Pagi itu, suasana hati Melodi sangat buruk. Ditambah, lelaki yang mendekapnya yang menjadi sebab keburukan hatinya.
Ingin sekali ia menenggelamkan lelaki ini ke lautan, tapi ia sadar, ia tidak akan mungkin melakukannya.
Badan Saka terlalu berat, pikirnya.
"Tidur lagi, Mel. Baru jam lima," ucap Saka dengan suara seraknya.
Melodi berdecak, gadis itu mendorong dada Saka dan membelakanginya.
Melodi mencengkram erat selimut yang menutupi tubuh polosnya. Ya, semalam ia sudah di unboxing oleh suaminya.
Mengingat kejadian semalam, ia semakin emosi dibuatnya. Bagaimana bisa, lelaki di belakangnya ini terus memaksanya sampai ia seperti ini.
Melodi sungguh telah kehilangan kesuciannya, itu membuatnya menyesal.
Saka yang melihat tingkah Melodi terkekeh, lelaki itu segera memeluk tubuh Melodi dari belakang dan menyembunyikan kepalanya di curuk leher Melodi.
"Lepas!" sentak Melodi kesal.
Bukannya melepaskan, Saka malah mempererat pelukannya. Sesekali lelaki itu mengecup leher sang istri.
"Dingin sayang," bisik Saka membuat Melodi memejamkan matanya.
Jika boleh jujur, ia sedikit nyaman dengan pelukan Saka. Dada bidang lelaki itu terlihat lebar, sangat cocok untuk bersandar, hehe.
"Sak, gimana kalo gue hamil?" tanya Melodi takut.
Saka yang mendengarnya malah mengusap perut Melodi dari dalam selimut.
"Ya melahirkan." Jawab Saka enteng.
Melodi berdecak, lalu gadis itu membalikkan badannya dan menghadap kearah Saka.
"Nggak gitu, Saka."
"Trus gimana, sayang?"
"Gue belum siap hamil," balas Melodi pelan.
"Kenapa?" tanya Saka yang saat ini sudah membuka matanya, dan menatap wajah Melodi.
"Kan gue masih sekolah," balasnya.
"Lo juga belum kerja," tambahnya.
Saka terkekeh, lelaki itu mengecup kepala Melodi berulang kali.
Kedua pipi Perempuan itu merona merah, padahal semalam mereka bertengkar hebat. Tapi, pagi ini, Saka seolah melupakan kejadian semalam.
"Lo mau gue kerja?" tanya balik Saka.
"Ya iya lah! Kalo Lo nggak kerja trus siapa? Gue gitu?"
Saka semakin terkekeh mendengar ucapan sembrono dari istrinya itu.
Ah, rasanya ia sangat senang hari ini. Ia tidak perlu takut lagi, saat ini Melodi sudah resmi menjadi miliknya.
"Iya, nanti gue kerja," ucap Saka dan kembali memeluk tubuh Melodi.
"Ih, lepasin Sak, gue masih kesel sama Lo." Ketus Melodi.
"Kesel kenapa sih?" tanya Saka.
Mendengar pertanyaan Saka, tiba-tiba ia menjadi malu. ingin mengatakan, bahwa ia kesal karena kejadian semalam, takut jika lelaki ini mengejeknya.
"Karena semalam, hm?" tanya Saka menebak. Dan hasilnya, tebakan itu benar! Oke, selamat untuk Melodi karena pipinya berhasil bersemu merah kembali.
Melodi hanya diam, tidak menjawab.
Saka terkekeh, ia sudah tau jawabannya. Keterdiaman Melodi sudah menjawab pertanyaannya.
"Padahal semalam Lo sampe kenikmatan begitu, mana merem melek lagi." Ucapan itu berhasil membuat Melodi meninju Dada lebar Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul Mate { Tamat }
Teen Fiction"Lo istri gue, apa nggak bisa lo nerima gue sebagai suami lo? seenggaknya melakukan tugas layaknya sebagai istri." "lo gila?" Melodi menepis tangan Saka, dan menatap lelaki itu tajam. "Gue juga nggak mau jadi istri lo, gue nggak mau punya suami ka...