Azkia, gadis itu dengan tubuh lelah memasuki rumahnya. Raut wajahnya begitu ketara bahwa ia tengah kelelahan.

"Azkia, kamu sudah pulang, nak?" Pertanyaan itu berhasil membuat Azkia menoleh.

Mendadak rasa lelah itu menghilang, dan digantikan oleh rasa senang.

"Udah, pa," balasnya sambil tersenyum.

"Yasudah kamu mandi dulu, lalu kita makan bersama," ucap Abian membuat senyum Azkia semakin lebar.

"Iya, Pa," balas Azkia dan berlari menuju kamarnya.

Rasanya sangat aneh ketika ayahnya mengajak makan bersama. Entah sudah berapa tahun ia tidak berbicara dengan Abian, ini kalo pertama pria itu berbicara kembali.

Saat ini perasaannya sangat senang, sampai tidak bisa di deskripsikan lagi.

Setelah selesai mandi, Azkia bergegas turun dan menemui ayahnya yang sudah menungguinya di meja makan.

"Maaf, pa, Azkia lama," gumamnya dan duduk di samping Abian.

Abian tersenyum, "nggak papa, kita makan dulu," ujarnya.

"Gimana sama sekolah kamu?" tanya Abian membuat Azkia mendongak dengan mulut yang penuh.

"Baik," balasnya singkat.

"Maaf, akhir-akhir ini papa sibuk," Azkia terdiam sebentar, lalu tak lama ia mengembangkan senyumnya.

Ia menggeleng pelan.
"Azkia ngerti kok, pa!"

Abian bernafas lega, pria itu menaruh sendok dan garpu nya, lalu menatap Azkia intens.

Azkia yang melihat perubahan wajah sang Papa pun ikut menaruh sendok dan garpu.

"Kenapa, pa?" tanya Azkia heran.

Abian tersenyum, "kamu sudah besar," Azkia kebingungan dengan ucapan Abian.

"Papa baru sadar?" tanya balik Azkia seraya terkekeh.

"Papa mau menjodohkan kamu," sontak ucapan Abian berhasil membuat Azkia tersedak oleh makanannya.

Buru-buru gadis itu meraih air minum dan meneguknya.

"Apa? Azkia nggak salah dengar?" tanya Gadis itu dengan nafas yang terengah-engah.

Abian terkekeh, "nggak, nak."

"Papa serius?" tanya Azkia.

Abian mengangguk. "Meskipun lelaki pilihan papa berasal dari keluarga sederhana, tapi papa yakin, dia bisa menjaga kamu," jelas Abian membuat Azkia mengernyitkan keningnya bingung.

Ada apa ini?

"Maksud papa?" tanya Azkia tak mengerti.

"Dan juga, dia pernah membantu papa ketika papa kecopetan di jalan. Papa yakin dia lelaki baik-baik," ucapan Abian kembali membuat Azkia terkejut.

"Apa? Papa kecopetan?" Tanyanya tak percaya.

Abian terkekeh kecil, "itu tidak masalah, sayang," ucapnya.

"Kamu mau, kan, papa jodohin?" tanya Abian menatap intens Azkia.

Azkia tak menjawab, gadis itu menatap lurus kedepan. apa dengan perjodohan yang ayahnya rencanakan itu bisa membuat hubungan mereka membaik? Jika benar, ia akan menuruti keinginan ayahnya itu.

Karena untuk saat ini, Abian lah yang paling ia utamakan.

"Apa dengan perjodohan ini papa bakal ninggalin Azkia?" tanya Azkia sendu.

Abian terkekeh kecil, "mana mungkin papa ninggalin putri papa satu-satunya ini? Kamu ini berpikir terlalu jauh," ujarnya membuat Azkia bernafas lega.

"Jadi, bagaimana?" tanyanya.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang