Sembilan belas

1K 24 0
                                    

Melodi mendelik kesal kearah Mama mertuanya itu. Bagaimana tidak kesal? Ia yang keadaannya sehat harus dipaksa diperiksa oleh dokter.

Adnan terkekeh geli melihat mata Melodi, "jadi gimana dok?" tanya pria itu kepada dokter pribadinya.

Dokter tersebut tersenyum manis dan berdiri lalu menatap ketiga manusia yang tengah menunggu ia bicara.

"Tidak ada penyakit yang serius, hanya saja," dokter itu menggantungkan ucapannya. Membuat Saka, Adira dan Adnan berdecak.

"Hanya saja usia kandungan Melodi sangat muda, jadi rentan untuk keguguran," penjelasan dokter membuat ketiga manusia itu terkejut.

"Jadi, Melodi, h-hamil?" tanya Saka yang diangguki oleh dokter.

Namun, senyuman lebar terukir di sudut lelaki itu. Lalu, mereka bertiga mendekati Melodi yang hanya diam sambil memakan kentang goreng.

"Sayang," panggil Adira membuat Melodi menoleh.

Dokter lelaki yang sempat memeriksanya tadi berlenggang pergi.

"Kenapa, Ma?"

"Melodi nggak kenapa-kenapa, kan?" tanya perempuan itu membuat Adnan terkekeh.

"Kamu hamil, nak," ucap Adnan dan sukses membuat kentang goreng yang berada di pangkuannya terjatuh.

Kedua mata perempuan itu menatap Adnan, "h-hamil?"

"Ini Bayi Melodi?" tanya Melodi sambil menyentuh perutnya.

Adnan dan Adira terkekeh, lalu keduanya mengangguk.

"Iya, ini bayi kamu," jawab Adira.

Melodi mengerjapkan matanya polos. Jadi, dirinya hamil? Kenapa bisa? Padahal baru sekali ia melakukannya. Tidak mungkin langsung jadi, kan?

Lalu, pandangan gadis itu beralih menatap Saka yang berada di sampingnya. Lelaki itu tak henti-hentinya tersenyum dan mengecup punggung tangan istrinya.

"Sak," panggil Melodi, Saka menoleh.

"Gue hamil?" tanya Melodi, Saka mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Anak Lo, kan?" tanyanya lagi.

Saka berdecak, pertanyaan konyol yang membuat kedua orangtuanya tertawa. "Bego, ya iya lah!"

"Lo harus jaga kesehatan, gue nggak mau anak gue kenapa-napa," Adira berdesis mendengarnya, ia menatap tajam kearah Saka.

"Kamu yang harus jagain istri kamu, Mama nggak mau mereka kenapa-napa! Kalo terjadi sesuatu sama Melodi dan calon cucu Mama, kamu yang akan menjadi pelampiasan Mama."

Saka memutar bola matanya malas.
"Iya iya."

Adnan mengelus punggung putranya, guna memberikan semangat untuknya. "Papa mau kabarin Arden dulu," ucapnya dan pergi.

"Yaudah, Mama mau masak dulu. Kamu istirahat ya, sayang. Kalo butuh sesuatu suruh aja Saka," Saka mendengus sambil menatap kepergian Adira.

Melodi terkekeh melihat wajah Saka.

"Sak, gue takut," ucap Melodi.

Saka menoleh, lelaki itu memeluk tubuh Melodi dari samping mengelus kepala istrinya itu dengan pelan.

"Nggak ada yang perlu Lo takutin," balasnya.

Melodi menggeleng pelan.
"Gue takut nggak bisa jagain dia."

Saka melepaskan pelukannya, kedua manik hitam lelaki itu menatap Melodi. "Gue yang akan jagain dia," ucapnya.

Melodi tersenyum manis, lalu memeluk kembali tubuh Saka.

My Soul Mate { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang