Dua puluh tujuh

739 16 0
                                    

"permisi," ucap seorang perempuan mendekati Saka yang tengah berdiri di samping rumah.

Saka menoleh, satu alis lelaki itu menaik keatas.

Perempuan itu tersenyum dan menyodorkan tangannya kearah Saka, Saka hanya menatapnya dengan datar.

"Kenalin, nama aku Melinda," perempuan itu memperkenalkan dirinya.

Saka memalingkan wajahnya, enggan menatap perempuan yang sudah berani mendekatinya.

"Nama kamu, siapa?" tanya Melinda, perempuan itu tersenyum kecil melihat uluran tangannya yang enggan di terima, lalu ia menariknya kembali.

"Saka," jawab Saka singkat.

Melinda tersenyum tipis.
"Salam kenal, kalau ada masalah kamu boleh hubungi aku."

Saka berdecak, lelaki itu menatap Melinda sinis.

"Gue nggak butuh," ketusnya.

Melinda melunturkan senyumnya, menatap Saka dengan sendu.

"Aku, boleh minta nomor kamu?" tanya Melinda masih berani.

"Buat?" tanya Saka bingung.

Melinda mengulum bibirnya, "kenalan," jawabnya singkat.

Saka terkekeh sinis, "gue nggak butuh kontak cewe," sarkas lelaki itu.

Melinda mengernyitkan dahinya, "kenapa?"

"Sayang," panggilan itu membuat Melinda menoleh, kening perempuan itu semakin bertaut ketika melihat seorang perempuan yang tengah tersenyum kearah Saka seraya menghampirinya.

"Ngapain kamu disini?" tanya Melodi dengan bahasa yang berbeda. Sejenak Saka terdiam, masih mencerna kalimat Melodi.

Lalu, tak lama kemudian ia tersenyum tipis ketika matanya tak sengaja melirik kearah Melodi.

"Cari angin," balas Saka sambil mengusap perut istrinya.

Melinda yang melihat itu semakin bingung. Ia mengira, kedua manusia itu hanya sebatas teman biasa.

"Kamu udah minum susu?" tanya Saka.

Melodi mendongak, dan tersenyum.
"Udah," balasnya.

"Yang lain kemana?" tanya Saka.

Melodi memalingkan wajahnya, menatap Melinda yang masih berdiri di tempatnya seraya menyaksikan interaksi keduanya.

"Ada di dalam."

"Lo,"

"Yang ngirim makanan kemarin, kan?" tanya Melodi kepada Melinda.

Melinda tersenyum tipis, "iya, gimana sama makanannya?"

Melodi tersenyum, "lumayan enak."

Melinda melunturkan senyumnya ketika mendengar ucapan Melodi. Ia merasa tersinggung dengan ucapannya.

"Sayang, kita masuk, yu. Dede bayinya kedinginan disini,"  Melodi bergelayut manja di lengan Saka, dengan tak lupa sebelah tangannya mengusap perut buncitnya.

Saka terkekeh, lelaki itu mengacak-acak rambut istrinya sangking gemasnya.

"Anak papa kedinginan, hm?" tanya Saka mensejajarkan tubuhnya dengan perut Melodi.

Lagi, Melinda terkejut dengan hal itu. Bukan hanya pacar, apalagi teman. Tapi sepasang suami istri!

"Iya, papa!" Jawab Melodi menirukan suara anak kecil.

Saka mendongak, ia terkekeh mendengarnya. Lalu, lelaki itu menuntun Melodi untuk masuk kedalam, tanpa menghiraukan keberadaan Melinda.

"Awas aja Lo," bisik Melodi kepada Saka.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang