My Lovely Uncle - Bab 52

3.6K 215 7
                                    

Happy Reading!!!

***

Seperti yang Shamanta minta kemarin, Devan mengantar wanita itu ke bandara. Tapi karena tidak ingin gadisnya cemburu dan berpikir yang tidak-tidak, akhirnya Devan mengajak serta Salvia.

Shamanta tidak keberatan, tapi tidak juga mengizinkan secara terang-terangan. Perempuan itu hanya memutar bola mata, dan memilih tidak menanggapi. Duduk anteng di mobil yang Devan kemudikan tanpa sama sekali membuka suara. Hanya ketika jalur mana yang harus mereka ambil Shamanta menggunakan suaranya, selebihnya Shamanta bungkam.

Devan sendiri tidak memiliki niatan untuk mengajak bicara karena selain bingung ingin membahas apa, Salvia menjadi objek yang ingin lebih Devan perhatikan. Maka dari itu hingga tiba di bandara, Devan memilih menanggapi Salvia, sampai tak lama kemudian sosok yang Shamanta jemput menunjukkan diri dengan beberapa orang berpakaian hitam mengekor dibelakangnya. Membuat Salvia tak bisa menutupi ketakjubannya.

“Wow, he is very handsome.”

Dan mendengar itu bukan hanya Devan yang menoleh, tapi juga Shamanta dengan kerutan dikeningnya, tapi kemudian senyum sombong Shamanta tunjukkan pada calon istri Devan itu. “He’s mine.” Setelahnya Shamanta melangkah meninggalkan Salvia dan Devan, menghampiri pria tampan nan gagah itu. Menimbulkan decak iri Salvia, terlebih ketika pria yang berjalan sendiri dalam balutan kemeja maroon dan celana bahan hitam itu merentangkan tangan, menyambut pelukan Shamanta dengan senyum lebar yang sialannya menambah kadar ketampanan pria itu.

Sungguh, Salvia tidak bisa berpaling dari sosok itu. Membuat Devan berdecak tak suka dan segera menghalangi arah pandang gadisnya. Tatapannya tajam sarat akan rasa kesal. Namun Salvia malah berlaga tak paham dengan tatapan Devan, berusaha menyingkirkan Devan yang menghalangi pemandangan indahnya. Sayangnya usahanya tidak membuahkan hasil sebab Devan begitu kokoh. Membuat Salvia mendengus dan membalas tatapan Devan tak kalah tajam.

Uncle apa-apaan sih!” serunya tak terima.

“Jangan pernah memuji laki-laki lain, terlebih dihadapanku!” ujar Devan penuh peringatan.

“Tapi dia memang tampan Uncle,” bantah Salvia, seraya kembali berusaha mencuri lihat ke belakang punggung Devan, dimana sosok tampan yang belum diketahui namanya itu berada bersama Shamanta. Tapi usahanya tetap sia-sia, karena Devan dengan segera menahan wajah Salvia agar terfokus padanya seorang. Devan tidak rela Salvia menatap pria lain selain dirinya, meski tahu bahwa pria itu telah dimiliki Shamanta dan belum tentu akan tertarik pada Salvia sebagaimana dirinya tertarik pada gadis itu. Tapi tetap saja Devan tidak suka binar yang biasanya diberikan padanya, diberikan pula pada pria lain.

Tidak. Devan tidak akan pernah membiarkan itu.

“Tetap saja kamu tidak boleh memujinya.”

“Kenapa? Uncle cemburu?” tebak Salvia dengan nada menggoda. Berhasil membuat Devan salah tingkah. Dan melihat itu Salvia semakin gencar menggoda sang paman, hingga sebuah deheman terdengar, mengalihkan keduanya.

“Devanka, benar?” pria yang membuat Salvia tak berkedip itu menyapa Devan dengan ramah seraya mengulurkan tangan, yang bukannya diterima Devan, tapi malah justru di ambil alih oleh Salvia. Mengejutkan Devan juga pria itu sendiri. Sementara Shamanta mendengus dan memutar bola mata seperti biasa.

“Aku Salvia,” ucapnya tanpa sama sekali ada yang bertanya. Pria yang menggandeng Shamanta itu terkekeh pelan, lalu mengangguk memahami keterpesonaan gadis itu.

“Saya Tyaga. Senang berkenalan denganmu, Salvia,” balasnya dengan senyum ramah yang lagi dan lagi membuat Salvia tidak mampu berkedip saking terpesonanya.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang