Empat puluh lima

554 11 0
                                    

Melodi tersungkur ke atas lantai, kepalanya memaling ke samping. Darahnya yang berada di disudut bibirnya pun semakin mengucur deras.

Kedua tangan perempuan itu mengepal erat, rahangnya pun bergeletuk penuh emosi.

"Kenapa? Mau lawan gue?" tanya Mona berjongkok di hadapan Melodi.

Sebelah tangan perempuan itu, menarik paksa kepala Melodi untuk menatapnya.

"Kali ini Lo sendirian."

"Gue nggak akan biarin anak yang ada di dalam kandung Lo lahir begitu saja," desis Mona menampar kembali pipi kanan Melodi.

Sebelah tangan Melodi mulai melingkar di atas perutnya, berusaha untuk melindungi anaknya yang saat ini tengah dalam bahaya.

Ia semakin kesal, lantaran, Saka yang sedari tadi pergi tak kunjung kembali.

"Gue nggak akan biarin Lo nyentuh anak gue!" Sentak Melodi menatap tajam Mona.

Mona terkekeh dan di sambung oleh Arsen. Kini, Arsen pun ikut berjongkok di samping Mona.

"Lo cuman boleh hamil anak gue, Melodi!"

Melodi terkekeh miring mendengar ucapan Arsen.

Sudah belasan tahun ia berteman dengan lelaki itu, kini ia baru tahu sifat aslinya. Itu membuat ia sangat terkejut.

Obsesi Arsen memang sangat tinggi.

Jika lelaki itu tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, jangan harap, orang lain memilikinya.

"GUE JIJIK DENGER OMONGAN LO!" teriak Melodi tepat di hadapan Arsen.

Hal itu membuat Arsen tersulut emosi.

Plak!

Tangan Arsen berhasil melayang mengenai pipi kanan Melodi.

"JAGA BICARA LO, JALANG!"

"Gue tau, kenapa Lo bisa nikah diusia muda kaya gini. Karena dia, udahh hamilin Lo, kan?" Melodi menggeleng cepat, membantah ucapan Arsen yang jauh dari kata benar.

Arsen tersenyum miring. Dengan gerakan tiba-tiba, lelaki itu menjambak rambut Melodi.

"JANGAN NGELAK!" teriaknya.

Melodi memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang menjalar di kepalanya. Air matanya turun begitu saja.

"Nggak! Lo salah, Arsen. Kita nikah karena cinta," balas Melodi berani.

Arsen semakin mencengkram rambut Melodi, membuat perempuan itu semakin mendongakkan kepalanya.

"Lepasin, Sen. Sakit," rintih Melodi menepuk tangan Arsen dengan keras.

Arsen terkekeh, "Lepasin? Memohon lah!"

Brak!

"LEPASIN ISTRI GUE SIALAN!" teriak Saka yang baru saja memasuki kamarnya. Lelaki itu terkejut melihat penampilan Melodi yang jauh dari kata baik-baik saja.

Arsen dan Mona sontak menoleh.

Arsen menghempaskan cengkeramannya pada rambut Melodi dengan kasar, sehingga kepala Melodi mengenai pembatas balkon.

Arsen berdiri, begitu juga dengan Mona.

"Ck, Lo mainnya lama sih," kesal Mona kepada Arsen.

Dengan wajah memerah, Saka mendekati kearah keduanya.

Dan

Bugh!

"SIALAN LO, ANJING!" teriak Saka membuat Arsen terkekeh sinis.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang