My Lovely Uncle - Bab 48

5.1K 251 15
                                    

Happy Reading!!!

***

“Kamu pergi sama laki-laki?” rahang Devan mengetat dengan mata menajam, meski sosok yang membuatnya kesal tidak berada di depannya. Salvia masih asyik bermain hingga tidak ada satu pun kabar yang Devan terima. Padahal ia menunggu. Hingga tak lama kemudian Devan mendapatkan notifikasi dari instagram yang menandakan bahwa Salvia baru saja memposting sesuatu. Aplikasi itu Devan punya memang demi melihat kegiatan sang ponakan dan teman-temannya yang selalu di bagikan di sana.

Devan sendiri awalnya tidak mengerti kenapa harus dirinya melakukan itu. Tapi tak bohong bahwa sedikit banyaknya itu membantu Devan mengetahui kegiatan Salvia saat ia sedang berada jauh dari gadis itu.

Awal mula Devan memiliki instagram adalah ketika pulang dari kota kelahiran Sagitta dan Salvia tidak ada di rumah. Devan kesal, dan ia akhirnya mencari cara agar bisa memantau kegiatan Salvia, agar tahu di mana dan bersama siapa gadis itu. Dan sosial media itulah yang Devan tahu selalu keponakannya gunakan.

Sialannya ia baru saja mendapatkan postingan Salvia yang berhasil memancing emosinya. Cemburu nama perasaannya sekarang, membuatnya langsung menelpon keponakannya itu.

Cewek cowok, Uncle.”

“Kenapa gak bilang?” geram Devan benar-benar merasa kecolongan.

Tadi kan aku bilang pergi sama teman-teman sekelas,”

“Tapi kamu gak bilang kalau perginya sama anak laki-lakinya juga!” entah Salvia yang salah atau memang Devan yang bodoh. Tapi sungguh perasaannya tidak baik-baik saja setelah melihat postingan di instagram keponakannya itu. Terlebih melihat kedekatan Salvia dengan laki-laki seusia keponakannya, yang sialannya harus Devan akui bahwa mereka begitu serasi.

“Aku bilang sekelas ‘kan? Itu artinya cewek cowok, Uncle sayang. Karena sekolahku bukan asrama putri.”

“Ck, tetap saja. Seharusnya kamu bilang kalau perginya sama cowok juga,”

“Kenapa sih memangnya? Uncle cemburu?”

Bukannya menjawab, Devan malah justru mendengus, dan itu membuat Salvia di seberang sana terkekeh. Tahu jelas bahwa tebakannya tidak salah. Devan cemburu. Tak bohong bahwa Salvia bahagia mendapati kenyataan itu.

“Jangan dekat laki-laki mana pun, Salvia!” tegas Devan memperingati. “Apa lagi sampai rangkul-rangkul seperti itu,” lagi sebuah dengusan Devan loloskan. Menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak suka.

“Uncle lihat postingan instagramku? Uncle punya instagram?” tanyanya beruntun dengan nada tak percaya.

“Gak boleh?!” ketus Devan menutupi rasa malu. Terlebih ketika tawa Salvia terdengar, Devan yakin bahwa rona merah kini menghiasi wajahnya.

Bukan gak boleh. Aku cuma gak nyangka aja kalau ternyata Uncle juga main instagram. Aku kira Uncle cuma main saham,” ucapnya dengan sisa kekehan yang masih terdengar geli. Hal yang membuat Devan kembali mendengus, dan merutuki kecerobohannya membongkar pemantauannya yang tidak langsung. Devan yakin gadisnya itu akan makin besar kepala sekarang.

Memilih tidak lagi menanggapi, Devan memutuskan sambungan setelah kembali memperingati Salvia untuk tidak dekat-dekat dengan pria lain. Setelahnya Devan kembali sibuk dengan pensil dan buku gambarnya. Melanjutkan desain taman bermain keponakan mungilnya. Ada beberapa detail yang harus Devan tambahkan sesuai permintaan Drizella dan Darian.

Tadi Devan sempat tidak fokus karena memikirkan Salvia yang tidak lagi memberi kabar setelah mengucapkan terima kasih untuk uang yang Devan kirimkan ke rekeningnya. Tidak tahunya gadis itu sedang bersenang-senang dengan teman-temannya. Padahal Devan gelisah di tempatnya. Kesal juga sebenarnya karena semalam gadis itu tidak mengatakan apa-apa mengenai rencana pergi dengan teman-temannya, dan pagi-pagi malah menampakkan diri dengan penampilan yang sudah segar dan cantik, meminta uang untuk pergi.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang