Empat puluh enam

537 14 0
                                    

"Azkia, ini udah sore, gue pulang dulu, ya?" ucap Melodi sambil bangkit dan menggandeng tas kecilnya.

Azkia maupun Ardhan menoleh, perempuan yang tengah terbaring di atas brankar itu tersenyum manis.

"Iya, hati-hati di jalannya."

Melodi mengangguk dan berniat ingin pergi.

"Jagain Azkia! Jangan pergi kalo nggak ada yang jaga!" Sentaknya kepada Ardhan.

Ardhan yang malas berdebat pun hanya mengangguk dan meng'iya, kan ucapan Melodi.

"Iya, Lo tenang aja."

Setelah itu, Melodi benar-benar pergi dari ruangan inap Azkia.

"Temen kamu itu," celetuk Ardhan dan beralih menjadi duduk di samping brankar Azkia.

Azkia terkekeh.
"Istri temen kamu juga," balas Azkia.

"Ada yang sakit?" tanya Ardhan menatap Azkia khawatir, sebelah tangan lelaki itu menggenggam lembut tangan Azkia.

Azkia lantas tersenyum.
"Nggak ada kok."

"Butuh sesuatu?" tanya Ardhan lagi.

"Nggak ada, Ardhan."

"Yaudah kamu istirahat," balas Ardhan membenarkan letak selimut yang di pakai oleh Azkia.

Azkia manggut-manggut dan segera memejamkan matanya.

Lalu, dengan tiba-tiba, Ardhan mencondongkan tubuhnya dan mengecup kening Azkia Lamat.

Hal itu sontak membuat Azkia kembali membuka matanya.

"Kenapa?" tanya Perempuan itu.

Ardhan menggeleng pelan.
"Cepet sembuh, sayang."

Ucapnya sambil melempar senyum kearah Azkia.

***

"Coba aja kalo gue bawa mobil," rutuk Melodi tanpa henti.

"Ah sial, mana panas banget lagi."

Kepala perempuan itu mendongak, menatap langit sore yang sangat panas itu.

Saat ini, ia berada di trotoar jalanan. Ia baru ingat setelah dirinya keluar dari rumah sakit, bahwa dirinya tidak membawa kendaraan apapun. Dan juga, tadi pagi, Saka yang mengantarnya.

"Duh, nggak mungkin, kan, kalo gue ganggu Saka?" gumam Perempuan itu sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor sang suami.

"Pasti dia lagi sibuk," bisiknya dan menjatuhkan tangannya sambil duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Sejenak perempuan itu terdiam dengan pandangan yang menatap ke arah ponselnya.

Ia nampak ragu, ingin mendial nomor itu atau tidak?

Sampai akhirnya, suara seseorang membuat ia tersadar dan langsung menoleh.

"Butuh sesuatu?" tanya seseorang itu.

Melodi menaikkan satu alisnya.

"Lo ngomong sama gue?" tanya balik Melodi sambil menunjuk dirinya sendiri.

Nampaknya, lelaki itu dibuat terkekeh oleh pertanyaan Melodi.

"Bukan," balas lelaki itu.

"Trus?" tanya Melodi semakin bingung.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang